1. bunga tidur

2.5K 127 0
                                    

"seriusan lo mimpi kayak gitu dar?" Ketiga perempuan yang sedang duduk di salah satu kursi kantin sedang seksama mendengarkan salah satu sahabatnya bercerita.

"mimpinya seru juga" kini suara berbeda merespon cerita gadis yang dipanggil dar  itu,nama gadis yang barusan berceloteh panjang menceritakan tentang bunga tidurnya adalah Dara.

"tapi mimpinya kok bisa gitu ya" Dahi Aysila menyernyit menandakan ia kebingungan.

"masa bisa ya kalo emang tuh cowok ada di nyata dia ngasih tau kalo dia kelas dua belas ips di sekolah ini"

"lah iya juga" Dara mengetukkan ujung jarinya pada permukaan meja kantin.

"Lah bukannya dua belas ips jadwal olahraga nya selalu bareng sama kelas kita? Lo inget mukanya gak Dar kali aja cowok itu beneran anak dua belas ips" Dara bingung, dalam mimpinya ia merasa sering melihat cowok itu namun Dara tidak ingat pernah melihatnya dimana.

"kayaknya si beneran anak dua belas ips dil, tapi gatau pas gua bangun seketika gue lupa mukanya, inget sedikit doang" Dila dan Aysila mengangguk lalu menghabiskan es jeruk mereka dan berniat untuk kembali ke kelas karena bel masuk akan segera berbunyi 5 menit lagi.

"Lagian cuma mimpi, dipercaya amat" gumam Dara.

~~~

                    Dara memasukan semua alat tulisnya ke dalam tas ransel berwarna abu abu. Kelasnya sudah kosong sejak 2 menit yang lalu. Alasan ia masih berada di kelas ini karena ia belum selesai menyalin catatan sejarah di papan tulis. Aysila dan Dila sudah pamit pulang terlebih dahulu karena Aysila harus segera membantu ibu nya yang mengurus toko kue. Sedangkan Dila akan segera menjemput adiknya di tempat bimbel musik. Dan berakhir Dara yang sendirian di kelas.

Setelah memastikan semua barang miliknya tak ada yg tertinggal di kolong meja ia segera melangkahkan kakinya keluar dari kelas.

Dara melihat jam tangannya. Dara merasa ia belum ingin pulang ke rumahnya. Dara memutuskan untuk menyebrang jalan dan masuk ke dalam kedai ice cream yang berada di sebrang gedung sekolahnya, di kedai itu menyediakan berbagai macam rasa ice cream, roti bakar serta milkshake.

                 Setelah Dara memesan semangkuk ice cream rasa coklat ia segera membawa mangkuk ice cream itu ke tempat duduk di sudut kedai yang bersebelahan dengan jendela besar. Tempat favorit Dara.

Dara mengeluarkan headset dari saku seragam putih abu - abu nya. Lantas ia memasangkan benda itu di telinga kanan dan kirinya. Setelah benda itu terhubung dengan ponselnya ia segera memutar lagu yang ada di playlist nya.

Gadis itu asik memakan ice cream nya sambil membaca novel di aplikasi berlogo berwarna oranye itu.
Dara mendongakan kepalanya saat ia mendengar bel kedai berbunyi menandakan adanya pembeli yang baru datang. Walaupun telinga nya tersumpal headset namun lagu yang ia dengar tidak membuatnya tak dapat mendengar suara lain.

Dara masih memperhatikan lelaki yang baru masuk ke kedai tadi. Laki - laki itu menggunakan seragam putih abu - abu dengan badge sekolah yang sama dengan Dara, ya berarti dia satu sekolah dengan Dara. Laki - laki tadi duduk di meja yang selurusan dengan meja Dara.
Dara mengamati laki - laki itu dari belakang. Dia mempunyai jambul, rambutnya cukup tebal dan sedikit keriting. Dia memakai sweather bertuliskan pull and bear berwarna putih gading, punggungnya menggendong tas ransel jansport berwarna biru dongker, kakinya memakai sepatu converse berwarna hitam yang sedikit lusuh.

Merasa ada yang memperhatikannya laki - laki di depannya itu menoleh tepat ke Dara berada. Dara yang sadar bahwa ia tertangkap basah memperhatikan laki - laki itu langsung membuang pandangannya pada layar ponsel yang berada di genggamannya, pura - pura kembali melanjutkan aktivitas membacanya. Setelah dirasa cowok itu sudah menghadap ke depan lagi, Dara menghembuskan nafas mencoba menormalkan detak jantungnya yang sempat disko akibat kejadian tadi.

TraumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang