Setelah selesai mencari kado, Dhika dan Dara keluar dari toko accesories dan mainan anak - anak.
"Ulang tahun Desya nanti Lo Dateng ya ke garden cafe" ujar Dhika lalu mengulum bibirnya.
"Garden cafe?" Tanya Dara sambil menoleh menatap Dhika.
"Iya, nanti gue jemput kok"
"Gausah segala dijemput kali, gue bisa berangkat sendiri kok"
"Ya gapapa Dar, oh iya perlu Lo inget"
"Inget apa?"
"Apapun yang gue bilang Lo harus nurut, jadi Lo iyain aja kalo gue bilang bakal jemput"
Dara mendelikan matanya. "Dih, emang Lo emak gue apa"
"Bercanda" ucap Dhika sambil tersenyum lebar.
"Garing!" Dhika hanya tersenyum sambil terus menatap wajah Dara dari samping.
"Kita makan dulu ya" ajak Dhika dan disetujui oleh Dara.
"Lo mau makan dimana?" Tanya Dhika.
"Terserah lo kak, gue mah ngikut aja"
"Yaudah sushi ya" Dara mengangguk dan mengikuti langkah Dhika.
~~~
"Dar Lo ada rencana mau nyari barang apa lagi gak disini?" Tanya Dhika ketika mereka berdua selesai makan.
"Gak, langsung pulang aja, kekenyangan nih. Ohiya ini berapa semuanya?" Tanya Dara dan mengeluarkan dompet dari Sling bag nya.
"Ya ampun Dar, gausah, gue yang traktir" jawab Dhika menahan Dara agar tidak mengeluarkan duit.
"Masa iya gue ngerepotin Lo terus"
"Lo juga sering gue repotin kalo gue Pingsan" ucap Dhika seketika membuat Data tertegun.
"Maaf nih ya kak, kalo boleh tau emang Lo sakit apa sih kok sering pingsan? Duhh maaf banget nih gak sopan ya gue, abis gue kepo banget" tanya Dara berhati - hati.
"Hahaha santai Dar".
"Gue didiagnosa kanker sama dokter" jawab Dhika dengan santai seolah tak ada beban saat mengucapkannya.
Dara menutup mulutnya karena terkejut. "Kok Lo gampang sih mau ngasih tau ke gue, apalagi gue orang yang baru Lo kenal, biasanya di novel - novel yang gue baca kebanyakan orang nutupin penyakitnya, sorry ya kak"
"Buat apa ditutup - tutupin, toh suatu saat semua orang yang kita kenal juga bakal tau, apalagi kalo gue udah gak ada umur"
"Yah jangan ngomongin umur gitu dong, kan Lo bisa sembuh"
"Wallahu alam, serahin aja semua sama Allah" ujar Dhika tersenyum tipis sambil mengedikan bahunya.
"Tapi Lo harus optimis, jangan menyerah sebelum berjuang"
"Makasih ya, Dar"
"Buat?"
"Semuanya. yuk kita pulang" Dhika berdiri kemudian meraih jemari Dara dan terus menggenggam hingga tiba di parkiran mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
Traume
Novela JuvenilUsaha menuruti rasa penasaran Dara terhadap laki - laki yang masuk ke dalam mimpinya ternyata membuahkan hasil. Dara telah menemukan sosok laki - laki itu dalam dunia nyata. Lalu apakah mimpi yang Dara alami akan menjadi kenyataan? [Slow update]
