17. FIRST CHRISTMAS

16.2K 1.4K 34
                                    

I was trying to daydream, but my mind kept wandering.

Steven Wright

"Dingin?"tanya Leander tiba-tiba ketika dilihatnya sejak tadi Ranice terus menggosok-gosokkan kedua telapak tangannya. Sore itu mereka sedang berjalan menuju gereja yang letaknya tidak jauh dari rumah Aunty Jane, beriringan denganseluruh keluarga besar Leander dari pihak ibunya yang sedari pagi tadi sudah berkumpul di rumah Aunty Jane.

"Mmm." Gadis itu mengangguk dengan sedikit menggigil.

"Kenapa nggak pakai mantel yang lebih tebal?" Leander menggeleng tidak percaya ketika memperhatikan mantel yang Ranice kenakan. Mantel yang lebih cocok untuk musim gugur, bukan untuk musim dingin seperti sekarang ini.

 Mantel yang lebih cocok untuk musim gugur, bukan untuk musim dingin seperti sekarang ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku kira nggak akan sedingin ini, Lee." Oh, Ranice tidak berbohong. Dia memang tidak tahu akan sedingin ini rasanya.

"Harusnya kamu tanya aku dulu. Kamu kan belum pernah tahu sedingin apa di sini kalau sedang winter, Rae." Leander berdecak tidak sabar.

"Ya maaf deh. Tapi dari tadi nggak sempat ketemu kamu. Tahu-tahu kita udah harus berangkat." Memang rumah Aunty Jane sudah ramai sejak pagi. Mereka semua sibuk mempersiapkan berbagai hidangan khas untuk menyambut Malam Natal. Ranice yang baru pertama kali melihatnya merasa sangat takjub menyaksikan segala keriuhan itu, dan dia tidak melewatkan kesempatan untuk bergabung dalam kesibukan para wanita di dapur.

"Kamu sih, terlalu semangat curi resep dari tante-tanteku." Leander mengacak puncak kepala Ranice. Ditahannya tangan Ranice agar gadis itu berhenti melangkah.

"Kenapa?" Ranice menatap bingung.

Leander yang sudah berdiri di hadapannya, melepaskan syal yang membelit lehernya dan mengalungkannya di leher Ranice. "Pakai ini, supaya lebih hangat. Kamu ini, udah pakai mantel tipis, nggak pakai syal, sarung tangan juga nggak dipakai. Ckck!"

"Aku nggak tahu. Soalnya kalau lihat di film-film kan biasanya kayak gini aja pakaiannya," jawabnya polos.

Leander menyentil kening Ranice.

"Aww!" Ranice menggosok keningnya sambil menatap kesal pada Leander.

"Kebanyakan nonton film kamu! Sama aja kayak Elle! Sekarang udah tahu kan kayak gimana dinginnya? Jadi besok-besok dipakai yang lengkap," perintah Leander.

"Aku nggak bawa ...," Ranice menggeleng bodoh.

"Kamu mau ke Eropa kok nggak persiapan yang baik sih?" tegur Leander. Sebenarnya salahnya juga yang tidak memberitahu gadis ini, padahal dia yang mengajakanya pergi. Ok, selama ini Leander memang tidak pernah peduli pada urusan Ranice.

Kini Leander melepaskan sarung tangannya yang sebelah kiri. "Pakai ini," perintahnya.

"Nggak usah, nanti kamu yang kedinginan ..." Ranice menggeleng menolak.

Artificial WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang