21

4.6K 341 0
                                    


"Dia membawa gadis yang barusan dia culik ke dalam sini." jelas Nayeon, suaranya bergetar. Ia menggedor-gedor pintu itu dengan keras. "Kak! Keluar dan menyerahlah. Mereka tidak akan memberimu hukuman yang berat jika kamu menyerahkan diri dan tidak menyakiti gadis itu. Kak Seokjin ... kumohon keluar—"

"Jangan mencoba membujukku, Nay!" terdengar suara Seokjin dari dalam ruangan itu. "Kalau tidak, aku akan membunuhnya sekarang juga!"

"Kamu tidak akan pernah bisa melakukan itu, Kak, aku mengenalmu. Kamu tidak akan melukai siapapun." mata Nayeon mendadak berair lagi.

Belum ada jawaban dari Seokjin. Dan geming itu membuat tiga manusia yang masih terdiam di depan pintu mendadak diserang perasaan cemas yang sama.

"Kita dobrak saja." usul Yoongi, yang kali ini mendapat persetujuan kuat dari Jimin.

Nayeon lantas menyingkir dari depan pintu itu dan membiarkan dua pemuda yang memiliki kekuatan lebih besar darinya mengambil alih. Sejenak, matanya menangkap segaris cairan merah yang menyembul di lengan Yoongi. Pertarungan yang terjadi di luar ruangan tadi terdengar begitu ramai. Ia yakin betul pemuda ini pasti terluka gara-gara pertarungan yang seharusnya tak perlu dilakoninya itu.

Yoongi dan Jimin mengambil ancang-ancang. Mereka berhitung sampai tiga dan dengan kekuatan penuh menghantam pintu itu hingga engselnya rusak dan pintu itu akhirnya terbuka lebar.

Nayeon segera merangsek masuk dan melihat Seokjin sudah terkapar di atas lantai. Sebelah tangannya menggenggam jarum suntik dan di sampingnya tergeletak botol kecil bertuliskan LIDOCAINE HCl di badan botol. Nayeon menghela napas lega karena yang diinjeksikan kakaknya dan membuatnya hilang kesadaran bukanlah sesuatu yang berbahaya, itu hanya obat bius—yang mungkin juga diaplikasikannya pada seluruh gadis yang tergolek lemah dengan infus sebagai asupan energinya.

Nayeon mengangkat tubuh sang kakak, membaringkannya di atas kakinya yang tertekuk di sebelah pemuda itu. Begitu beberapa orang polisi memasuki ruangan, Nayeon segera memberikan ciuman di sebelah pipi Seokjin dan membiarkan para polisi itu mengangkat tubuh kakaknya untuk dibawa pergi.

  Sedetik setelah melihat kakaknya diangkut polisi, air yang sejak tadi saling berdesakan di ujung pelupuknya meluruh juga. Gadis itu menangis dalam diam. Tapi, tahu-tahu seseorang meraih pergelangannya dan membenamkan kepala Nayeon di dadanya. Dari bau tubuhnya, Nayeon mengenali ini adalah tubuh Yoongi. Ia mengusap-usap punggung Nayeon dan membuat gadis itu malah terisak pelan. 

Satu tangan lain ikut menepuk-nepuk bahunya, yang diyakini adalah milik Jimin. Selama beberapa saat, tidak ada yang mereka obrolkan. Ketiganya diam dengan yang terdengar hanya suara isakan kecil Nayeon. Mereka membiarkan Nayeon menangis karena ... siapa yang tidak akan menangis jika kakaknya ternyata adalah seorang tersangka kasus penculikan yang melibatkan tiga belas gadis dalam waktu tiga bulan? Meski alasan yang diungkapkannya cukup masuk akal, melakukan riset dengan menyilangkan DNA-DNA korban untuk mengetahui apakah seseorang bisa memiliki dua bakat yang berbeda, tapi hal yang sudah diperbuat oleh Seokjin merupakan sesuatu yang ilegal. Jadi, ia patut mempertanggungjawabkan semua perbuatannya setelah ini.   

***

TBC...

DNA ;k.idolsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang