Satu jam, dua jam hingga akhirnya hari telah berganti aku tak juga menemukan Sehun di rumah. Ini aneh, kenapa aku menunggunya? Mungkin saja Sehun sedang lembur di kantor, sudah sewajarnya hal itu terjadi.
Bukan satu atau dua kali ini Sehun tidak pulang ke rumah, ini salah satu konsekuensi yang masing-masing harus kami terima, dan karena aku paham bagaimana dunia Sehun –yang juga duniaku, aku tak menghubunginya sejak semalam. Aku tak ingin menjadi pengganggu pekerjaannya. Tapi, rasanya ada perasaan yang tidak enak. Seperti ada yang kosong.
Aku mulai bangkit dari tempat tidur, dan saat bercermin aku melihat lingkaran hitam dibawah mataku semakin pekat. Eiy! Panda di depanku sejak kapan muncul? Sudahlah, percuma saja jika menyesal sekarang, lagipula dengan beberapa krim wajah juga akan menghilang sendirinya.
Aku berjalan menuju dapur dan melihat tak ada apa-apa di dapur kami, hanya selai kacang dan beberapa iris roti gandum. Melihat itu, aku sama sekali tak berselera makan, dengan brutal aku melihat isi lemari es dan akhirnya aku menemukan ayam goreng yang kubeli dua hari lalu, sepertinya jika dihangatkan sebentar ayam ini akan kembali bagus.
Ayam itu memang kembali berwarna coklat keemasan seperti saat aku membelinya kemarin, tapi tidak dengan perutku, rasanya seperti diaduk-aduk. Rasa mual dan asam memenuhi rongga mulutku. Oh tidak, asam lambungku naik.
Dengan tergesa-gesa aku mematikan api kompor dan berlari menuju wastafel untuk memuntahkan isi perutku, tapi tak ada yang keluar hanya cairan mulutku yang mengalir. Aku berjalan menuju lemari P3K berniat mengambil obat maag tapi mataku terhenti saat melihat tanggal di kalender. Aku perempuan yang tahu pasti kapan siklusku datang, dan dua bulan ini aku tak menyadari jika siklusku terhenti. Jika hitunganku benar, sudah pasti ada makhluk lain yang tengah menghuni tubuhku sekarang.
Setelah meminta izin satu hari dari kantor, aku segera memeriksakan kandunganku. Dan ternyata tebakanku benar, saat ini usia kandunganku menginjak minggu kelima. Ada janin dalam rahimku, dan rasanya ajaib. Dalam tubuhku sekarang ada nyawa lain, menyadari ini membuatku tersenyum lebar.
Mungkin ini yang dinamakan naluri seorang ibu, aku tak begitu mengharapkan akan segera memiliki anak tapi ketika ia hadir, entah darimana datangnya aku merasa semua yang kulihat jadi lebih meriah. Lalu Sehun? Aku tak tahu apa ia akan bahagia atau tidak, seharusnya ia bahagia karena ini anaknya. Baiklah, aku memutuskan akan meminta Sehun untuk pulang malam ini, bagaimanapun ia harus segera tahu tentang kehadiran anak kami.
Tiba-tiba terlintas keinginanku untuk menyiapkan masakan buatanku sendiri untuk makan malam kami, berita bahagia tentunya harus disampaikan dengan cara yang unik, bukan? Bagiku memasak sendiri termasuk cara yang unik.
Setelah membeli bahan-bahan makanan yang dapat kumasak, aku berjalan menuju halte bis. Karena saat berangkat tadi terlalu tergesa-gesa aku lupa membawa mobil sendiri, tapi itu bukan masalah bagiku, dengan berjalan aku jadi memiliki waktu santai dengan calon bayiku sebelum bekerja keras di dapur nanti.
Ibu, inikah rasanya saat dulu aku hadir di perut ibu. Ada rasa bahagia dan juga takut di saat yang sama, karena dalam perutku juga ada nyawa lain aku jadi takut salah berjalan sedikit saja membuat bayiku kesakitan di dalam sini. Aku duduk di halte bis dan mengambil ponselku, lalu menekan nomor satu dan saat deringan pertama Sehun segera menjawab,
"Yeobeoseyo, ada apa Soo?"
"Ah tidak, sekarang kau ada di mana Hun?"
"Di kantor. Kenapa? Kau membutuhkan sesuatu?" aku menggeleng dan seketika lupa jika Sehun tidak melihatku,
"Tidak, aku hanya ingin tahu, malam ini kau bisa makan malam di rumah?" Aku segera mengunci mulutku, kenapa aku terdengar seperti pemeran wanita dalam drama tv yang sering Baekhyun tonton? Dan, hei! Ada apa dengan jantungku, kenapa berdetak sangat cepat?
KAMU SEDANG MEMBACA
Blinded [✔]
Fanfiction❤[Kyungsoo's Point Of View]❤ Karena aku tak pernah tahu jika mencintaimu harus sesakit ini. -Kyungsoo- Highest rank #8 in Crackpair #23 in Hunsoo