Target 1: School, teacher, friend

586 14 2
                                    

-Crimson Maple Island- 

Sekolah Crimson, merupakan sekolah swasta yang melindungi sejumlah penjahat muda dibawah umur 25 tahun. Di dalam sekolah ini hukum pemerintah tidak berlaku. Tidak ada yang bisa menghakimi atau menangkap anak-anak buronan atau penjahat disana. Meski beberapa kali mendapat pertentangan, sekolah ini mendapat kejayaannya dan selalu mendapat suplai murid setiap tahunnya. Murid di sekolah ini mencapai 1342 orang dari berbagai belahan dunia, mereka adalah penjahat-penjahat muda yang telah mengotori tangan kecilnya demi suatu alasan. Beberapa diantara mereka ada pula yang telah menjadi pembunuh profesional dan ikut berperang dalam perang sipil di negaranya. 

Berbeda dengan sekolah lain, kelas disini hanya terbagi menjadi 5 yaitu D, C, B, A, dan S. D merupakan kelas terbawah sementara S merupakan kelas elit. Pengelompokkan kelas dilihat berdasarkan kemampuan individu. Jika murid mencapai kelas S diumur yang masih di bawah 25 tahun, maka ia akan diperbolehkan menetap. Jika sudah berumur 25 tahun, mereka harus keluar dari pulau atau menjadi guru disana. Sementara yang tak menjangkau kelas S akan dikembalikan untuk terjun di masyarakat dengan mengganti identitas diri. Jika dalam kurun waktu 3 tahun tak terjadi masalah, mereka akan dilepas dan sekolah tak akan bertanggung jawab kembali atas apa yang mereka perbuat setelahnya.  

Peraturan disekolah ini tak beda jauh dengan sekolah pada umumnya. Kehidupan disini terlihat normal dengan murid yang normal pula. Cap berwarna putih dengan pinggiran emas dan lambang daun maple berwarna merah di lengan kanan, merupakan seragam yang wajib dipakai oleh seluruh murid -kecuali kelas S yang memiliki seragam khusus-. Untuk pakaian, para murid bebas memilih pakaian yang disediakan atau membeli saat sedang menjalankan sebuah tugas. Tugas yang dimaksud berupa sebuah misi yang diberikan oleh guru mereka untuk mendapatkan nilai dan uang. Persentase nilai adalah 30% akademis, 20% moral, 10% kemampuan individu dan 40% praktik. Jika memenuhi syarat, maka siswa bisa naik ke kelas yang lebih tinggi. Jika mereka bisa melebihi ketentuan, mereka bisa lompat kelas. Sementara untuk uang dihargai dari kesulitan misi yang dijalani. 

Hari ini merupakan hari perekrutan siswa baru yang sudah dibagi kelas berdasarkan kemampuan. Mereka akan dibagi kelompok sesuai dengan keinginan guru pembimbing mereka. Setiap guru tidak memiliki batasan berapa anak yang boleh mereka rekrut. Jika mereka tak ingin merekrut, hal itu tidak menjadi masalah selama seluruh murid mendapat guru pembimbing. Di aula, para murid duduk di kursi yang telah diberi nomor. Mereka duduk sesuai dengan nomor yang tertera pada kartu yang mereka kalungkan. Setelah memastikan seluruh murid duduk pada tempatnya, 20 guru pembimbing masuk ke dalam kelas. Para guru menilai siswa mereka tidak menggunakan tes yang merepotkan, melainkan hanya dengan melihat sorot matanya. Saat mereka mendapatkan murid yang dianggap pantas, mereka langsung memisahkan murid tersebut dan membawanya pergi. 

Perekrutan tak berlangsung lama karena seluruh guru langsung menyebar dan memilih murid mereka. Hingga hanya tersisa 2 orang pemuda dan 1 guru pembimbing yang sejak tadi hanya diam di depan kelas. 

"Oh, pemilihannya sudah selesai ternyata. Wah, sayang sekali saya ketiduran," kata guru itu dengan nada terkejut yang dibuat-buat. Ia mengangkat tangannya, menutup mulutnya yang terbuka lebar. 

"Ah, masih ada sisa rupanya. Jadi inikah anak-anak yang dianggap tidak berguna itu?" tukasnya ketika melihat kedua pemuda yang tersisa di ruangan itu  

"Kalau kau tidak menginginkan kami kenapa kau hanya diam dibelakang tanpa memilih seorang murid pun!" sang guru nampak terkejut melihat seorang pemuda berambut coklat sebahu dengan rambut yang dikuncir setengahnya kebelakang. Pemuda itu menunjuknya dengan tatapan lurus dan tegas. Mata saphirenya tak menyiratkan rasa takut, malah sebaliknya ia menantang guru tersebut. 

"Wah, wah. Keberanian anda boleh juga. Dari cara anda berbicara... Anda orang Jepang bukan? Sebaiknya anda lebih sopan terhadap orang yang lebih tua, bo-cah," guru itu tersenyum kecil, namun setiap orang yang melihat senyumannya pasti mengetahui kalau ia menyembunyikan sesuatu dibalik senyumnya. 

Crim[e]son BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang