Enjoy ❤
Saya terima nikah dan kawin nya abigail Chavalia Efendi binti Adam Efendi dengan mas kawin tersebut di bayar tunai.
Setelah ucapan sakral itu resmilah sudah cewe serampangan itu menjadi istri aku, Abigail chavalia efendi cewe bar bar yang keras kepala dan hoby nya mencak mencak
Padahal kita itu di jodohkan, dia awal nya memang menolak, ya jelas lah aku juga menolak, memang nya dia siapa? Turun sudah derajat ku sebagai cowo terkeren dan terganteng bisa bisa nya ada cewe yang nolak untuk dijodohkan dengan ku
Tapi dia tetap lah istri ku ,jadi bagaimana pun sifat dia aku harus bisa menerima dengan lapang dada dan banyak banyak bersyukur saja
"Liaa... " teriak ku dari dalam kamar
"Apa sih? Jangan teriak teriak. Aku di dapur "
Cih katanya nya jangan teriak dan dia malah teriak juga. Dasar
Aku dengan bertelanjang dada dan hanya menggunakan handuk yang ku lilitkan di pinggang beranjak ke dapur untuk menemui Lia
Disana Lia sedang mencuci wajan yang sudah berlumuran busa ,aku memeluknya dari belakang dan sesekali menciumi pundak nya
"Isshh apasih Aro " kesal nya karena aku terus terusan menciumi pundak dan leher nya
"Baju aku kok ngga ada "
Selesai mandi tadi, di atas ranjang tidak ada pakaian yang biasa nya Lia siapkan untuk ku, setiap mau berangkat kerja Lia selalu menyiapkan baju atau pun keperluan ku tapi hari ini di ranjang bersih tidak ada satu pun baju ku
Bahkan ranjang pun masih berantakan belum di bereskan
"Ambil sendiri, jangan manja " katanya
Aku semakin gemas mengusel ngusel di lehernya membuat Lia memekik kesal
"Aroooo.. ""Makanya ambilin "
"Kamu kan ngga tugas hari ini, makanya aku ga siapin baju nya "
"Kok bisa gitu? Harus nya kamu jangan pilih pilih dong. Mau aku kerja atau ngga tetep aja harus di siapin " kataku
"Ck, kalo bisa sendiri kenapa ga ambil sih? Kenapa harus muter muter cari aku dulu padahal lemari tinggal di buka doang. Istri lagi mas--- hmpppp"
Dia itu ga akan berhenti sebelum aku cium. Dan benar saja dia langsung diam setelah ku cium dan di menit berikut nya langsung menjambak rambut ku dengan bringas
"Auw.. Sakit Lia.. "
"Dasar mesum "
"Apasih sama istri sendiri juga "
Dia mencebik dan meninju perutku, ugh sungguh ini sakit . Walaupun tidak semenyakitkan tinjuan laki laki tapi tetap saja rasanya sakit karena aku belum siap .
Lia dan sikap bar bar nya memang tidak bisa di pisahkan
Hebat sekali
"Ya tuhan Lia. Sakit "
"Makanya jangan mesum "
"Kan sama istri , emang kamu mau aku mesum nya sama cewe lain? "
Lia melotot tak terima dan aku harap tidak akan ada badai kemarahan sebentar lagi
"Awas aja kalo berani, aku panggang burung kamu " katanya membuat ku bergidik ngeri, entah harus bersyukur karna Lia tak mencincang aset ku atau harus takut karna Lia tidak akan main main dengan ucapan nya
"Iya makanya mesum sama kamu doang " kataku membela diri
Dia berdecak dan meletakan alat masak -yang tak ku tau apa nama nya itu- ke tempat nya
"Dan alvaro fernandez park, kamu akan ke kamar untuk berpakaian atau diam disini dengan handuk mu itu? "
"Ambilin " kataku kembali mendekap nya
"Aro, hitungan ketiga kamu ngga ke kamar juga. Satu minggu tidur di luar dalam artian tidak di dalam rumah tapi di luar pintu rumah "
Astaga, apalagi ini?
Tidak cukup kah dia mengancam akan memanggang adik kecil ku ? Dan sekarang dia tega sekali menyuruhku tidur di luar
Sungguh istri yang baik
"Tidak tidak. Aku akan mengambil baju ku sendiri " kata ku , melepaskan pelukan dan langsung ngacir ke dalam kamar
Yang benar saja! Dua minggu tidur tanpa Lia dengan alasan aku bertugas saja sudah membuat ku merana, apalagi sekarang tidak tidur dengan alasan di hukum istri sendiri.
Oh tidak, aku masih menginginkan malam malam hangat bersama LiaYa walaupun jika kita bersama akan selalu ada percekcokan yang sangat unfaedah tapi setidak nya kami saling menyayangi dan mengasihi. Memberikan kenyamanan pada sesama pasangan, saling terbuka dan saling memahami walaupun kebanyakan cekcok nya, sih.
Dan lagi lagi ada istilah yang cocok untuk Lia
Lia tanpa percekcokan itu bagai sayur tanpa garam. Kurang enak, kurang sedap. Ya seperti itulah kira kira
Setelah selesai berpakaian aku keluar dan menemui lia yang sudah duduk di kursi meja makan, mengecup bibir nya singkat sebelum aku mendudukan pantatku di depan nya
"Apasih cium cium " ketus nya
"Apasih lia, pelit amat " kataku
Lia mendengus namun tetap saja mengambilkan aku nasi goreng untuk sarapan kali ini. Ini yang aku suka dengan lia walaupun sering melawan tapi dia tetap melaksanakan kewajiban
"Kok banyak amat? " kataku ketika melihat nasi goreng yang menggunung yang lia ambilkan untuk ku
"Biar kenyang, biar berisi, biar gendut sekalian "
"Utukk.. Istri ku kalo ngambek lucu nya"
Aduh plis, itu hanya nya hiburan dan gombalan semata. Mana mungkin lia kalau ngambek lucu yang ada lia kalau marah serem sekali. Sadis,lihat saja mana mungkin aku memakan nasi goreng sebanyak ini
"Diam dan makan yang benar aro "
"Ah pusing serius terus . Kaya al aja " kata ku mendengus
Sebenarnya lia bukan orang yang sangat serius juga sih, lebih mending lah dari pada al yang susah di ajak becanda.
"Makanya makan. Nanti ngobrol nya"
"Ak---hmppp"
Bukan, suara teredam bukan karena ciuman. Hah itu mana mungkin!
Suara ku teredam karena nasi goreng yang Lia suapkan dengan mendadak ke mulut ku . Setelah berhasil menelan dengan baik aku kembali angkat bicara
"Sadis ih ke suami sendiri juga, suami baru pulang bukan nya di sayang sayang malahan di aniaya " kata ku memasang wajah memelas dengan mencebikan bibir
"Arooo MAKAAAAN " teriak nya
Aku mengangguk dan langsung memakan sarapan dengan baik.
Entah sampai kapan selesai nya kalau aku tetap meladeni kemarahan lia itu.
T b c
Karawang, 15 januari 2018
Regard, oh rumii

KAMU SEDANG MEMBACA
[3] Jodoh Untuk Aro #Cakra Series3
Short Story[17+] [cakra series 4] =Alvaro fernandes park = Start : 8 Maret 2018