The Problem

19.2K 2.2K 342
                                    

Rumah mewah Ten sudah disulap menjadi bak istana. Dekorasi untuk acara ulang tahun ibunya amat sangat indah. Suasananya serba putih, banyak bunga disetiap sudut ruangan. Acara akan dimulai sekitar pukul 6. Saat ini Ten dan keluarganya tengah berias diruangan kamar masing-masing dengan makeup stylish langganan keluarganya tentu saja.

Lelaki manis asal Thailand itu sedang mematut dirinya didepan cermin. Ia baru saja selesai berganti baju. Wajahnya sudah dipoles makeup makeup, membuatnya berkali kali lipat terlihat cantik sekaligus manis.

Ten mengecek arlojinya. Menunggu seseorang datang. Ini masih pukul 5 omong-omong, ia harus menunggu kurang lebih satu jam lagi dan entah kenapa dirinya tiba-tiba menjadi gugup.

Ia duduk dikasurnya, pikirannya melayang mengingat saat dirinya dan Johnny pulang dari acara kencan mereka. Dengan bahagianya ibunya itu mengundang Johnny dan memaksa lelaki tinggi itu untuk datang ke pesta hari ini! Astaga adakah mimpi buruk yang lebih parah dari ini?

Dan dengan bahagianya Johnny mengiyakannya! Ten mendengus kesal saat ibunya meninggalkan mereka berdua didepan rumah Ten. Ia ingat betul kata-kata Johnny saat itu.

"Wah sepertinya calon mertua sudah mulai merestuiku. padahal aku pun belum meminta restu langusung loh, tapi sudah mendapat lampu hijau."

Ten kan jadi jengkel! Mana saat berkata seperti itu wajah Johnny seperti om-om mesum pula. Tsk semakin besar kepala saja si raksasa itu.

"P'Ten! Keluar dari kamarmu sekarang juga karena pesta akan dimulai 15 menit lagi! Ibu mau kita semua menyambut tamu-tamunya."

Ten mengerang. Kenapa waktu berlalu begitu cepat? Dengan malas ia berjalan kepintu kamarnya lalu membukanya. Ia bisa melihat adiknya yang menggunakan white dress dengan flower crown dikepalanya tengah tersenyum lebar.

"Hai, bagaimana penampilanku? Sangat cantik seperti ratu bukan?"

Tanpa menjawab pertanyaan konyol adiknya, Ten berjalan melewati adiknya. Tidak peduli adiknya itu meneriaki bahkan mengutuki dirinya. Masa bodo, yang perasaannya sedang tidak baik saat ini karena seseorang didepan sana—

Oh! Fuck! Sejak kapan orang itu berada disini?! Terlebih dengan asiknya dia sedang bercengkrama bersama kedua orang tuanya! Langsung saja Ten menghampiri mereka bertiga yang tengah berdiri dipintu depan.

"Ah akhirnya kau keluar juga nak." Ucap ayahnya saat Ten menghampiri mereka.

"Sayang, bisa kau temani Johnny? Ibu dan ayah harus menyambut tamu yang lainnya." Ibunya berkata sambil mengelus lengannya.

"Kenapa harus ditemani? Biarkan ia duduk dan menunggu acara dimulai."

"Tidak tidak. Johnny itu tamu spesial ibu jadi harus ada yang menemaninya. Karena Johnny bilang ia temanmu maka kau harus bersama Johnny selama pesta berlangsung."

Ten menjatuhkan rahangnya. Oke ini bukan ide bagus. Ten harus segera mencari cara sebelum—

"Ibu tidak akan mendengar alasanmu Ten. Temani Johnny atau kau tidak ibu izinkan kembali ke korea."

—ibunya mengeluarkan jurus ancamannya. Double shit! Ancaman ibunya itu bukanlah ancaman biasa!

"Baik baik baik aku akan menemaninya!" setelah mengatakan itu Ten langsung menyeret tangan besar Johnny, berjalan menuju tempat duduk disudut ruangan.

Saat mereka baru saja mendaratkan bokong mereka di kursi, Johnny mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.

"Kau tampak luar biasa malam ini. Aku hampir saja menjatuhkan liurku saat melihatmu tadi."

Playboy's Tale ⭑ Jaeyong, Johnten, Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang