"Maaf, karena aku tak pernah tahu apa arti dari mencintai" -Do Kyung Soo-
[∆]
"Benar, aku baik-baik saja. Kemarin aku menghubungimu karena aku sedang merindukanmu"
"Aish! Jangan berbicara gila seperti itu Kyung, menjijikan! Kalau ada yang mendengar bisa jadi mereka mengira aku ini selingkuhanmu."
Aku hanya bisa terkikik sambil mengganti sepatuku dengan sandal rumah. Hari ini aku pulang terlalu larut karena harus menganalisa kasus terbaru, aku hampir tak menyadari langit telah berubah gelap.
Dalam perjalanan pulang tadi aku sempat takut terlambat menyambut Sehun pulang, tak seharusnya seorang istri pulang terlambat dibanding suaminya. Errrr baiklah dulu satu atau dua kali aku sering pulang larut dan menemukan Sehun yang tertidur di ruang kerja, tapi tidak kali ini. Aku akan berubah, ingat, kan?
Dan ketakutanku sirna begitu membuka pintu, seluruh ruangan masih gelap tak ada satu lampu yang menyala. Mungkin Sehun masih dalam perjalanan dari bandara, setelah ini aku akan menghubunginya.
"Kenapa rasanya begitu menjijikan, aku benar-benar merindukanmu—" Kalimatku terhenti seketika, lampu ruang tamu dan beranda tempatku berdiri menyala. Saat ini Sehun tengah berdiri menyandarkan punggungnya sambil melipat kedua tangan di depan dada, ia hanya berjarak beberapa meter di hadapanku.
Aku menghela nafas kecewa, rencanaku menjadi istri berbakti sedikit gagal. Ia sudah lebih dulu tiba di rumah. Mungkin hanya berselang beberapa menit, karena aku menemukan jasnya tersampir di punggung sofa. Tapi tunggu, kenapa Sehun menatapku dengan tajam?
Ada aura kelam yang sebelum ini belum pernah kurasakan keluar dari tubuhnya, membuatku serta merta membeku di tempat ketika Sehun dengan gerakan perlahan berjalan menghampiriku.
"Siapa itu?" Desis Sehun ketika jarak kami sudah dekat,
Aku tak mampu mengeluarkan suara, dan tanpa menunggu jawabanku, Sehun dengan cepat merebut ponsel yang masih menempel di telingaku. Ketika ia dengan beringas merebut ponsel itu, sebuah pencerahan datang dan membuatku sangat tertarik melihat ekspresi yang akan Sehun keluarkan saat ini.
"Ya! Do Kyungsoo! Kenapa kau diam saja?! Apa yang terjadi?!"
Sehun dengan cepat menjauhkan ponselku dari telinganya ketika teriakan Baekhyun yang hampir memecahkan gendang telinganya. Sehun segera mengembalikan ponselku dan warna mukanya berubah dari pucat pasi menjadi merah padam menahan malu.
Dengan sangat jelas aku melihat semua perubahan pada dirinya karena kulit Sehun yang putih cenderung pucat itu. Tanpa berkata apa-apa lagi Sehun segera berbalik dan meninggalkanku yang menahan tawa geli, suamiku saat cemburu sangat menggemaskan.
"Maafkan aku Baekkie, tadi aku hanya sedikit terkejut. Oh ya, Sehun sudah pulang dan memberikan sedikit surprise untukku"
Lagi-lagi aku harus menahan tawa saat mendengar suara benda jatuh dari dalam kamar, entah apa yang Sehun jatuhkan sekarang. Setidaknya aku jadi tahu kebiasaan Sehun ketika malu atau panik, ia akan menjadi sangat ceroboh dan menjatuhkan barang yang dilewatinya.
Mungkin tadi Sehun berniat memberikanku kejutan dengan tak menyalakan lampu-lampu ruangan meski hari telah malam, tapi sebaliknya ia yang terkejut ketika mendengarku mengatakan rindu pada orang lain, yang tak lain sahabat perempuanku sendiri.
Padahal saat aku mengatakan rindu pada Baekhyun itu hanyalah sebuah alasan agar Baekhyun tak lagi mencecarku dengan menanyakan alasan aku menghubunginya kemarin, saat aku akan menceritakan masalah rumah tanggaku padanya. Setelah kupikirkan kembali, ada baiknya jika Baekhyun tak menerima panggilanku, lebih baik aku menyimpan masalah ini untukku sendiri, aku takut Baekhyun akan memberikan pendapat yang malah membuat perasaanku semakin tak tenang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Blinded [✔]
Fanfiction❤[Kyungsoo's Point Of View]❤ Karena aku tak pernah tahu jika mencintaimu harus sesakit ini. -Kyungsoo- Highest rank #8 in Crackpair #23 in Hunsoo