Hati hati typo✒
Baju lengen pendek putih dengan rok putih bersih tanpa noda. Seperti itulah baju yang sekarang Flow dan Rachel pakai. Mereka sudah mengetahui dimana letak kelas mereka dari Kang mamad. Jadi mereka tidak perlu lagi susah payah pergi ke ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimanakah kelas mereka berada.
Tok! Tok! Tok!
Rachel mengetuk pintu kelasnya. Blood C. Itu nama kelas mereka. Aneh emang. Tapi tentu saja itu tidak penting. Yang ada dipikiran Flow sekarang adalah segera tidur. Pintu kelas terbuka. Terpampanglah wajah seorang guru yang berumur kira kira 20-35 tahun. Tunggu sebentar, kenapa wajah guru itu berlumuran darah?
Bagi sebagian orang pasti terkejut setengah mati melihat pemandangan didepannya sekarang ini. Tapi kenapa Flow dan Rachel tidak terkejut? Malahan mereka dengan santainya memasuki kelas.
"Nama?" tanya guru itu sambil mengelap wajahnya menggunakan tisu. Flow menatap datar kearah seluruh penjuru kelas. Darah di meja, kursi, lantai juga dinding. Serta satu mayat didekat meja guru. Mayat perempuan. Kondisinya... Ah sudahlah, lupakan saja.
"Nama aku Rachel Iyniana G. Panggil aja Rachel," Rachel memperkenalkan dirinya dengan santai seraya memilin rambutnya. Seketika kaum adam menahan napasnya.
"Kamu?" tanya guru itu sambil menunjuk Flow. Flow mengernyit. Berani berani nya guru tidak tahu sopan santun ini menunjuknya dengan kurang ajar.
Kekerasan diperbolehkan disekolah ini.
Flow mengingat kata kata yang diucapkan Kang mamad tadi pagi. Kekerasan diperbolehkan? Ah, rasanya Flow semakin tertarik pada sekolah ini.
Dengan cepat, Flow mematahkan jari yang menunjukknya itu.
Crakk!
"Arrrghhh!!" jerit guru itu histeris. Semua orang heboh. Pasalnya, baru kali ini guru yang terkenal akan kekejamannya menjerit jerit seperti ini. Flow menutup telinganya.
'Ck berisik,' batin Flow malas.
Sapp!
Sebuah pisau tajam menancap dibelakang Flow. Oh, guru ini menantangnya rupanya. Orang yang melempar pisau tadi adalah guru itu. Untungnya Flow menyadari gelagat guru ini yang sedang meraba raba sakunya dan segera menggeser tubuhnya sedikit untuk menghindari serangan pisau.
Guru itu mendengus kesal. Bisa bisanya serangannya terbaca oleh Flow. Padahal selama ini tidak ada yang seorang pun manusia yang sanggup menakhlukannya. Guru ini bernama Elyna pielyeniuny. (Lidah kalian bacanya gak kepleset kan?)
Elyna kembali melempar banyak pisau yang ia dapat entah darimana. Sedangkan Flow dengan santai sesantai santainya mengerakkan tubuhnya sedikit saja untuk menghindar. Para siswa sisiwi serta Rachel memilih keluar. Mana mungkin mereka mau tetap didalam kelas. Bisa bisa tubuh mereka berlubang lubang karena terkena lemparan pisau pisau Elyna.
Jika kalian berpikir Elyna adalah seorang wanita paruh baya yang berumur 40, kalian salah besar. Elyna sekarang berumur 28 tahun. Badan Elyna masih segar. Jadi memudahkan dia melekuk lekuk tubuhnya saat melempar.
Ah, cukup sudah. Flow ingin tidur. Flow mengambil pisau yang tergeletak tak jauh dari tempatnya. Sambil membawa pisau, Flow berlari kearah Elyna. Elyna terkejut. Ia tak sempat menghindar dari serangan Flow.
Alhasil, pisau itu tertancap indah dileher Elyna. Darah berhamburan saat Flow menarik kembali pisaunya. Detik itu juga Elyna berhenti bernapas. Tidak, jangan perasaan ini lagi. Flow termenung. Jantungnya berdetak dengan kencang. Dengan gila, Flow menggores pipi Elyna.
Ini.... Ini menyenangkan. Flow ingin lebih... Lebih... Lebih...."Kak!" teriak Rachel takjub. Flow tersadar. Ia lalu menatap Wajah Elyna. Sejak kapan wajah Elyna hancur tak berbentuk begini? Dan juga... Sejak kapan bibirnya terukir sebuah seringai kecil?
o•••o
"Kak, aku gak mimpi kan?" tanya Rachel yang masih takjub akan sesuatu yang dilihatnya beberapa jam yang lalu. Flow memutar bola mata nya malas. Ck, sudah ribuan kali Rachel menanyakan pertanyaan tidak bermutu ini. Mulut adeknya ini tidak bosan apa? Flow yang mendengarnya saja malas.
Beberapa jam yang lalu, setelah kejadian matinya Elyna ditangan Flow. Para petugas sekolah segera membersihkan kelasnya yang bisa disebut sangat 'bersih' sekali. Flow dan Rachel sekarang sedang berada dikantin sekolah. Biasalah mengisi perut mereka yang sedaritadi meraung raung minta di isi.
Flow memutar bola matanya. Rasanya ia ingin sekali mencongkel mata yang sedang melihat ke arah ia dan adiknya saat ini. Lagi lagi ia menjadi pusat perhatian. Apa ia sebegitu cantiknya hingga semua orang rela memutar kepala mereka 360°? Oh, Flow terlalu percaya diri.
"KYAAAAAAA!!" Flow dan Rachel sontak melihat kearah kerumunan siswi siswi yang berada di tengah tengah kantin. Penasaran. Kata itu yang terlintas di kepala kakak beradik itu.
Mata merah darah Flow bertemu dengan mata elang seorang cowok. Flow menyipitkan matanya. Berusaha mengingat ngingat dimana ia pernah melihat cowok ini. Hmm, gak penting. Flow mengalihkan pandangannya dan menatap nanar kearah Rachel yang sedang memakan nasi goreng miliknya. Rachel cengengesan. please, jangan salahkan Rachel. Salahkan saja nasi goreng ini yang terlalu menggodanya.
Ah, yang benar saja sekarang nasi goreng nya habis dimakan Rachel. Flow lapar. Ia daritadi belum sarapan. Dan ia sangat malas kalau harus kembali mengantri membeli nasi goreng. Flow punya ide bagus. Bagaimana bila dia 'memakan' adek kecil lucunya ini? Flow menyeringai. Mungkin itu ide yang bagus. Ia mengarahkan garpu runcing kearah Rachel. Lidahnya menjilat bibirnya lapar. Rachel sweatdrop. Mampus. Tamat dia sekarang.
Aaaaaa! Rachel tidak mau mati!!!
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath High School
Mystère / ThrillerFlowerine Keiziana Gerald dan Rachel Lyniana Gerald. Kedua cewek yang mempunyai banyak rahasia di kehidupannya. Kedua cewek yang misterius. Disarankan agar jangan terlalu ingin tahu tentang kehidupan mereka. Sebab, mereka sangat berbeda dari yang l...