Lima : Ibu, Aku Merindukanmu.....

39 18 3
                                    

Hay readers....👐👐👐
Rindu author???😍😍
(Hehehe, abaikan kata-kata di atas)☝☝👆👆


Ailee menutup pintu ruang kerja ayahnya dengan keras. Emosinya benar-benar memuncak.

"AAARGGHH!" teriaknya frustasi.

"Ailee, ada apa? Kenapa kamu marah-marah seperti ini sayang?" seorang wanita muda berumur tiga puluh tahun itu menghampiri Melody dan mengusap kepalanya denagan penuh kasih sayang.

"Lepas!" Melody menghentakkan tangan wanita itu dengan kasar.

"Jangan pernah berani Anda menaruh tangan Anda pada setiap inci tubuh saya. Saya tidak sudi orang seperti Anda menyentuh saya," ucap Melody kasar.

"Sayang, ada apa? Kalau ada masalah, ceritakan pada ibu. Ibu akan ada di sampingmu," ucap wanita itu dengan lembut.

Melody tersenyum sinis. "Ibu? Kau menganggap kau adalah seorang ibu? Mimpi! Punya anak saja belum."

"Apa maksud kamu? Kamu ini anak ibu Ailee," ucapnya.

"Saya? Anak ibu? Saya saja tidak sudi memanggilmu sebagai seorang ibu. Jadi, jangan harap saya menjadi anak Anda," ucapnya dengan penuh kebencian.

Sedangkan wanita tadi hanya mematung mendengar perkataan Melody yang sebenarnya sangat menyakiti hatinya.

"O iya, dan satu lagi. Jangan pernah Anda mencampuri kehidupan saya dan mengatakan bahwa saya adalah anak Anda," ucap Melody lalu pergi meninggalkan wanita tadi yang masih berdiri mematung.

"Ck ck ck, dasar orang gila," gumam Melody.


Angin berhembus pelan rambut panjangnya. Anak rambutnya menari-nari terkena hembusan angin yang masih terasa sejuk. Rambutnya yang berkibar, memperlihatkan lebih jelas hidung mancung dan bibir mungilnya yang berwarna pink kemerahan, walaupun tanpa olesan lipstick.

Matanya menatap hamparan pegunungan hijau yang penuh dengan tumbuhan teh di depannya. Lama-kelamaan, dari matanya, keluar butiran air yang dari tadi dengan sekuat tenaga ia bendung.

Setelah pertengkaran hebat dengan ayahnya tadi, Melody langsung pergi ke daerah puncak untuk menenangkan hatinya yang sedang dilanda gemuruh untuk saat ini. Ia pergi dengan mobilnya sendiri. Dan untung saja, saat ini bukan musim liburan, kalau ya, pasti ia akan terkena macet di jalanan.

Sebenarnya, bukan itu saja alasan kenapa ia pergi ke tempat ini. Alasan lainnya, ia ingin mengenang sosok perempuan yang telah berjuang menghadirkannya ke dunia ini. ia sangat merindukan sosok ibu yang sangat di sayanginya. Disini, di tempat inilah, dulu mereka-ayah, ibu, dan Melody sering berlibur saat musim liburan tiba sebelum keluarga mereka hancur berantakan. Dan disinilah tempat favorit ibunya.

Melody mengeluarkan sebuah flute berwarna putih yang selalu ia bawa kemanapun. Ia mulai meniup flute itu, mengeluarkan nada-nada yang indah, namun terkesan menyayat hati.

Ditiupnya lubang-lubang yang ada dalam alat music itu sesuai dengan suasana hatinya saat ini. Matanya terpejam, meresapi setiap alunan yang tercipta dari nada dan melodi yang selaras.

Dulu, ibunya sering sekali memainkan beberapa lagu yang indah dengan flute itu. Ya, flute itu adalah peninggalan terakhir mendiang ibunya.

Melody menghentikan permainannya. Perlahan, matanya terbuka. Benih-benih air mata sudah berkumpul di kedua kelopak matanya.

Ia mengambil sesuatu yang tergantung di lehernya. Sebuah liontin. Liontin berbentuk hati yang selalu tersemat di lehernya.
Perlahan, ia membuka liontin tersebut. Di dalamnya, terdapat dua buah foto.

Di foto itu, terlihat ibu yang sangat ia rindukan terlihat cantik dengan balutan gaun pengantin. Kulitnya putih bersih, hidung yang mungil, mata yang sedikit sipit, dan wajah yang otentik dengan orang asia timur. Ibunya adalah keturunan asli orang korea. Ayahnya dulu bertemu dengan ibunya saat ayahnya bertemu rekan bisnisnya di Seoul, Korea Selatan. Ayahnya adalah salah satu pembisnis muda tersukses di Indonesia. Ia juga sering melakukan seminar-seminar tentang menjadi pengusaha yang sukses di universitas-universitas di Korea Selatan. Sedangkan ibunya adalah salah satu mahasiswa yang tidak sengaja bertemu ayahnya di universitas ibunya. Dan, terjalinlah cinta dan kasih sayang diantara mereka.

Setelah mereka menikah, mereka memutuskan untuk pindah ke Indonesia, meninggalkan tanah kelahiran ibunya.

Di foto satunya lagi, terlihat ibunya tersenyum bahagia sambil memainkan grand piano hitam bersama putri kecilnya, yang tak lain adalah Melody.

Melihat foto-foto kenangan bersama ibunya, ia tak kuasa menahan air matanya lagi.

Memang, di saat ia bertengkar dengan ayahnya tadi, ia enggan mengeluarkan setetes air mata pun, karena ia tak ingin terlihat lemah. Ia ingin menjadi gadis yang kuat setelah apa yang ayahnya lakukan padanya.

Kedua tangannya menggenggam erat liontin dan flute berharganya itu, seolah tak ingin melepaskannya. Ia menangis dengan keras. Lututnya lemas, tak kuasa lagi menopang berat tubuhnya, hingga akhirnya ia jatuh terduduk.

"Ibu, aku merindukanmu. Ibu pergi kemana? Kenapa lama sekali? Kapan ibu pulang? Aku kesepian tanpa ibu. Aku butuh ibu yang selalu mendampingiku setiap aku terkena masalah. Sekarang, ibu pergi meninggalkan aku sendirian disini. Dan aku, tidak tau lagi harus berbuat apa," Melody terus terisak.

"Ibu, aku merindukanmu."
=========================

Ups, jgn baper yak....

Tau nggak, knp Melody bisa berubah, yg tadinya anak kalem, lucu, n ngegemesin (jd pngn nyubit) berubah jd ugal-ugalan, nggak tertata, tp tetep ngegemesin (yg ngegemesinnya minta ditonjok) 👊👊??

WHY ???
Tau nggak??
Mau tau jawabannya??

Jgn pindah channel kalian...

O iya, author minta kalian ninggalin jejak kalian juga di sini, buat kenang2an..

Klik bintang nya ya ...
👇

O iya, satu lagi, gue masih butuh saran sama kritik kalian semua yaaaaa....

Oke oke oke 👍👍👍

Simfoni Musim SemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang