:: 1 ::

1.1K 66 3
                                    

11 januari 2019.

disebuah kota besar hidup sebuah keluarga yang bahagia, tapi bukan itu yang akan jadi inti dari cerita ini. disana ada gadis lugu yang di perbudak oleh empunya rumah yang tak lain adalah bibi dan paman dari si gadis, setiap hari adalah neraka tapi gadis itu tak pernah mengeluh. tapi, hari itu benar benar membuatnya ingin pergi dari tempat itu dia tak dapat membayangkan kenyataan bahwa dia bukanlah bagian dari keluarga dia hanyalah anak yang ditemukan di pinggiran hutan dengan bekal kain badung dan sebuah anting berbandul salib berwarna silver dengan rantai anting yang panjang seleher.

"ibu~" kata gadis itu lirih

FLASHBACK


"Titania!! cepat bereskan kekacauan ini!" kata perempuan yang sudah agak berumur itu

gadis yang dipanggil Titania pun membersihkan pecahan gelas itu, padahal dia sendiri yang menjatuhkan ya tapi malah menyalah kan Titania yang sedang menjemur baju

"Titania, malam ini akan ada yang datang. dia menyukaimu dan ingin mengambil mu kau harus baik padanya mengerti?"

"mengambil? hah! lebih tepatnya kau akan dibeli! hahaha-" kata seorang gadis yang seumuran dengannya

"Teressa!! apa yang kau laku kan?! hahh... kau ini. baik lah karna kau sudah tau aku akan mengatakan nya dengan jujur, kau akan bekerja sebagai gadis bar! jangan membantah atau mereka tak jadi mengambil mu! paham?!" kata wanita yang sudah berumur itu

"t-tapi kenapa? bibi ibu akan sedih kalau bibi seperti ini!" kata Titania sambil menatap dengan air mata yang sudah jatuh

"ibu? bibi?! ha ha ha! kau sangat yakin kalau kau adalah anak dari adikku ya?! kau hanya anak yang di temukan di hutan kau tau?! hah!! aku heran dengan adiku yang bodoh itu mau mengadopsi gadis hutan sepertimu!" katanya sarkastik

DEG

"tidak! kau bohong! aku tau kau membenciku bibi selama ini aku tak pernah mengeluh tapi kenapa kau menceritakan kebohongan seperti ini?! aku adalah an-"

plakk!!

DEG

"kau bukan bagian keluarga kami! jadi tak ada untungnya kau disini kau tau?" kata Teresa dingin setelah menampar Titania

DEG
DEG

" kalian ber-berbohong kan?" kata Titania sambil menatap nanar orang yang selama ini menjadi bibi nya dan tak ada kebohongan di mata bininya saat itu

DEG

"j-jadi itu.." dia tak sanggup mengeluarkan kata kata lagi dia berlari ke kamar nya di atas loteng yang kumuh

FLASHBACK END

"ibu~ hiks hiks.. siapa aku?" kata Titania sambil melihat foto ibunya

Tok ..Tok.. Tok..

"Titania? boleh aku masuk?" kata seorang pria yang lebih tua tiga tahun di atasnya

" ya"katanya dengan mata yang sembab pria itu lansung memeluk Titania

" maafkan ibu ku, kau tau kau tetap adikku yang aku sayang" kata pria itu lembut

" a-aku siapa? Benedict, aku siapa?!" katanya dengan tangis yang pecah untuk kesekian kalinya

pria yang bernama Benedict itu hanya menatap sedih gadis yang sudah dianggapnya adik itu lalu dia bangkit dan mengambil sesuatu di lemari Titania

" ini, ini adalah barang barang yang di tinggalkan oleh seseorang entahlah mungkin ke-keluargamu" kata Benedict ragu dan takut kalau Titania akan tambah sedih.

"di..hutan" sambungnya lagi Titania hanya menatap nanar benda itu lalu membuka kotak itu

disana ada kain hitam polos seperti jubah dan di atas kain itu ada anting dengan rantai dan bandul salib berwarna perak yang indah bila terkena sinar matahari maupun bulan. Titania hanya menatapnya dan tak berkeinginan mengambilnya

" Benedict,ceritakan padaku!" katanya Benedict hanya menghela nafas berat

"sudahlah mereka tak akan melakukan apa apa kalau ada aku disini. aku akan melindungi mu seperti yang selama ini aku aku lakukan" katanya

"tidak ben! aku ingin tau siapa yang membuang ku!!"

ben hanya menatap adiknya nanar
lalu dia menceritakan semua yang dia tau

FLASHBACK

saat itu aku dan ibumu sedang bermain di hutan dan tak sengaja mendengar sesuatu

"bibi kau dengar?"

"suara anak kecil? ya sepertinya dari arah sana"

"kau mau apa bi? jangan kesana aku dengar disini banyak hantu entahlah banyak binatang yang mati dengan cara yang cukup aneh" kata Benedict kecil memperingati bibi nya

"aneh bagaimana maksudmu?" katanya sambil menelusuri jalan kearah suara bayi menangis itu

"entahlah bi, katanya binatang itu mati seperti kehabisan darah tapi tak ada bekas atau luka apapun ditubuh binatang binatang itu" kata Benedict kecil sambil mengikuti bibi nya menelusuri hutan

tiba tiba seperti ada angin dingin disekitar ben dan bibi nya saat bibi nya ingin melangkah Benedict kecil seperti melihat bayangan seseorang di semak semak di samping kanan mereka

"si-siapa i-itu?!" kata ben kecil ketakutan

"ada apa?" tanya bibi nya melihat wajah ketakutan keponakannya itu lalu dia melihat sesuatu dan mendekatinya

"t-tadi ak-"

"ah lihat!"kata bibi nya sambil mengambil sesuatu dan ternyata itu adalah seorang bayi manusia yang sangat cantik sangat putih seperti porselen sedikit pucat tapi tak mengurangi kecantikan bayi ini dengan mata hazelnut yang indah rambut hitam legam dan bibir merah merekah

" benar benar bayi yang sempurna, siapa yang tega membuang bayi seindah kau?" katanya lembut pada bayi itu

"ben? lihat lah bukankah dia can-? ben?" tanya bibi nya dengan alis dinaikan sebelah karna Benedict kecil merona melihat bayi yang ada di gendongan wanita yang di panggilnya bibi.

"jangan bilang kau jatuh cinta pada bayi ini ben?" kata bibi nya sambil tertawa. bibi nya tau ben bukanlah anak biasa dia punya kecerdasan diatas rata rata bahkan orang dewasapun kalah saat berdebat dengan anak kecil ini

"ti-tidak mana mungkin dia kan bayi!" kata ben salah tingkah

"kau sudah dewasa ya ben?" kata bibi nya membuat ben kecil kembali merona

"aku akan menamaimu Titania karna kau kuat seperti namamu, bagai mana menurut mu ben?"

"ya bagus!" kata ben cepat dengan rona di pipi bibi nya hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah keponakannya ini

bayi itu di bawa ke rumah tapi tak ada yang menerimanya karna tak tau asal usul bayi ini. karna terpesona akan kecantikan dan kesempurnaan bayi ini orang tua dari wanita itu menerima bayi itu

sepuluh tahun berlalu tak terasa anak yang ditemuinya sudah tumbuh besar dan pada hari ulang tahun anak itu yaitu hari di temukanya anak itu ibu nya meninggal karna kangker otak yang dideritanya dari kecil setelah ibunya meninggal Titania di asuh oleh bibinya.

FLASHBACK END

"ya seperti itu lah" kata ben merona dan menggaruk tengkuk yang tak gatal

Titania hanya diam tak bersuara, dia hanya menatap isi dari kotak yang berdebu itu

"tidurlah aku akan menemanimu disini agar orang orang itu tak berani mengambilmu" kata Benedict

Titania mengangguk sebelum dia tidur dia berbalik dan mengatakan trimakasih pada ben yang telah menjaganya yang buka ln siapa siapa ini

" sudahlah.. cepat tidur" kata ben







jejaknya..(〜^∇^)〜 (≧∇≦)/

ORIGIN : The last pure-bloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang