Hati hati typo ✒️
Setelah acara penyiksaan untuk Noel selesai dilakukan, semuanya tiba-tiba saja hening. Tak ada satupun yang berbicara. Mungkin, kata yang lebih tepat untuk situasi saat ini adalah canggung.
"Kalian yang membunuh kelompok Banana candy ya?" celetuk Alvin penasaran. Meski terkejut sesaat, Para cewek mampu menyembunyikan raut wajahnya masing-masing.
"Darimana kamu tahu?" tanya Mavis berusaha tetap tenang. Alvin memasang senyum smirk nya.
"Mayat mereka berada tak jauh dari tempat kalian semua. Hal itu bisa dijadikan alasan bukan? Oh iya, darah dari senjata kalian juga tidak dibersihkan ya." lagi-lagi, para cewek terkejut. Astaga, ternyata mereka terlalu ceroboh.
"Kenapa memangnya kalau kami yang membunuh mereka?"
Ah, jika tadi yang terkejut hanyalah para cewek, sekarang kedua-duanya yang terkejut. Baik para cewek maupun para cowok. Pasalnya yang tadi bertanya adalah Flow. Cewek yang sekarang lagi asik mengelap darah di pedangnya.
"Eng-enggak ada sih. Kan cuman nanya." gugup Alvin memalingkan pandangannya kearah lain. Aura yang muncul disekitar Flow sangat menakutkan. Gelap tetapi hangat, tentram dan nyaman.
Ngingggg.... Ngingggg....
Suara dengungan itu membuat perhatian mereka semua teralihkan. Arah pandangan mereka sama sama fokus ke satu tempat. Diatas pohon tempat mereka berteduh terdapat pengeras suara disana. Kenapa daritadi mereka tidak memperhati
kan pengeras suara itu ya? Perasaan tadi tidak ada deh."Hallo siswa siswi ku yang masih hidup. Apa kabar? Kalian pasti senang bukan? Hahahaa. Jadi begini, saya akan membacakan point para kelompok yang masih hidup. Harap nama kelompoknya masing masing diingat ya."
Noraline, sang kepala sekolah, pun mulai membacakan point point yang didapat oleh para kelompok. Hingga tiba lah ketika kelompok Flow dan Rafael yang dibacakan.
"........... Redblood mendapatkan 100 point dan Whiteblood sama halnya dengan Redblood yaitu 100 point. Baiklah, itu saja yang harus saya sampaikan. Murid muridku berjuang lah!"
Flow berdiri dari tempat duduk. Mata merah Flow melirik kearah anggota kelompoknya. Mereka mengerti apa maksud tatapan Flow. Segera saja mereka mengemas barangnya masing-masing.
"Kalian mau kemana?" tanya Arsen, temannya Rafa. Para cowok menatap para cewek bingung.
"Pergi." singkat Zeira lalu berlari mengikuti anggota kelompoknya yang sudah lari terlebih dahulu.
"Eh tunggu!" teriak Rafa terlambat. Terlambat karna mereka telah pergi jauh hingga hilang diantara pepohonan yang rimbun.
o•••o
Rachel tertawa terbahak bahak ketika ia berhasil membunuh ketua kelompok Puple Velvet. Setelah melakukan perjalanan panjang, mereka tiba tiba saja ditantang oleh kelompok Purple Velvet. Waktu itu Flow langsung saja mengecek catatan yang pernah ia tulis. Catatan itu berisi tentang kelompok-kelompok yang harus mereka bunuh.
Ternyata Purple Velvet termasuk kelompok yang harus mereka bunuh. Yaa, tanpa pikir panjang Rachel, Mavis, dan Zeira langsung menyerang kelompok tersebut. Sedangkan Flow hanya menonton mereka dari kejauhan. Sebenarnya Flow ingin membantu juga, tapi teriknya matahari membuatnya malas dan memilih berteduh saja di bawah pohon. Flow tidak mau kulitnya sampai menghitam hanya untuk membunuh para serangga kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath High School
Mystery / ThrillerFlowerine Keiziana Gerald dan Rachel Lyniana Gerald. Kedua cewek yang mempunyai banyak rahasia di kehidupannya. Kedua cewek yang misterius. Disarankan agar jangan terlalu ingin tahu tentang kehidupan mereka. Sebab, mereka sangat berbeda dari yang l...