BAB 15

2.3K 266 82
                                    

----- frozen flower----


Mungkin diantara sekian ribu khayalan manusia, pernah terbesit harapan konyol. Menginginkan segala sesuatu yang indah tanpa berusaha.

Mendapatkan tiket berlibur keluar negri dengan cuma-cuma misalnya, dan bodohnya kita manusia selalu menghayalkan sesuatu yang tak mungkin terjadi.

Hidup itu seperti sebuah rumus ekonomi sebagai perumpamaan.
Dimana hutang berbalas piutang.
Beban berbalas pendapatan.
Dan aktiva ataupun harta berbalas dengan modal.

Ringkasnya adalah apa yang kita usahakan tidak akan jauh berbeda dengan apa yang kita hasilkan.

Tetapi bagaimana dengan Alan kim, pejuang tangguh berusia 18 tahun yang memendam sebuah rahasia dari ayah dan keluarganya sendiri demi sebuah janji.

"Jangan katakan pada siapapun al, biarkan mama yang menyelesaikannya sendiri, karena ini semua mama yang memulainya".

Demi ketakutan terbesar didunia ini, hati batu dan emosi Alan kim luluh dan menghangat berkat sentuhan nyaman pada sejumput rambut hitamnya.

Pagi yang cerah bersambut dengan ketukan pintu dari luar kamar yang cukup pantas bila dibilang bekas terjangan badai angin muson timur.
Alexa dengan mata sembabnya mengulas senyum selamat pagi untuk saudara beda 10 menitnya itu.

"Ternyata  badai kemarin menerjang ruangan ini cukup hebat." sebuah sindiran telak yang tak diindahkan olehnya.

20 menit dirasa cukup untuk gadis mungil bermata bulat itu berhias.

"Morning daddy, Morning al.." ada sebuah jeda yang tercekat di tenggorokan Alexa, bibirnya masih belum terbiasa untuk mengatakan hal semacam ini.

"Morning papa" lirih dengan seutas senyum paksaan. Bohong bila alexa mengatakan dia baik-baik saja setelah kebohongan bertahun-tahun yang tertutup rapat.

Sarapan yang tenang sebentar lagi akan berubah menjadi haru setelah sebuah kalimat telak terlontar secara manis.

"Aku tidak pernah membayangkan jika jhoshep alianskai kim adalah ayah kandungku, ternyata dia masih sangat tampan hingga saat ini.
Jadi papa katakan padaku Apakah aku begitu menyerupainya, seperti Alan yang menyerupaimu?."

"alexa cukup!." jengah sudah alan menjelaskan untuk kesekian kalinya.

"Alan! ." kini yang paling tua dari keempat manusia itu bersuara. Roger tidak bisa menerima jika anak perempuan kesayangannya dibentuk seperti itu.

"maafkan papa sayang". bukan jawaban yang didengar olehnya, melaikan seorang pria dewasa yang tengah berlutut disamping kursinya. Memohon ampunan pada anak gadisnya yang selama ini telah dia tipu mentah-mentah.

"im fine." sesingkat itu alexa menyuarakan kekecewaanya. Melangkah pergi dengan berjuta kekecewaan yang bersembunyi dibalik senyum kecutnya.


Hari itu meski tumpukan salju menutupi jalan, matahari bersinar sangat cerah namun tak secerah aura yang tepancar pada wajahnya. Setidaknya itulah yang dapat victor simpulkan.

 FROZEN FLOWER 'The Lady Kim From Wu'  Revisi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang