Hati hati typo✒️
Flow mendengarkan gurunya yang sedang mengajar dengan seksama. Sudah seminggu ia dan adiknya belajar disekolah ini. Menurut Flow, ia lumayan menyukai sekolah ini. Disini tidak ada peraturan yang membuat kebebasan Flow dikurung. Menyenangkan sekali.
Sekarang pelajaran mereka adalah cara mengeluarkan bagian dalam tubuh manusia untuk dimakan secara utuh. Jangan kaget. PHS sekolah yang sangat jauh dari kata 'normal'. Semua warga disekolah ini pembunuh. Tidak ada makhluk yang lemah disini.
"Baiklah, itu saja teori yang saya sampaikan. Sekarang keluarkan benda kesayangan kalian semua, kita praktek," seluruh kelas bersorak sorai ketika dua kata di akhir kalimatnya itu disampaikan oleh guru mereka yang merangkap menjadi wali kelas mereka juga, Samantha. Flow sendiri merasa sama senangnya dengan seluruh kelas. Praktek... Ughh! Yesss!!
Mereka mengeluarkan pisau mereka masing masing. Pisau-pisau mereka memiliki ciri khas yang unik. Gagang pisau Flow bergambar bulan purnama. Warnanya tentu saja seperti bulan purnama pada malam hari. Sedangkan pisau Rachel bergambar matahari. Warna gagang pisau Rachel sangat mencolok. Kuning. Warna yang membuat mata Flow sakit.
Para petugas sekolah masuk kedalam kelas mereka dengan membawa mayat-mayat. Semuanya kembali bersorak sorai. Mirip sekali seperti anak kecil lucu yang sedang diberi mainan baru oleh orangtuanya masing masing. Bahkan Rachel sekarang jingkrak jingkrak di atas meja belajarnya. 'Ck, dasar makhluk bodoh.' umpat Flow dalam hati.
"Baiklah anak anak, pilihlah Rakjel kalian masing masing," perintah Samantha yang diangguki oleh semua murid muridnya. Flow melihat ke seluruh mayat-mayat didepannya. Rachel mencolek colek bahunya pelan. Ia lalu melirik kearah adiknya itu.
"Kak lihat itu," tunjuk Rachel mengarah ke mayat wanita yang memakai baju formal hitam. Flow sedikit terkejut. Itu bibinya! Mantap. Sungguh Flow sangat beruntung.
Perlahan, Flow mendekati mayat bibinya yang bernama Rika itu. Tapi sebelum itu seseorang terlebih dahulu mendekati mayat Rika. 'Tidak!' Flow berteriak dalam hatinya. Oh jangan... Flow sudah membayangkan bahwa ia akan mencincang tubuh bibi Rikanya ini. Mayat Rika tidak boleh diambil oleh siapa pun!
"Ini milikku," tekan Flow seraya menginjak perut mayat Rika. Alis cowok itu terangkat keatas. Menandakan ia heran atas sikap cewek didepannya ini. Jelas-jelas dia dulu yang melihat mayat ini. Otomatis dia yang mendapatkannya.
"Gak, ini punya ku. Aku yang lihat nih mayat pertama kali," kesal Rafael, si cowok yang berani melawan Flow.
'Gawat!' batin Rachel berteriak panik.
Tidak, jangan sampai kakaknya terpancing oleh omongan cecunguk ini! Rachel hanya bisa membantu cowok yang menguji kesabaran kakaknya ini dengan berdoa agar dapat melihat hari esok tanpa lecet sedikitpun di sekujur tubuhnya. Perlu diingat bahwa Flow adalah orang yang sangat benci bila perkataan nya dibantah oleh orang lain.
"Kamu ngebantah aku?" tanya Flow nyaris berbisik. Ekspresinya seperti biasa. Datar.
Aura disekitar kelas semakin memanas. Bahkan mereka berdua sudah menjadi tontonan gratis bagi para warga dikelas. Samantha menonton pertunjukkan dikelasnya penuh minat. Menarik. Mari kita lihat adegan heboh apa yang akan dipertontonkan oleh dua orang yang memiliki aura yang nyaris sama ini.
"Emang kenapa? Ada masalah?" tanpa memperdulikan balasan Flow lagi, Rafael mengambil alih mayat Rika dari kaki Flow. Namum, sebelum pisau Rafael merobek isi dalam perut Rika, dengan gesit Flow mulai menyerang Rafael. Rafael yang sedikit terkejut mulai biasa mengimbangi gerakkan Flow yang terbilang sangat cepat.
Napas Rafael terengah engah. Berbeda dengan Flow yang masih santai santai nya. Bahkan Flow sekarang sempat sempatnya membaca selembar demi selembar novel yang tadi pagi dibawanya. Rafael menggeram. Ia merasa dipermainkan sekarang.
Tringgg!
Pisau Flow berada di leher Rafael. Sedikit lagi bisa bisa nyawa Rafael melayang. Rafael tidak bisa melawan lagi. Pisaunya terjatuh. Semua orang berdecak kagum. Akhirnya ada juga yang bisa mengalahkan Rafael. Siapa sih yang tidak kenal Rafael? Siswa yang bisa dibilang sangat sangat perfect dimata orang orang.
Rafael, seorang manusia yang dikagumi akan ketampanan, IQnya yang nyaris sempurna, pandai memakai seluruh senjata tajam, dan masih banyak lagi kelebihan Rafael yang bisa bisa membuat kita ternganga lebar mendengarnya.
Tatapan mata mereka beradu. Ah, Flow baru ingat. Cowok ini kan orang yang ada dikantin waktu itu. Orang yang bersama teman temannya membuat para kaum hawa jejeritan tak karuan.
"F-flow lepasin Rafael dong!" seru salah seorang siswi yang diangguki teman teman nya. Flow menaikkan sebelah alisnya.
"Bener banget! Rafa sampe pucat gitu loh!" timpal temannya.
'Sialan,' batin Rafael.
Muka Rafael memberengut kesal. Segitu jelaskah ekspresi mukanya sekarang? Oh, cebur saja ia di sungai amazon sekarang. Percaya atau tidak Flow sekarang mati matian menahan tawanya agar tidak nyembur ke luar. Ya kali tawanya di lepasin gitu aja. Bisa hilang image cewek coolnya.
"Hmm," jawab Flow dengan sedikit nada kesal didalamnya. Sebenarnya sih ia ingin cowok ini jadi 'mainannya' tapi... Gak jadi deh. Ia menjauhkan pisau nya dari leher Rafael. Barulah cowok itu bernapas dengan lega. Eh, bentar. Rafael mengusap lehernya. Darah. Ternyata Flow tidak main main dengan pisaunya itu.
'Cewek yang menarik sekaligus menakutkan,' batin Rafael sembari menyeringai.
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath High School
Mystery / ThrillerFlowerine Keiziana Gerald dan Rachel Lyniana Gerald. Kedua cewek yang mempunyai banyak rahasia di kehidupannya. Kedua cewek yang misterius. Disarankan agar jangan terlalu ingin tahu tentang kehidupan mereka. Sebab, mereka sangat berbeda dari yang l...