[Tiga belas]

866 128 80
                                    

Enjoy 💕

Aku dalam kesulitan, kebingungan dan kegelisahan yang tidak pernah ku alami sebelumnya.disini ada Naya yang juga istri sah ku dan dia sama sekali belum mendapatkan apa apa ,baik nafkah lahir maupun batin dari aku yang merupakan suaminya tapi disisi lain ada Lia yang sedang sakit di rumah, aku tidak mungkin menginap di rumah bunda untuk menemani Naya sedangkan di sana Lia sedang merasa kesakitan.

Kami, aku dan Naya sudah berada di kamar saat ini.
sejak kami berbincang dengan bunda, kami tidak berbicara lagi sampai saat ini.Aku masih memerhatikan dia yang baru saja mandi dan menyisir rambut panjangnya. Sejujurnya,aku bingung ingin membicarakan hal apa dengan Naya karena kami belum membicarakan hal apa pun setelah kami menikah.

"Kamu menginap?" aku terkejut saat dia menatapku dengan pertanyaan tiba tiba

"Maaf,sepertinya aku ngga bisa Nay. Ga apa apa ya?" aku melihatnya mengangguk kemudian duduk di sebrang ranjang.kami duduk beriringan menatap lurus tembok dingin yang ada di hadapan karena sejujurnya aku tidak mungkin selancang itu untuk terus terusan menatapnya

"Ini sudah sore,mungkin Lia sudah nunggu kamu"

"Iya,maaf ya aku ga bisa bareng kamu disini,mungkin setelah keadaan Lia lebih baik aku akan menginap"

"Iya"

Setelah mengatakan itu aku langsung berdiri dan keluar dari kamar begitupun dengan Naya,aku berpamitan dengan bunda dan langsung keluar rumah.sebelum masuk ke dalam mobil Naya sama sempat mencium tanganku terlebih dahulu begitupun dengan aku yang mencium keningnya

Iya,aku mencium keningnya. Bagaimanapun dia juga istriku. Dia berhak mendapatkan apa yang seorang istri dapatkan,aku tidak mau menambahkan kesedihan di hidup dia setelah meninggalnya sang ayah dan keadaannya yang menjadi istri kedua ku.aku tau dia pasti sempat kaget ketika tau kalau dia adalah istri kedua karena sejujurnya aku belum sempat mengatakan kalau aku sudah mempunyai istri sebelumnya

"Hati hati" aku mengangguk dan langsung menyalakan mesin mobil menuju rumah ku bersama Lia

●0●

Saat aku sampai rumah, Lia sudah bangun dia sedang menonton TV dengan es krim di tangan nya

"Hey,  kau masih sakit sayang" kataku, dia memang sebandel ini kalau sedang sakit. Padahal kalau dia sehat dia jarang sekali makan ice cream

"Aku sudah lebih baik" kata dia

"Tapi tetap saja Lia, kamu belum sehat betul. Sekarang letakan es krim nya, oke? Oh iya kau sudah minum obat?" Lia menangguk tapi masih dengan memakan es krim nya

"Kemarikan es krim nya" aku mengambil es krim nya dan langsung menaruhnya di kulkas, kalau tidak begitu dia tidak akan mau berhenti memakan es krim

"Apa kita perlu bicara?" ucapku memecah keheningan, Lia tetap diam dan fokus menonton tivi seakan akan aku ini tidak ada di sampingnya

"Memang ada yang harus kita bicarakan?"

"Kau tau maksudku, Lia"

"Kamu mau mengajak dia kerumah kita?" tanya nya,  sejujurnya aku juga bingung harus berbuat seperti apa. Sebenarnya aku bisa saja membeli rumah lagi untuk tempat tinggal Naya tapi tidak mungkin aku bolak balik dari sini dan ke rumah baru dalam seminggu yang entah akan berapa kali.

Kalau terus terusan di rumah bunda, aku juga tidak enak dengan ayah apalagi dengan bunda. Kalau di bawa ke rumah ini bersama Lia,  mati saja aku!  Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan kedua istri ku kelak jika memang di pertemukan di masa masa panas seperti ini.

Aku memang percaya Lia tidak akan se jahat itu pada Naya, begitupun dengan Naya yang tidak mungkin menyelakai Lia, tapi tetap saja aku tidak enak jika mereka tetap di persatukan di rumah yang sama dalam waktu dekat ini.

"Kenapa diam?"

"Plis jangan menatapku seperti itu, aku merasa sangat bersalah sekali" dia menatapku dengan mata polos tanpa amarah namun juga tanpa ekspresi seperti tatapan kosong

"Aku ngga perlu dikasihani. Mungkin ada baiknya kamu menikah lagi dengan Naya, setidaknya dia bisa memberikan kamu keturunan kan?"

"No!  Jangan bilang seperti itu,Lia. Kamu tau, anak bukan segalanya bagi aku"

"Tapi dia bisa memberinya ,Aro"

"Aku tau" karna alasan aku menikahi Naya pun bukan karena kekurangan Lia.

"Aku tidak keberatan, aku memang sempat shock tapi aku sadar kekurangan aku. Kamu perlu penerus, kamu perlu keturunan"

"Lia plis,jangan bahas itu. Kita nonton drakor kesukaan kamu aja gimana?"

"Aku lagi bicara sama kamu, Ro" tatapan nya tetap datar, itu yang membuatku takut. Aku tau Lia sedang tidak dalam keadaan baik baik saja

"Aku ngga akan bawa naya kerumah kita kalau itu yang kamu mau dengar, dan sekarang ayo kita nonton drakor"

"Kamu ngapain sih bahas drakor terus!" intonasinya meninggi kemudian sudut bibir lia tertarik sedikit disusul tawa kecil yang sudah lama tidak pernah lia tunjukan lagi

Sebenarnya aku juga nggak tau kenapa bahas drakor terus tiba tiba saja aku ingat masa kecil ketika aku dan bunda selalu nonton drakor sama sama, itu memang sedikit menggelikan sih

Tawa kecil Lia menular kepadaku, entah kenapa rasanya sudah lama sekali Lia tidak tertawa walaupun hanya tawa kecil seperti tadi

"Oke aku serius, aku ngga akan bawa Naya kerumah kita dan itu udah jelas, oke?"

"Aku ngga keberatan kalau itu yang kamu takutkan dan aku juga ngga akan marah ataupun nyakitin Naya, kamu bisa bawa dia kesini karena  memang dia juga punya hak"

"Ngga, Naya ngga akan tinggal bareng kita" keukeuh ku

"Kamu mau terus terusan nyusahin bunda? Oke aku ngga akan ikut campur urusan rumah tangga kamu dan Naya, tapi coba kamu pikirin perasaan Naya, aku memang bukan orang baik Ro, karena memang sangat jelas aku marah sama kamu karna nikah lagi. Tapi aku juga ngga mungkin terus terusan nyalahin Naya yang sama sekali ngga bersalah"

Aku terdiam. Lia memang benar, aku ngga mungkin terus terusan ngerepotin bunda tapi aku juga tidak segila itu untuk bawa Naya kerumah ini

"Aku ngga bakal nyelakain Naya, Aro" kata Lia lagi ,aku tau Lia ngga sejahat itu tapi aku tetap ngga bisa

"Oke, aku bakal beli rumah buat Naya dekat sini" kataku akhirnya, tidak apa apa aku bolak balik dari sini ke rumah baru yang penting keadaan tetap aman terkendali

Itu saja sudah cukup. 

T b c

Oke guys, kalian ada di pihak siapa?

1 . Aro-Lia shipper

Atau

2 . Aro-Naya shipper

[3] Jodoh Untuk Aro #Cakra Series3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang