15

4.1K 373 10
                                    


Sepeninggal bapak intel polisi itu bersama Jimin—yang harus sedikit diseret saat masuk ke rumah kosong itu—Nayeon dan Yoongi mendadak bungkam. Tidak ada sebaris obrolan atau sekadar bertukar sapa seperti yang biasanya mereka lakukan. Sejenak saling lirik, dan kemudian kembali diam sambil terus memerhatikan ke rumah tua yang tidak terpakai itu—menunggu instruksi dari bapak intel polisi atau Jimin.

"Ehm," Yoongi berdeham pelan, memecah keheningan. "Kamu tidak ingin meminta maaf padaku begitu?"

"Eh?" Nayeon meliriknya dengan tampang bodoh.

"Soal tuduhan yang kalian berikan padaku." sahut Yoongi, mengerti kebingungan yang mendera gadis ini.

"O, itu ... hm, ma- maaf Yoon— eh, Kak Yoongi. Sebetulnya, aku ingin percaya padamu. Tapi, pernyataan Jimin ada benarnya juga. Lagian," Nayeon mengerucutkan bibirnya. "Kamu juga tahu-tahu menghilang begitu, dan kupikir ... memang kamu pelakunya. Maaf." lirihnya.

Dalam suasana remang yang melingkupi keduanya, Nayeon dapat melihat Yoongi memulas senyumnya—untuk pertama kali, di depan gadis ini.

"Jadi, sebenarnya ... aku sungguhan sakit perut. Aku tidak tahu jika makanan di dalam lemari pendinginku ada beberapa yang kadaluarsa. Aku memakannya, dan muntah-muntah setelahnya. Selama dua hari, aku harus dirawat inap karena kehilangan banyak cairan."

Mendengar penjelasan itu, Nayeon dengan spontan menempelkan tangannya di kening si pemuda. Yoongi sudah menjelaskan bahwa sakitnya merupakan sesuatu yang berakibat muntah-muntah, dan reflek Nayeon yang seperti ini, kembali membuatnya tersenyum.

"Aku tidak demam, Nay." ungkap Yoongi, memanggil nama panggilan gadis itu dengan santai. Ia menangkap tangan Nayeon dan membawanya kembali turun.

"Kamu tidak apa-apa? Kamu sudah sehat?" tanya Nayeon dengan nada khawatir yang tidak dibuat-buat.

Yoongi tersenyum, lagi, kemudian mengangguk untuk menyahuti pertanyaan dari gadis ini. "Setidaknya ... sekarang aku sudah lebih baik setelah bertemu denganmu." ujarnya.

Nayeon mengerjapkan matanya bingung. "Kenapa jadi baik setelah bertemu denganku?" tanyanya dengan memasang wajah polos.

"Entahlah, tahu-tahu saja rasanya jadi nyaman setelah aku menatap matamu." Yoongi mengangkat tangannya, lantas menyapukan telapaknya pada pipi Nayeon yang tampak memerah. Dalam beberapa saat, mereka hanya saling berpandangan. Sebelum akhirnya, Yoongi mencium kening Nayeon yang tidak tertutupi poni.

  Gila! Jantung Nayeon ingin lepas dan menari-nari di depan pemuda ini. Dentuman kuat itu membuat Nayeon tidak bisa merasakan apa-apa selain sebuah kehangatan yang menjalar ketika bibir Yoongi bersentuhan dengan kulit wajahnya. Sudah bisa dipastikan, kehangatan itu membuat wajah Nayeon sepenuhnya memerah sekarang. Terlebih saat Yoongi menarik wajahnya dan memandang Nayeon sekali lagi. Tatapan matanya yang tajam namun penuh kenyamanan, membuat Nayeon lupa sejenak dengan kondisi mereka sekarang.  


***

TBC''

DNA ;k.idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang