Ramadhan

176 7 0
                                    

Marhaban yaa Ramadhan...

Selamat datang bulan Ramadhan, Bulan yang penuh berkah dan ampunan.

Masih seperti ramadhan sebelumnya, minggu pertama bulan ramadhan aku berada di tanah rantau. Sahur dan buka puasa bersama teman-teman kostku. Alhamdulilah rezeki di bulan ramadhan, Ibu Kost selalu memberi takjil untuk kami. Menu takjil yang diberikan setiap hari beda-beda, terkadang kolak, sup buah, es campur, atau sari kacang hijau.

Takjil yang sederhana seperti itu sudah membuat kami senang, karena bisa menghemat biaya pengeluaran makan anak kost wekawekaweka...

Cekrek!

Takjil pertama dari Ibu kost sudah siap upload di story whatsapp dengan caption "Terima kasih Ibu Kost" plus emoticon yang berjajar-jajar ada peluk, nyengir, cium, dan lainnya.

17.56 WIB, selamat berbuka puasa untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. Alhamdulillah, setiap hari dapat ucapan selamat berbuka dari televisi. Wekawekaweka.. enggak cuman di swalayan-swalayan yang eksis dengan sapaannya selamat pagi, selamat siang, atau pun selamat malam. Kali ini yang dibutuhin adalah selamat berbuka puasa. Sebelum aku lanjut makan, aku pun mengetik pesan singkat pada ibu.

*Selamat berbuka puasa Ibu dan Ayah lanjut dengan emoticon peluk dan cium.

Tanda centang dua sudah terlihat, pertanda pesan ku sudah terkirim ke whatsApp Ibu. Aku letakkan segera hp ku, dan aku siap untuk menyantap makanan yang aku beli dari warteg samping kost. Masakannya enak dan dijamin bersih. Terkadang kalau aku bosan di kost, aku pilih ke warteg tetangga Ibu Kost. Aku sudah biasa main kesana, karena warteg tersebut milik Ibunya Novi, teman satu kelasku.

Ting! Pesan masuk dari whatsApp. Belum juga satu suapan masuk ke mulutku, tanganku langsung sibuk mengambil hp.

"Eitss!!! Makan dulu Arin, dianjurkan untuk berbuka puasa dengan segera." kata Mina mengalihkan pandanganku yang akan melesat ke layar hp.

"Hehe.. Iya Min, tapi.."

"Enggak ada tapi-tapian, buruan makan, terus shalat magrib."

"Siap komandan cantik." kataku sambil manyun-manyun di depan muka Mina. Mina pun ketawa dan geli melihatku seperti itu.

Selesai makan, aku shalat maghrib berjamaah dengan teman-teman satu kostku dan tentunya yang menjadi imam adalah Mina, karena bacaannya sudah bagus. Seperti biasa, aku sempatkan untuk membaca al-Qur'an walaupun hanya 4 halaman. Ramadhan tahun ini masih seperti ramadhan tahun kemarin, aku punya target untuk khatam Al-Qur'an.

"Shadaqallahul'adzim.."

"Rin, aku tunggu di depan ya.." kata Mina yang menandakan akan segera ke masjid untuk melaksanakan shalat tarawih.

Ramadhan selalu memiliki cerita tersendiri, di bulan ini orang yang jarang ke masjid menjadi orang yang ingin sibuk di masjid. Seperti halnya aku, setiap hari aku jarang ke masjid. Alasan pertama karena ada hadist yang mengatakan bahwa perempuan lebih utama shalat dirumah, kedua mayoritas jamaah shalat di masjid adalah laki-laki, dan alasan ketiga banyak dari teman-teman perempuanku yang malas shalat berjamaah ke masjid.

Alasan yang lebih dominan membuatku jarang ke masjid adalah alasan ke dua. Karena, aku adalah orang yang pemalu kalau sudah bertemu khalayak ramai laki-laki. Apalagi jamaah laki-laki di masjid yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kostku adalah teman-teman dari kampusku.

"Assalamu'alaikum.." salamku ketika mulai memasuki rumah Ibu Kost setelah selesai shalat tarawih dari masjid.

"Ya udah ya Min, aku duluan ke kamar."

JilbabkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang