Chapter 2

1K 43 0
                                        

Irene POV

"Maksud unnie?" Tanya Lisa.

"Aneh aja!" Jawabku. Entahlah, tadinya pas Taehyung natap biasa aja. Tapi, ada yang aneh sama tatapannya.

"Unnie mau pesan apa?" Tanya Lisa menghancurkan lamunan ku.

"Ah, aku air putih aja."

Lisa mengangguk dan segera pergi memesan. Kenapa tatapannya aneh? Biasanya engga seperti ini. Aku malah jadi ngga fokus gini sih?

Seulgi POV

"Aku ke kamar mandi dulu." Ucapku pada yang lain. Aku pergi menuju atap, bukan kamar mandi. Entahlah, aku merasa ingin menghirup udara segar.

Di atap ngga ada siapa-siapa. Baguslah, aku bisa santai sedikit. Aku pergi ke ujung atap yang dipagari. Aku melompat keatas pagar lalu duduk diatasnya. Seketika itu aku mendengar pintu atap terbuka. Aku dengan cepat melihat kearah pintu. Ternyata seorang pria.

"Oh! Aku kira tidak ada orang." Ucap pria itu. Aku tak menghiraukannya, hanya menikmati udara segar.

"Perempuan seharusnya tidak duduk di atas pagar." Ucap pria itu yang membuatku terganggu.

"Kalau mau ganggu ngga usah disini!" Ucapku tanpa menoleh ke arahnya.

"Aku tidak akan mengganggu mu. Hanya memperingatkan." Ucapnya lagi. Pria ini sangat mengganggu!

Akhirnya aku turun dari pagar lalu menatap matanya. Pria itu langsung diam sambil membelalakan matanya.

"A-apa yang k-kau lakukan?" Ucapnya tergagap gagap. Aku maju selangkah perlahan mendekat ke arahnya. Dia pun mundur selangkah tanpa memalingkan tatapannya pada ku.

"Kau tidak seharusnya mengganggu ku." Ucapku yang terus maju ke arahnya.

"Ber-berhenti di-disana!" Ucap dirinya. Tapi aku tetap maju, pada akhirnya dia terpojok di samping pintu atap. Ku baca pin nama yang ada di jasnya. Jadi pria ini namanya Baekhyun.

Baekhyun POV

A-ada apa dengan wanita ini? Aku bahkan tak bisa bergerak, aku tidak bisa memalingkan tatapanku dari matanya. Dia terlalu dekat. Aku mencoba untuk lari, dia malah mencegahku dengan kedua tangannya.

"Me-menyingkir lah!" Ucapku. Tapi dia tetap saja menatapku. Tatapannya membuatku merinding.

"Jadi namamu Byun Baekhyun. Menarik, aku bakal ingat wajah dan namamu. Bersiaplah!" Ucapnya. Dia menjauh dariku lalu pergi dari atap. Ya tuhan, syukurlah! Tubuhku bergetar. Apa maksudnya? Bersiaplah? Untuk apa? Menakutkan!

Wendy POV

"Seulgi unnie lama amat! Ke kamar mandi aja lama!" Ucap Yeri yang selalu duduk didepanku.

"Unnie aku mau pesen makan lagi." Ucapku sambil berdiri. Aku ngrasa makanan yang kumakan kurang, jadi pesen lagi aja.

"Makan lagi? Ngga kenyang?" Tanya Irene unnie.

"Lagi laper paling." Ujar Jisoo unnie yang dari tadi mengangin hp.

Aku langsung pergi pesen makanan di counter kantin. Pas mau lewat, ada yang nabrak sampe makanan yang baru ku pesen jatuh. Sial banget! Baru bayar lagi!
"Eh, maaf! Sorry, sorry banget! Engga sengaja. Aku bantu bersihin." Pria itu langsung ngebersihin makanan yang jatuh ke lantai. Otomatis aku langsung megang tangannya biar dia berhenti.

"Udah ngga apa! Ini juga salahku. Oh, iya! Ahjuma, pesen makanan satu sama kaya menu ini!" Di pesenin juga? Aku ngga mau berhutang budi sama orang

"Berhenti!" Suruhku singkat. Tapi dia tetep aja ngga berhenti.

Sampe bersih, dia baru berdiri terus membuang makanan yang tadi jatuh. Aku cuma bisa natep dia. Aku bener-bener ngga mau berhutang budi.

"Dah selesai! Sorry banget ya! Kamu ngga usah hutang budi, namaku Park Chanyeol." Ucap dia ngenalin diri sendiri. Dia mengulurkan tangannya untuk jabat tangan. Aku ngga nerima jabat tangan nya.

"Terima kasih." Sambil membungkukan badan aku segera pergi kembali ke tempat duduk.

"Eh, Wendy! Kamu ngga jadi makan?" Tanya Jisoo unnie.

"Ngga, tadi ngga jadi." Baru ngomong kaya gitu, pria yang namanya Chanyeol dateng sambil bawa makanan.

"Maaf mengganggu, ini makanannya." Ucapnya sambil memberikan menu yang tadi ku pesen. Baguslah, sekarang bakal ditanya habis-habisan sama unnie. Pas pria itu pergi, semua mata tertuju padaku.

"Wendy?" Panggilan pertama, Irene unnie.

"Kenapa?" Tanyaku sambil menghembuskan napas.

"Tadi siapa? Dan kenapa ngasih makanan kaya gitu?" Pertanyaan itu yang keluar pertama kali. Rasanya langsung skakmat.

"Itu namanya-"

"Aku tau, Chanyeol. Dia anak kelas 12. Aku sekelas sama dia." Belum selesai ngomong, Irene unnie langsung motong kata-kataku.

"Iya, tadi mau pesen makanan. Nah, pas balik ngga sengaja nabrak dia. Dia minta maaf sampe ngebersihin makanan yang jatuh. Kukira cuma bantu ngebersihin, tapi dia langsung pesen makanan ke ahjuma sekaligus dibayarin. Tadinya mau nglarang tapi dia tetep aja." Ucapku panjang lebar.

"Ooh...bakal jadi susah kalau nantinya harus berurusan sama dia." Ucap Jisoo unnie sambil menghempaskan badannya ke tempat duduk.

"Tapi, pada ngrasa aneh ngga sih?" Tanya Rosé. Rosé itu paling sensitif, walau dia cuma manusia, tapi dia yang paling sensitif sama keadaan.

"Emang kenapa?"

"Setiap pria yang kita temuin pasti punya tatapan yang berbeda. Bukan karena mereka baru disini. Tapi, tatapan beda mereka itu kaya langsung menyambar otak." Jelas Rosé.

"Kayak nya kaya gitu. Aku juga tadi ngrasa pas natep anak yang namanya Taehyung. Dia reaksinya sama kaya yang lain, tapi aku ngrasa ada yang aneh sama tatapanya." Ucap Irene unnie lagi.

"Dan...Aku ngrasa, bukan cuma kita yang beda. Diantara anak baru itu, ada yang bukan....manusia."

***

Yoks, apa kabar? Aku harap kalian baik-baik aja. Dan, yah aku tau ini mungkin bukan waktu yang pas buat up karena juga aku tau berita yang mengguncang dunia.

Aku ngga bakal bahas itu, aku dah cukup sedih dan ngga mau keterusan. I always want to think more positively. Jadi, yah! Life goes on! Ngga berhenti disini aja. And i know you guys are strong people. It's hard and i know that. Stay Strong! And you guys know you're never alone.

Kita saling menyemangati satu sama lain. Jangan pernah mengatakan kalimat buruk, jangankan kalimat! Bahkan kata pun kalian harus hati-hati. Because kita ngga tau seberapa sensitif orang itu. Cause ngga ada lagi yang mau di bicarain, and bye?

Zalen & Eva

안녕

Beautiful [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang