[sebelas]

1K 127 21
                                    

Sorry bgt ya baru update, ada banyak alasan kenapa aku lama update . Yang pertama tentunya karena aku terlalu fokus nonton asean game 2018 . Hoho 😂
Apalagi nonton babang Anthony sinisuka ginting yang sempat cidera pada saat melawan kang mas Shi yuki Q itu.  Ya ampun aku sampe nangis karna ngilu bgt liat keadaan babang ginting. Dia berjuang mati matian demi Indonesia gengsss.  Uhhh gemes pokonya ,tapi tenang aja bang walaupun kamu tidak memenangkan permainan kamu tetap memenangkan hati seluruh rakyat Indonesia ♥ eakkkk

Nah untuk alasan yang kedua yaitu...  Aku ga ada paket data
HA-HA-HA ini aja nyolong hotspot emak, karena emak ku lagi rapat di sekolah dan ngga bawa tab nya yasudah deh aku pake aja.  Hahaha

Aduh udah ya, pokoknya alasan nya banyak bgt kalo aku tulis semua bisa satu novel. Kasian babang Aro takut kalah saing :v

Enjoy 💕

Setelah sampai di rumah aku dan Lia belum bicara sama sekali, dia langsung turun saat aku akan memarkirkan mobil dan saat ini aku sudah berada di dalam kamar tapi Lia sedang berada di kamar mandi, aku rasa dia sedang membersihkan badan dan fikiran .

Aku tau, aku salah. Tapi aku tidak mungkin meninggalkan Naya begitu saja. Meninggalkan dia sebatang kara. Ok,dia memang sudah mendapat tunjangan beasiswa di luar negeri tapi tetap saja aku sudah berjanji pada ayahnya aku tidak mungkin mengingkari janji pada orang tua yang baru saja ku saksikan bagaimana ia meninggalkan dunia ini

Aku menoleh ketika mendengar suara pintu di buka, Lia keluar dari kamar mandi sudah lengkap mengunakan baju tidur nya, ini berbeda, dia tidak pernah memakai baju di kamar mandi. Dia selalu memakai baju di kamar alias di depan lemari langsung. Baik ada aku atau tidak ada aku di kamar.

Dia masih marah?

Ah bodoh!  Jelas dia akan marah, wanita mana yang rela suami nya di bagi dengan wanita lain tapi kasus permasalah kita beda, Naya tidak sejahat wanita kedua di sinetron.

"Kamu masih marah?"
Lia diam ,tidak menjawab kemudian langsung merebahkan tubuhnya di kasur dan menutupi badan nya sampai dada dengan selimut

"Aku bisa jelasin Lia, ini alasan aku bawa kamu pulang dan tidak menginap di rumah bunda. Kita harus bicara" kataku berusaha sepelan mungkin agar dia tak semakin marah.

Aku sudah duduk di belakang punggungnya karena Lia memunggungi ku dan lebih memilih berhadapan dengan tembok di depan nya

"Lia ayolah jangan seperti anak kecil ,kita harus bicara"
dia masih diam. Ini yang membuat ku kesal, kenapa Lia tidak mengerti keadaan ku sama sekali? Apa dia pikir aku bahagia menikah lagi?  Apa dia pikir aku senang membuat dia sedih?

"Kita perlu bicara, kalau kita diem dieman gini untuk apa aku titipin Naya di rumah bunda"

"TERUS KENAPA KAMU TITIPIN DIA DISANA? KENAPA NGGAK AKU AJA YANG KAMU TITIPIN?  BIAR KAMU BISA MALAM PERTAMA AN SAMA DIA? OHHH JANGAN JANGAN KALIAN UDAH BELAH DUREN DARI DULU?"

"Lia pleasee"

"APA?  ATAU JANGAN JANGAN KALIAN UDAH SERING TIDUR BARENG SEBELUM KALIAN NIKAH?"

Plak

Dia keterlaluan, dia ㅡ lia sudah tidak bisa didiemin aja, dia makin melantur. Apa kata dia tadi? Bahkan aku dan Naya belum pernah berhubungan badan sama sekali, setelah ijab kabul dilaksanakan kami langsung pulang ke rumah karna keadaan sudah cukup malam

"Kamu nampar aku? Kenapa sekalian ga bunuh aja! BUNUH AKU AJA RO "
kemudian Lia seperti kesetanan turun dari ranjang dan keluar dari kamar, aku terus mengikutinya sampai dapur, ohh astaga dia memegang pisau

"BUNUH AKU RO,  BUNUH" dia menempelkan ujung pisau yang berkilat kilat itu pada dadanya, membuat aku ngilu sekaligus cemah.  Entah setan mana yang sedang merasukinya

"Lia lepas! Taruh pisau nya"kataku sepelan mungkin agar dia tak makin emosi

"NGGA!  ini kan yang kamu mau? Aku emang ga berguna lagi di dunia ini. Selain ga punya anak aku juga di madu!  Aku emang udah ga berguna lagi. Aku mau mati aja" katanya dengan nafas yang tersenggal senggal, dia mengatakan nya memang dengan pelan tapi aura kemarahan yang terpancar dari matanya tetap tajam menusuk mataku

"Ngga, kamu berguna banget buat aku Lia, sekarang ayo taruh kembali pisau nya ya. Kita bicarain baik baik"

"Kamu menikah lagi Ro, kamu ga Cinta sama aku" dia masih menangis kemudian yang membuatku lega dia sudah tak menempelkan ujung pisau itu pada dada nya namun yang membuatku enahan nafas kembali saat itu menempelkan mata pisau pada nadi nya

"LIA PLEASE! AKU SAYANG SAMA KAMU, AKU CINTA SAMA KAMU. JANGAN BERTINDAK BODOH. AKU GA MAU KEHILANGAN KAMU" kataku akhirnya, Lia diam.  Kemudian dia maju dan menatapku lekat lekat. Selama ini aku memang tak pernah menyatakan perasaan ku pada Lia, tapi demi Tuhan, aku mencintai dia lebih dari apapun. Dia berharga, persetan dengan penyakitnya yang todak bisa mempunyai anak itu. Aku sudah bahagia berdua bersama nya

"Cuma aku? " tanya nya

"Ya, cuma kamu"

"Naya? "

"Aku tidak mencintai dia. Cuma kamu"

T b c

Karawang, 25 Agustus 2018

[3] Jodoh Untuk Aro #Cakra Series3Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang