Lisa POV
Bel masuk berdering. Otomatis aku dan temanku yang lain harus kembali ke kelas.
"Lisa, kamu tadi di panggil sama Eunhyuk seonsaengnim, disuruh ke studio dance." Ucap seseorang yang tak kukenal.
"Oh, iya! Bareng sama Seulgi." Lanjut dia. Sekarang aku harus manggil Seulgi unnie dulu. Kira-kira masih di UKS ngga ya?
"Terima kasih." Ucapku. Aku segera pergi ke UKS buat nyamperin Seulgi unnie. Untung masih ada disini, kalau ngga susah nyarinya.
"Unnie, kita disuruh ke studio dance." Ucapku.
"Ngapain?"
"Ngga tau tuh. Tadi disuruh aja. Kita dipanggil sama Eunhyuk seonsaengnim." Jelas ku.
Tanpa ngucap apapun, Seulgi unnie langsung aja pergi duluan. Padahal dah dipanggilin malah pergi sendiri. Ikutin ajalah dari belakang. Ketika sampai, ternyata ngga cuma aku sama Seulgi unnie, ada siswa yang lain.
"Yup, karena Lisa sama Seulgi udah ada, saya langsung jelaskan saja. Nanti bakalan ada festival sekolah dan setiap klub harus menampilkan 1 buah penampilan, dan kalian sudah dipilih buat nanti tampil." Penampilan klub, lumayan lah.
"Kalian akan berpasangan nantinya. Dan saya sudah membaginya." Hah?! Pasangan? Semoga aja sama Seulgi unnie. Karena kalo sama orang lain bakal susah nantinya.
"Lay - Kai
Jihoon - Daniel
Jun - Hoshi
Lisa - Jungkook
Seulgi - Taeyong
Jimin - Hoseok
Kalian sekarang akan segera latihan bersama pelatih yang sudah saya rekrut senang ada." Aduh! Siapa lagi tuh Jungkook. Oh, iya! Diakan anak baru. Moga aja nantinya ngga canggung. Mana lagi itu si Jungkook."Aku disini." Aku kaget ngga karuan. Pas balik kebelakang ternyata ada seseorang.
"Kamu...."
"Jeon Jungkook." Jawabnya singkat. Ngga lama kemudian, pelatih dance nya datang. Pas latihan dia ngga banyak ngomong. Cuma bilang iya sama okey. Tapi yang membuat ngga nyamannya itu, aku ngerasa dia ngendusin nafasnya dan setiap bagian dia di belakang dia nafasnya cepet. Jadi ngerasa aneh sama dia.
"Yup, kalian istirahat dulu. Walau cuma beberapa menit kalian sudah menguasai sebagian dance. Luar biasa." Ucap pelatih itu. Aku mengambil sebotol air mineral dingin. Ketika sedang istirahat, aku ngerasa ada yang ngeliatin. Akhirnya aku liat sana sini, dan ternyata aku liat Jungkook dari tadi ngeliatin. Jadi serem gini ya?
Jisoo POV
Pelajaran kali ini bosen banget. Apa lagi kalo bukan sastra, bosen banget. Dari tadi penjelasan teori, ngga ada yang masuk ke otak.
"Jisoo!" Seketika lamunan ku buyar. Kayaknya dimarahin lagi deh.
"Kamu, tolong bawain kertas ini ke ruang guru." Suruh Seohyun Seonsaengnim. Disuruh lagi. Ngga bisa ngelawan, aku langsung berdiri dari tempat duduk. Kertasnya banyak banget. Sampe ketutupan. Dimana lagi ruang gurunya?
"Hai! Butuh bantuan?" Tanya seseorang dari sampingku. Aku ngga jawab, tetep jalan.
"Biasanya kalo ngga dijawab, berarti iya." Kata dirinya sambil ngambil setengah kertas.
"Namaku Kim Seokjin. Kita sekelas." Ucapnya.
"Tapi, aku tak melihatmu." Ucapku menjawab dengan suara kecil.
"Benarkah? Wah, baru pertama kali ada orang yang ngga melihatku." Ucapnya lagi. Biar ku lagi ingat? Kim Seokjin? Ah, Entahlah!
"Sudahlah, itu tak penting. Oh iya, ini dibawa kemana?" Tanya nya lagi.
"Ruang guru mejanya Seohyun Seonsaengnim." Jawabku.
"Kelihatannya aku menemukan seseorang yang berbeda. Tak seperti orang lain." Apa maksudnya? Aku menoleh kearahnya karena bingung, lalu dia menatap balik ke arahku sambil tersenyum. Karena malu, aku langsung memalingkan wajahku. Apa yang dia lakukan? Aku bahkan ngga berani menatapnya.
"Kenapa? Ada sesuatu?" Tanyanya. Aku menggelengkan kepala. Sampai di ruang guru kukira dia akan berhenti mengikuti ku, tapi ternyata dia tetap mengikuti ku. Karena kesal, aku langsung membalikan tubuh.
"Kenapa terus mengikuti ku sih!?" Ucapku dengan marah.
"Aku juga mau kembali ke kelas kok. Kita kan kelasnya sama." Ucapnya santai. Ya tuhan, aku jadi malu sendiri.
"Ha ha ha...." ketawa nya. Menyebalkan! Aku jalan dengan cepat menuju kelas dan menghindar dari anak menyebalkan ini.
Sampainya dikelas, aku langsung duduk dibangku. Dan aku harus duduk sendirian. Irene unnie duduk sama Seulgi, jadinya aku sendiri.
"Aku duduk disini ya?" Sekarang siapa lagi?!
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyaku kesal. Anak menyebalkan ini!
"Aku juga duduk sendirian." Ucapnya.
"Maka duduklah sendiri." Ucapku kesal. Keras kepala banget sih! Dia malah tetep duduk disamping ku.
"Kalau mau duduk disini diam dan jangan berbicara denganku! Kalau kamu mau tetap hidup!" Ucapku untuk terakhir kalinya.
"Baiklah. Kalau itu mau mu. Oh, iya! Aku menemukan panggilan baru untukmu. Khusus!" Ucapnya. Aku tidak menghiraukannya, tetap diam sambil tiduran di meja.
"Jichu! Bukankah itu lucu?" Ucapnya.
"Kau panggil aku dengan nama itu, akan kubunuh kau!" Ancamku. Sangat menyebalkan!
"Hahaha....Sangat lucu." Ucapnya sambil tertawa. Dia membuatku jengkel.
Rosé POV
Setelah istirahat, aku selalu mendapat kelas tambahan. Bukan karena aku bodoh, tapi kelas tambahan itu dilaksanakan karena bentar lagi bakalan ada lomba. Sebenarnya aku ngga suka tapi Siwon seonsaengnim memaksa.
"Rosé, silahkan selesaikan soal didepan." Apakah harus aku? Tahun lalu pun setiap ada soal pasti aku terus!
Akhirnya 2 jam kemudian kelas tambahan selesai. Aku harus istirahat, tapi harus balik dulu ke kelas. Kertas-kertas ini sangat mengganggu!
*Bugh*
Haduh! Kertasnya pake jatuh segala. Tu orang pake lari segala! Untung dia masih mau bantuin. Tapi, kenapa dia ngendus-ngendus terus. Aku ngga bau kan? Ngga ah, fabric softener nya Irene unnie selalu harum.
"So-sorry!" Ucapnya. Tapi, aku tetap ngga jawab.
"Tadi, buru-buru jadi ngga liat-liat. Sorry banget." Aku tetap diam. Sampe selesai dia bantuin, dia langsung pergi. Aneh banget!
***
Whats up everyone! Maaf banget kemarin ngga up. Kemarin mau up malem, tapi diajak jalan-jalan sama keluarga. Ku sangat minta maaf.
Nanti bakalan double up jadi tunggu aja. Aku sekali lagi minta maaf. Aku memang orang nya Kaya begitu, jadi maklumin aja. Stay positive! And, bye?
Zaenggu & Eva
안녕

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful [HIATUS]
FanfictionMereka cantik...tapi tatapan mereka dingin. Dingin, bahkan orang yang menatap mereka akan membeku. Hanya 1 kekuatan yang berbeda....Cinta. Tatapan mereka bahkan akan terasa berbeda hanya dengan cinta. Pertama kali dalam seumur hidup mereka menjadi v...