Seulgi POV
Apa yang terjadi padanya? Mungkin, ini salah ku. Aku terlalu menikmati darahnya tanpa melihat keadaanya. Dia terlihat sangat lemas dan pucat. Maafkan aku Baekhyun. Tanpa sadar tanganku mengelus kepalanya membiarkan kepalanya tersandar di bahuku.
"Maaf!" Hanya kalimat itu yang keluar dari mulut ku. Tidurlah selama yang kau mau.
Irene POV
Lagi-lagi Seulgi lama. Sebenarnya dia lagi ngapain. "Aku nyari Seulgi dulu."
"Tapi unnie jangan ikutan lama juga." Keluh Yeri.
"Kalo aku sama Seulgi ngga balik-balik kalian duluan aja." Ucapku. Aku segera meninggalkan mereka lalu pergi mencari Seulgi.
"Dimana coba tuh anak?" Aku terus mencari kesana kemari tapi malah bertemu dengan Taehyung. Sepertinya dia tidak sadar akan kehadiranku. Aku secepat mungkin jalan melewatinya berpura-pura tak menyadari kehadirannya. Dan sesuai perkiraanku, dia berhenti ketika melihatku
Taehyung POV
I-irene barusan lewat?! Aduh! Kenapa jadi merinding gini. Jadi keinget kejadian tadi malem. Aku harus benar-benar hati-hati. Aku tidak ingin mati karena dibunuh vampire wanita.
"Kenapa? Apa kau memegang perkataanku tadi malam?"
*Deg*
Aku yakin sekali! Sekarang jangtungku benar-benar berdetak sangat kencang. "Jawablah, aku hanya butuh 1 kata darimu." Ucapnya lagi. Demi apapun, setiap kata yang diucap Irene selalu membuatku merinding.
"A-aku tidak akan b-bilang siapapun." Sial! Jawabanku seperti seorang pengecut. Tak ada respon apapun darinya, yang ternyata dia memang sudah hilang.
Rose POV
Irene unnie dan Seulgi unnie ngga balik-balik. Akhirnya makanan yang sudah dipesan dimakan sama yang lain dan setelah itu kembali ke kelasnya masing-masing. Tak sengaja ketika pergi menuju perpustakaan, siswa yang bernama Jimin itu datang entah dari mana.
"Rose! Ketemu lagi. Kamu mau kemana? " Tanya dirinya. Aku tak merespon pertanyaanya. Ketika aku melirik sebentar kearahnya, dia malah tersenyum sendiri. Aneh sekali pria ini!
Sampai di perpustakaan, aku duduk di salah satu bangku perpustakaan. Jimin yang dari tadi mengikutiku ikut duduk didepanku. Aku mencoba untuk fokus membaca buku, tapi daritadi dirinya hanya menatapku.
"Apakah kau punya kegiatan yang lain?" Akhirnya akupun bertanya.
"Kenapa? Kau tak suka ditatap dari depan? Kalau begitu..." Dia menghentikan kalimatnya lalu berdiri dari bangku depanku, lalu dirinya duduk di sampingku. Aku malah tambah tak bisa fokus.
"Baiklah! Terserah dirimu saja." Ucapku yang akhirnya memutuskan untuk tidak menghiraukan dirinya. Aku sudah mulai fokus dengan buku bacaanku, tapi selalu buyar ketika dirinya terus mengendus seperti itu.
"Bisakah kau hentikan itu!" Ucapku.
"Hentikan apa? Kau bilang terserah padaku."
"Jangan mengendus seperti itu! Aku tak nyaman." Ucapku balik membalas.
"Kalau seperti ini?" Ujarnya sambil mendekatkan wajahnya ke leherku.
"Kubilang hentikan!" Ucapku memperingatkannya lagi.
*Deg*
Apa-apaan ini? Dia malah memelukku dari belakang.
"Lepaskan dia!" Ucap seseorang yang suaranya terdengar familiar.
"Siapa kau?"
"Lepaskan dia kubilang!" Irene unnie? Untunglah.
"Sepertinya kau kenal dengan Rose." Ucap Jimin yang akhirnya melepaskan pelukkannya dariku.
"Apa kau tak punya sopan santun?" Kalimat yang menyakitkan menurutku jika ditujukan untuk ku.
"Oh, jadi kau lebih tua dariku, noona? Maafkan aku atas ketidak sopanannya. Aku akan pergi." Jimin lalu pergi dari perpustakaan. Tapi sebelum itu, Jimin terlihat seperti sedang membisikan sesuatu pada Irene unnie. Entah apa itu.
"Kau tak apa?" Tanya Irene unnie yang membuyarkan lamunan singkatku.
"Unnie, aku merasa aura yang tidak menyenangkan dari cowok itu. Dan juga, teman-temannya yang lain juga. Aku merasa curiga." Ucapku pada Irene unnie.
"Aku juga merasa seperti itu. Lanjutkan membacamu, aku akan menemanimu."
Seulgi POV
Sudah berapa lama Baekhyun tertidur. Ketika memegang dahinya, aku tak merasa dia sedang demam.
"SEULGI!" Tiba-tiba dia berteriak sampai membuatku terkejut. Karena itu, dirinya jadi kehilangan kendali lalu jatuh kebawah dengan posisi diriku berada diatasnya. Situasi macam apa ini?
Aku terpaku dalam tatapannya. Kenapa rasanya aneh sekali? Aku bahkan seperti terjebak di matanya. Sampai akhirnya sadar posisiku diatasnya, aku berdiri.
"Aku akan mati! Aku melakukan kesalahan. Bagaimana kalau Seulgi membunuhku!?" Bisik Baekhyun pada dirinya sendiri. Aku mendengar hal itu jadi merasa mau tertawa saja.
"Hahaha...Aku tak akan melakukan hal itu. Bagaimana denganmu? Apa kamu sudah membaik?" Tanyaku perlahan. Dia sedang melamunkah? Dia hanya melongo menatapku seperti tidak percaya.
"Ada apa?" Tanyaku lagi. Akhirnya dia tersadar dari lamunannya.
"Bu-bukan. Terima kasih sudah menunggui ku. Kau boleh kembali. Aku sudah baik-baik saja." Ucapnya merespon ku. Baru saja mau berjalan satu langkah, dia sudah terlihat akan tumbang. Untung saja aku menangkap dirinya tepat waktu.
"Duduklah! Perlahan, ini air mineralnya." Ujarku sambil menyodorkan sebotol air mineral.
Baekhyun POV
Apa aku benar-benar sudah sadar? Aku tadi baru saja melihat Seulgi yang kutahu dirinya sangat dingin tersenyum dan tertawa di hadapanku. Aku bahkan tak merasa diriku masih hidup.
"Hei! Berhentilah melamun!" Dia bahkan lebih lembut dari sebelumnya. Inikah dirinya yang sebenarnya?
"Maafkan aku." Ucapku. Aku mengambil sebotol air mineral dari tangan Seulgi lalu membasahi tenggorokan ku dengan air didalamnya.
"Kalau sudah membaik, kembalilah ke kelas. Aku juga harus kembali. Hati-hati!" Ucapnya yang setelah itu pergi keluar dari UKS.
Wendy POV
Selesai ulangan matematika aku hanya menyandarkan kepalaku diatas meja. Aku juga melihat Jennie, yang tentu saja sebangku denganku memainkan tangannya. Ada apa dengan Jennie? Apa dia khawatir dengan nilai ulangannya?
"Jennie, lagi kenapa?" Tanyaku.
"Entah Wen! Aku ngerasa aneh banget."
*
*
*Hallo whatsup my friend! Dah lama banget ai ngga up. Tentu saja karena aku juga punya project besar, yang semoga sukses dan lancar bisa terjalani dengan baik.
Well, karena ngga ada yang mau di omongin lagi, jadi bye?
![](https://img.wattpad.com/cover/132118029-288-k548687.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful [HIATUS]
FanficMereka cantik...tapi tatapan mereka dingin. Dingin, bahkan orang yang menatap mereka akan membeku. Hanya 1 kekuatan yang berbeda....Cinta. Tatapan mereka bahkan akan terasa berbeda hanya dengan cinta. Pertama kali dalam seumur hidup mereka menjadi v...