Let Me Take You [JohnTen]

12.2K 1.3K 94
                                    

Sesuai rencana, Johnny, Jaehyun, dan Mark membuat kesepakatan dengan orangtua Johnny. Butuh waktu sekitar 5 jam untuk mereka melakukan perjanjian yang tidak bisa dibilang sepele ini.

Entah sudah berapa kali Johnny menggebrak meja, melempar semua barang yang ada diatas meja, atau hampir meninju sang ayah. Tetapi untung saja itu semua tidak terjadi karena teman-teman serta ibu Johnny menahannya.

"Sialan. Tenggorokkanku kering sekali." Omel lelaki yang paling muda disana. Setelah keluar dari rumah Johnny, mereka langsung bergegas ke mobil dan melaju ke rumah tersembunyi milik Johnny.

"Ya, memang sialan sekali si tua bangka itu. Jika saja kita gagal membujuknya, aku yakin sudah menggorok kepalanya detik itu juga." Ucapan Johnny terdengar sadis saat ini. Membuat dua orang lainnya bergidik ngeri.

"Sekarang apalagi yang akan kau lakukan?" Jaehyun yang sedari tadi tidak berkomentar, kini mengeluarkan suaranya.

"Hmm." Johnny terlihat berpikir sejenak. "Aku akan mengemasi barang-barangku dan juga Ten tentunya. Dan kami akan pindah kerumah itu."

"Kau serius? Maksudkuㅡ orangtuamu masih belum menyukai dan menyetujui hubungan kalian. Bisa saja kan kalau kau lengah ayahmu aka mencelakai Ten?"

Ketiganya terdiam. Benar juga yang dikatakan Jaehyun. Seharusnya Johnny mempunyai kelemahan si tua bangka itu.

"Aku akan pikirkan nanti." Final Johnny. "Urusan nanti dirumah, aku akan menjaga Ten semampuku, dan aku tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya barang seujung rambutpun."

.
.
.

"Tulangku rasanya akan hancur." Mark mengeluh. Anak itu sedari tadi sibuk memukuli punggungnya karena lelah.

"Kalau tidak ikhlas membantu pulang saja sana." Itu Johnny, yang baru saja datang dengan sekaleng cola di tangannya.

"Begitu saja sensi sekali." Mark mencibir. Tubuhnya ia rebahkan di sofa super empuk milik Johnny lalu mendesah setelahnya. "Aaahh."

Taeyong membawa beberapa camilan dari dapur dengan Jaehyun yang mengintilinya. Lelaki manis itu menaruh nampannya di meja. Lalu mengambil duduk disebrang Mark.

"Dimana Ten?" Johnny mengambil cookies lalu menduduki kaki Mark. Membuat bocah itu mengaduh dan menendangi tubuh besar Johnny.

"Di kamar mandi kurasa? Entahlah. Terakhir yang kudengar ia ingin mandi."

Mendengar itu Johnny langsung melesat ke dalam kamarnya untuk menuju kamar mandi tanpa melihat eskpresi dari ketiga temannnya.

.
.
.

Ten memejamkan matanya kala air hangat menyapa kulitnya. Ia sedikit mendesah ketika merasakan pegal-pegal di tubuhnya perlahan menghilang berkat air hangat yang mengguyur tubuhnya.

Mematikan kran air, ia menuangkan sabun cair ke telapak tangannya. Mulai menyabuni tubuhnya dari atas hingga kebawah, sesekali ia memijat bahu dan pinggangnya.

Saat merasakan ada sebuah tangan yang melingkar di pinggangnya, Ten sedikit terlonjak. Namun sedetik kemudian ia tersenyum kala merasakan tangan tersebut sekarang tengah memijat lembut pinggangnya.

"Kenapa menyusulku?" Tanya Ten, kepalanya ia tolehkan kesamping guna melihat wajah orang terkasihnya.

"Hanya ingin?" Johnny terkekeh. Ia mengecupi pipi sang kekasih, tangannya masih memijat sambil sesekali mengelusnya.

Tiba-tiba Ten membalik tubuhnya, berhadapan langsung dengan tubuh tinggi Johnny.

"Johnㅡ"

"Aku tahu. Kau masih ragu dengan keputusan ini, kan?"

Playboy's Tale ⭑ Jaeyong, Johnten, Markhyuck ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang