Chapter 8: Unbreakable Vow

2.5K 261 36
                                    

Perempuan itu melewati gerbang kuat dan tinggi bersama lelaki berstruktur rahang kuat yang ia genggam tangannya. Lelaki berwajah pucat yang berjalan sedikit di belakangnya, tak begitu menghiraukan pegangan tangan itu karena matanya berkeliling menikmati pemandangan pertokoan yang cukup ramai terutama karena murid Hogwarts mengadakan kunjungan.

Lelaki yang menggenggam tangannya mengarahkan pandangannya kepadanya "Ada yang mau kau beli, Jade?"

Jade menggelengkan kepalanya. Berjalan bersamanya saja sudah cukup. Lagipula, ia tidak memiliki banyak galleon di kantongnya.

Galleon adalah salah satu uang di dunia sihir yang berupa koin berwarna emas. Satu galleon bernilai sekitar 10.17 USD. Selain galleon, ada pula sickle yang berupa koin perak dan knut yaitu koin perunggu. 17 sickles setara dengan 1 galleon dan 493 knuts setara dengan 1 galleon.

"Hey, Zayn! Kemarilah sebentar!" panggil seorang perempuan dengan wajah oriental dan rambut panjang berwarna hitam yang berponi.

Ia melepaskan genggamannya, "Jade, aku menghampiri Cho sebentar, ya? Kau tidak apa-apa kan? Nanti aku menyusul."

"Oh, tentu saja tidak apa-apa." jawab Jade, membuat Zayn tersenyum.

"Kalau begitu, akan kutemui kau di Madam Puddifoot setelah urusanku dengan Cho selesai." Zayn mengelus pipinya dengan lembut, lalu menghampiri Cho.

"Ayo ke Honeydukes." ajak Hazza yang melihat kepergian Zayn, ia memposisikan dirinya di sebelah Jade. Menggenggam tangan Jade dan membawanya ke tempat yang ia sebut Honeydukes itu. Keduanya disambut dengan permen bermacam-macam bentuk. Betul, Honeydukes adalah toko permen di Hogsmeade.

"Kau boleh pilih permen apa saja yang kau suka, aku yang akan membayarnya."

"Benarkah?"

"Tentu saja."

Blood flavoured lollipop, exploding bonbons, jelly slugs. Semua terdengar mengerikan bagi Jade. Hanya saja sebuah permen bernama Bertie Bott's Beans dengan tag-nya 'every flavour beans' menarik perhatiannya. Every flavour, segala rasa. Akhirnya pilihan pun jatuh pada permen tersebut. Hazza membeli Chocolate Frog bersamanya.

Setelah membayar, Hazza segera membawa Jade ke tempat yang Zayn sebut. Madam Puddifoot's Tea Shop. Dentingan bel berbunyi ketika mereka memasukinya. Tempat itu tidak luas, dekorasinya sangat ramai dan berenda. Hampir di setiap meja, terlihat pasangan yang sedang bermesraan. Bahkan, ada pula yang bercumbu. Sedikit canggung rasanya memasuki ruangan dengan orang-orang yang tengah bermesraan.

Namun, Hazza cuek saja seperti ia sudah biasa memasukinya. Maka, Jade berusaha untuk tidak terlalu canggung dengan situasinya.

Sebuah meja untuk dua orang mereka tempati. Jade membuka bungkus permen yang ia beli dan menatapnya dengan tatapan meneliti. "Apakah rasanya berbeda-beda?"

"Tentu saja berbeda, akan ada segala rasa."

Ia mengambil secara acak permen tersebut. Tanpa berpikir panjang, ia langsung langsung memasukkannya ke dalam mulut dan mengunyahnya. Kunyahan itu berhenti ketika ia merasakan sebuah rasa yang janggal di lidahnya. Rasa yang membuat bagian dekat rahang dalamnya mengeluarkan cairan. Ia segera memuntahkan permen tersebut. Tangannya meraih segelas teh di depannya dan meneguknya dengan berantakan.

"Rasa apa?" tanya Hazza penasaran.

"Entahlah, kurasa seperti darah atau sesuatu semacamnya."

"That's not too bad, aku mendapatkan rasa kotoran kuping saat pertama aku mencobanya."

School of MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang