Kamu boleh menikah tetapi jangan membiarkan dia memasuki hatimu, karena hanya aku yang boleh ada di sana.
"Ma, kenapa susah sekali buat Mama menerima Becky? Memang apa yang salah dengan dia?" Leander bertanya dengan putus asa. Empat tahun sejak pertama kali dia memperkenalkan Becky sebagai calon istrinya, namun hingga hari ini hati ibunya tetap tidak dapat menerima kehadiran wanita itu.
"Lee, Mama juga tidak mengerti. Hanya saja selalu ada yang mengganjal di hati Mama jika memikirkan masa depan kamu bersama Becky. Dia sepertinya bukan pasangan yang tepat untuk menghabiskan hari tua bersama." Sampai hari ini, Adelia masih tidak mengerti. Sebenarnya tidak ada yang kurang dalam diri seorang Becky. Dia adalah wanita cantik dengan karier yang gemilang. Entah apa yang membuat hati Adelia begitu sulit untuk menerima wanita itu menjadi pendamping hidup putranya. Mungkin karena Becky terlalu sempurna.
"Lalu wanita seperti apa yang menurut Mama baik untuk aku? Ma, hubungan ini aku yang menjalani. Kalau suatu saat aku menikahi Becky, aku yang akan hidup bersama dia. Bukan Mama!"
"Mama tahu itu, Sayang. Tapi hati Mama tidak rela," ujar Adelia dengan tatapan lembut.
"Sudah cukup, Ma! Aku lelah dengan pembicaraan ini. Kita nggak pernah mencapai kesepakatan apa pun, Ma!" Leander memilih mengakhiri pembicaraan ini. Dia beranjak dari meja makan dan meninggalkan kedua orangtuanya.
"Maaf, Lee." Adelia meraih lengan Lee untuk menahan putranya, namun segera ditepis oleh Leander.
Leander bergegas meninggalkan meja makan menuju kamarnya di lantai atas. Namun baru beberapa langkah dia berlalu, suara ayahnya menggema di ruang makan itu.
"Leander, nikahi gadis itu kalau memang itu keinginan kamu. Tapi tolong tanggalkan nama Adinata." Hanya itu yang diucapkan oleh Daniel. Pria ini tidak pernah banyak bicara, tidak juga senang mencampuri urusan anaknya. Namun kali ini, dia sudah membuat keputusan yang bahkan terdengar mengejutkan di telinga istrinya.
***
"Nikahi gadis itu kalau memang itu keinginan kamu. Tapi tolong tanggalkan nama Adinata."
Perkataan ayahnya terus menerus terngiang di kepala Leander. Untuk kesekian kalinya, orang tuanya kembali menentang rencana pernikahan mereka. Entah apa yang menyebabkan orang tuanya tidak menyukai Becky, Leander tidak mengerti. Tapi belum pernah ayahnya sampai semarah itu padanya, sampai meminta dia melepaskan nama keluarga.
"Axel ... Sayang ... Kamu dengerin aku nggak sih?" tanya Becky kesal. Dia sudah berbicara panjang lebar sejak tadi, tapi Leander sama sekali tidak menanggapi perkataannya.
"Sorry," balas Leander dengan senyum dipaksakan. "Kamu tanya apa tadi?"
"Aku tadi bilang, kalau aku dapat tawaran berduet dengan penyanyi asal Thailand. Album kami nanti akan digarap oleh label besar di Singapura. Prospeknya bagus, Sayang. Gimana menurut kamu?" tanya Becky sambil bergelayut manja di lengan kiri Leander.
"Kalau kamu suka, terima aja. Ini mimpi kamu sejak lama 'kan?"
"Iya. Padahal tadinya aku berharap kamu yang bakal orbitin aku buat go international," ujar Becky sedikit merajuk. Wanita muda ini begitu terobsesi untuk menjadi penyanyi kelas internasional. Padahal di usianya yang baru 30 tahun, Becky sudah menjadi seorang diva di Indonesia.
"Aku kan udah pernah bilang, kalau Chord Music belum punya rencana untuk menembus pasar luar. Kami mau memperkuat pasar lokal dulu." Leander bergerak mengambil remote dan mematikan televisi yang sejak tadi menyala namun tidak ditonton oleh mereka. Dia mengangkat kakinya ke atas coffe table di depannya, dan menyandarkan tubuhnya di sofa apartemen milik Becky.
KAMU SEDANG MEMBACA
Artificial Wife
ChickLitWattys 2018 - WINNER The Contemporaries "Jika seandainya untuk selamanya kamu tetap tidak bisa memandangku, setidaknya biarkanlah laguku tetap mengalun untukmu." Lee, seorang produser ternama, memutuskan untuk mengikat diri dalam sebuah pernikahan k...