Target 8: Fail Mission

127 8 0
                                    

Dua minggu pun berlalu, misi mereka pun selesai. Andrewson telah menunggu dengan pesawatnya selagi mereka berpamitan pada anak-anak di panti juga dengan Naylan. Kedelapan anak itu menahan mereka untuk pergi dengan berbagai alasan. Tapi mereka tidak bisa lebih lama berada disana. 

"Kakak rambut merah akan pergi?" tanya Ece dan Canan bersamaan. 

"Aku harus pulang, kalian jaga diri ya," George mengelus Ece dan Canan membuat mereka menangis dan menghambur dalam pelukan George. 

"Kakak harus tinggal disini! Tidak boleh pergi!" Cyrus dan Savas menarik tangan Mizuki untuk kembali membawanya masuk ke dalam panti. 

"Hei, kakak harus pergi. Nanti main lagi ya," 

"Maunya sekarang!" Mizuki hanya tertawa melihat wajah Cyrus dan Savas yang kesal bercampur sedih. Ia merangkul kedua anak itu membuat mereka terkejut. 

"Kakak janji akan kembali kesini, jadi sampai saat itu kalian harus berjanji akan menjaga tempat ini," Cyrus dan Savas saling bertatapan sebelum menganggup dengan mantap. 

Alv, Gelsey dan Kourosh meminta Naylan untuk menambah waktu misi mereka. Namun Naylan menolaknya, ia tidak bisa menambahkan waktu misi mereka untuk alasan pribadi. 

"Kalau begitu bawa aku juga!" perbincangan mereka terhenti begitu mendengar teriakan Azura. 

"Tidak bisa," 

"Kenapa?" 

"Karena aku tidak bisa membawamu," 

"Kenapa?" semua mata kini tertuju pada Laswell dan Azura yang masih saja berdebat. Azura tidak mau Laswell pergi dan ia memaksa ikut jika memang ia akan pergi. Namun Laswell tak bisa melakukan kedua hal itu apa pun alasannya.  

"Dengar, aku tidak mungkin membawamu atau pun tinggal disini, masih banyak hal yang harus kulakukan dan aku tidak mau kau terlibat di dalamnya," 

"Kenapa?" 

"Berhentilah bertanya kenapa!" Azura terlonjak mendengar Laswell yang membentaknya. 

"Azura, ada saat dimana kau harus berhenti bertanya kenapa dan harus menerima apa yang ada di hadapanmu. Kalau kau terus seperti ini aku tidak akan menikah denganmu!" Azura terkejut dan buru-buru menghapus air matanya. Ia pun mengangguk mengerti. 

"Kalau begitu aku akan menunggu kakak disini, selalu, sampai kakak datang lagi!" Laswell terlonjak kaget mendengar kata-kata itu dari seorang anak kecil. Ia tidak tahu kapan dia akan kembali kemari atau benar dia akan menikahi gadis kecil ini kelak. Tapi ia hanya tersenyum dan mengelus kepala Azura agar membuatnya merasa senang. 

"Guru kalian mengatakan kalau beliau menunggu di kota sebelah," Naylan berjalan menghampiri Laswell dan memberikan sebuah amplop coklat. 

"A-anu... Apa ini?" 

"Berjanjilah kalian akan membukanya setelah pergi dari sini," Laswell melirik Mizuki meminta bantuan untuk menjawab hal ini. Melihat keseriusan Naylan, Mizuki hanya mengangguk membuat Laswell ikut mengangguk pada Naylan. 

"Terima kasih," wajah Naylan yang terlihat lega setelahnya membuat Laswell penasaran, apakah isi dari amplop tersebut? 

Setelah berpamitan tanpa ada kendala, Laswell, Mizuki, dan George berjalan menuju kota sebelah yang letaknya cukup jauh. Semakin mendekati kota, mereka semakin melihat sekawanan prajurit yang menyerangnya beberapa hari lalu. Namun mereka tidak bisa mundur, mereka harus memberikan laporan pada LC. Entah kenapa hal ini membingungkan mereka. Kalau prajurit-prajurit ini ada di pihak mereka, kenapa mereka menyerang kota? Atau mereka memang benar-benar musuh? 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Crim[e]son BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang