Saat ini aku duduk di kursi sementara Sehun membersihkan kakiku yang tersiram kopi dengan air dari kran. Sehun dengan hati-hati membersihkan kakiku, seakan ia terbuat dari kaca. Menurutnya, luka bakar seperti ini harus di sembuhkan dengan air mengalir agar tak meninggalkan bekas.
Oh Sehun, sebenarnya apa yang sedang kau lakukan padaku? Belum sampai satu jam aku memergokimu dengan perempuan lain, tapi kemudian kau rela berdesak-desakan dalam bis demi mengikuti keinginanku dan kini, entahlah pernikahan kita ini apakah hanya permainanmu?
"Ehm, Luhan itu sahabatku saat kuliah, dulu ia kuliah di Korea lalu setelah lulus kembali ke China. Luhan lah yang membantuku untuk melakukan penelitian dengan warga setempat, kau juga tahu kalau bahasa Mandarin ku tak begitu sempurna. Kemarin saat kami akan pulang, Luhan ikut ke Korea juga. Ia menginap di rumah salah satu temannya, tadinya aku ingin menawarinya menginap di sini tapi aku takut jika itu akan membebanimu"
Aku terdiam seraya mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Sehun. Terdengar masuk akal tapi aku tetap tak mau percaya. Aku hanya ingin diam saat ini, atau mungkin aku akan bertanya pada Baekhyun apa yang terjadi padaku dan apa yang harus kulakukan.
"Cha, sepertinya sudah selesai," Sehun mengambil handuk kecil dan mulai mengeringkan kakiku.
Aku mulai risih dengan perhatian Sehun dan mengambil handuk yang ada di tangan Sehun,
"Aku bisa melakukannya sendiri"
"Soo, kau mempercayaiku kan?" Sehun menengadah berusaha menemukan tatapanku, dan tanpa kusadari air mataku menetes begitu saja.
"Apa yang sudah kau lakukan padaku Sehun? Tolong hentikan, rasanya sakit" ucapku dengan suara pelan.
Ketika Sehun menarikku ke dalam pelukannya, aku mulai menangis sesenggukan. Ia mengelus rambut hingga punggungku,
"Maaf, maafkan aku Soo. Aku hanya mencintaimu, percayalah padaku"
Ini adalah pertama kalinya kata cinta hadir dalam rumah tangga kami, efeknya sangat besar untukku. Karena akhirnya aku tahu, entah sejak kapan aku juga mulai mencintai suamiku.
[∆]
Rencana memasakku hari ini batal, setelah acara pengakuan cinta di kamar mandi itu Sehun segera kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaannya sementara aku terdiam di atas tempat tidur dan mencoba menata perasaanku sendiri.
Aku pun menyentuh permukaan perutku, di dalam sini ada calon anak kami. Hari ini belum begitu terasa ada perbedaan, tapi mungkin beberapa bulan ke depan tubuhku akan memperlihatkan perubahan. Tapi jelas, perasaanku kini telah berubah pada pernikahan kami.
Demi anak ini, dan perasaanku yang baru kusadari pada Sehun, aku harus mempertahankan pernikahan kami. Meski Sehun mengatakan bahwa Luhan hanya sahabatnya, aku tetap merasa terancam karena kehadiran Luhan di dekat Sehun. Terlebih Luhan tentu lebih mengenal Sehun dibanding aku, istrinya sendiri.
Aku menyambar ponsel dan segera menghubungi Baekhyun, aku yakin Baekhyun paham akan kondisiku dan dapat memberiku jalan keluar. Deringan pertama, kedua hingga akhirnya aku hanya mendengar suara operator seluler, Baekhyun tak menerima panggilanku.
Kepalaku rasanya berat, aku ingin minum. Setelah minum bergelas-gelas air putih, aku berjalan kembali ke dalam kamar tapi tiba-tiba aku merasakan dorongan yang sangat kuat untuk masuk ke dalam ruang kerja Sehun. Sebenarnya ini juga ruangan kerjaku di rumah, tapi Sehun lebih sering menggunakannya karena aku tak suka membawa pulang pekerjaan dari kantor ke rumah.
Jantungku berdebar kencang saat membuka pintu, aku tahu yang akan kulakukan sekarang ini dapat dikatakan mengganggu privasi Sehun, karena aku ingin melihat isi laptopnya. Aku ingin tahu seperti apa suamiku. Satu atau dua kali aku pernah melihat Screensaver di laptop Sehun yang menyajikan foto-fotonya ketika kecil, mungkin di dalam sini ada lebih banyak foto dibanding yang pernah kulihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blinded [✔]
Fanfiction❤[Kyungsoo's Point Of View]❤ Karena aku tak pernah tahu jika mencintaimu harus sesakit ini. -Kyungsoo- Highest rank #8 in Crackpair #23 in Hunsoo