Target 6: Neighbour

134 7 0
                                    

Mizuki dan George menunggu di depan ruang UGD. Melihat Laswell yang tiba-tiba tidak sadarkan diri, Mizuki langsung membawanya ke rumah sakit yang berada di sekolah. Tidak sengaja mereka berpapasan dengan LC di depan gerbang sekolah yang langsung menunjukkan jalan pintas untuk sampai ke rumah sakit. Dan kini mereka hanya tinggal menunggu hasil pemeriksaan. Diantara mereka tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Meski mereka sama-sama menyadari ada yang aneh dengan Laswell ketika keluar dari gedung penelitian. 

Lampu ruang UGD dimatikan pertanda pemeriksaan telah selesai. Melihat pintu terbuka, Mizuki dan George pun berdiri menyambut LC yang berjalan keluar. Ekspresi tegang dan khawatir tergambar jelas di wajah mereka. 

"Tenang saja dia sudah tidak apa-apa," mereka menghela napas lega mendengar perkataan LC. 

"Sebenarnya apa yang terjadi?" 

"Ah, itu, dia keracunan," 

"Keracunan?" 

"Sepertinya gas beracun, sebenarnya apa yang kalian periksa di bangunan itu?" Mizuki dan George bertatapan satu sama lain. Mereka juga tak tahu kemana Laswell pergi. 

"Kami memeriksa bangunan utama dan ketua bilang akan memeriksa ruang bawah tanah dan ruangan tersembunyi," 

"Apa kalian dapatkan dokumen yang kuminta?" 

"Ta-tadi kami panik jadi beberapa tertinggal di dermaga," 

"Ah, aku membawa dokumen menarik!" George membuka tasnya dan mengeluarkan dokumen yang berlabel "Rache" ditangannya. 

"Rache?" LC mengambil dokumen itu dan membuka isinya. Ia membaca dengan seksama sebelum melirik ke arah George. 

"Baiklah, kalian ambil sisa dokumen di dermaga dan serahkan ke kantor saya lalu pulang ke asrama dan istirahat. Saya akan memberikan misi kedua setelah Laswell pulih," Mizuki dan George hanya mengangguk mengerti dan berlari untuk mengambil sisa dokumen di dermaga. 

*** 

Seminggu setelahnya Laswell keluar rumah sakit walau dokter menganjurkan untuk tinggal selama tiga hari lagi. Ia tidak begitu tahan dengan bau obat disana, jadi setelah ia bisa berjalan ia memutuskan untuk keluar. Racun yang dihirupnya memang tidak merenggut nyawanya tapi hal itu sudah cukup untuk membatasi ruang geraknya. 

"Merepotkan," gerutu Laswell menyentuh keningnya seraya berjalan menuju asrama. Meski sudah seminggu dirawat demamnya tetap saja tidak turun, hal ini membuat tubuhnya terasa berat dan dilanda sakit kepala ringan. 

"Eh? Ketua, kau sudah keluar rumah sakit?" hari yang buruk, dia bertemu George di tengah jalan. Kalau LC tahu dia keluar rumah sakit sebelum waktunya dia pasti akan diceramahi panjang lebar. 

"Sedang apa kau disini? Bukankah kau ada jam pelajaran?" 

"Bolos," 

"Ha?" 

"Ketua tidak tahu arti bolos?" 

"Tentu saja aku tahu! Dan berhenti memanggilku ketua! Aku punya nama tahu!" 

"Eh? Kenapa? Ketua adalah ketua kan?" Laswell merasa George sedang mengejeknya saat ini. Tapi ia tidak peduli, ia tidak punya cukup waktu untuk menghadapi anak kecil seperti George. 

"Terserah kau saja--" Laswell berlalu pergi meninggalkan George, namun penglihatannya yang memudar tiba-tiba membuatnya menghantamkan dirinya ke tembok agar tidak terjatuh. 

"Ke-ketua kau baik-baik saja?" Laswell mendecak kesal, kalau sudah begini ia tidak akan sanggup berjalan untuk menaiki tangga menuju kamar asramanya. 

Crim[e]son BloodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang