7. sakit apa sebenernya?

1.4K 121 0
                                        

Dhika duduk di sofa berbentuk ayunan di taman belakang rumahnya. Dengan secangkir teh hangat menemaninya di malam ini.

Laki - laki itu termenung menatap kedua kakinya.

Pikirannya melayang ke kejadian yang menimpanya akhir - akhir ini.

Dari mulai mimisan saat dihukum, sering mengalami sakit kepala berlebihan bahkan kemarin sampai pingsan.

Kecapean sedikit langsung mimisan. Dhika merasa selemah itu sekarang.

Lamunannya pecah kala ada tubuh kecil yang memeluknya dari samping.

"Bang Dhika.." panggil Desha pelan.

"Bang Dhika kok malem - malem bengong, mikirin cewek yaa?" Tanya Desha penasaran.

Dhika terkekeh lalu mengacak rambut adik kecilnya.

"Sok tau anak kecil"

"Bang? Temen Abang yang waktu itu ketemu di kedai ice cream apa kabar? Desha pengen main lagi sama Kaka itu" Dhika terdiam lalu menatap kedepan.

"Abang ih malah dicuekin" Dhika tertawa pelan.

"Iya - iya.. Abang kan gak sekelas sama dia, Abang gak begitu Deket"

Desha mengangguk paham.

"Tangan Abang dingin banget, ngapain sih duduk di luar malem - malem gini?"

"Kepo kamu ah. Udah sana masuk ke dalem. Tidur!" Desha mencebikan bibirnya lalu Melangkah masuk kedalam rumah.

Dhika menghabiskan teh nya, setelah itu ia masuk ke dalam rumah sambil membawa cangkir kosong.

Ia masuk ke dalam kamarnya dan mengunci pintu nya.

Tubuhnya ia banting ke atas kasur. Dan tak lama kemudian dirinya sudah masuk ke alam mimpi.

~~~

Dara membaca novelnya sambil duduk di bangku semen yang berada di koridor lantai 1. Sesekali ia memandang segerombol anak laki - laki yaitu Dhika dan teman - temannya yang sedang bermain bola di lapangan.

Dara menoleh saat merasa ada seseorang yang duduk di sebelah nya.

"Hai"

"Kak Dhika" ucap Dara sedikit terkejut.

"Sendirian aja, temen Lo mana?"

"Rafa maksudnya?" Dhika mengangguk.

"Di kelas, mojok, lagi pacaran sama game nya" Dhika tertawa pelan.

"Lah kok ketawa sih?"

"Gapapa"

"Dar"

"Hm?"

"Adik gue nanyain Lo, dia pengen main lagi sama Lo" Dara menatap Dhika terkejut.

"Desha?" Tanya Dara.

"Ya iya siapa lagi. Kapan - kapan kita pergi ya sama desha" ujar Dhika santai.

"hah?"

"iya. kita pergi bareng sama Desha"

"ehhh ii-iyaa insyaallah"

"Yaudah gue ke kelas dulu yaa" Dhika meninggalkan Dara yang masih duduk di bangku koridor dengan perasaan berbunga - bunga.

TraumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang