Hati hati typo ✒️
"Potong potong~ dipotong potong~ tangannya dipotong~ kakinya dipotong~ semuanya dipotong~ dipotong potong~ lalalalalala~," nyanyian bernada sangat cempreng itu muncul dari mulut Rachel.
Semua orang disekitar Rachel terganggu. 'Berisik banget tai monyet satu ini,' mungkin seperti itu lah pemikiran orang orang sekarang. Rachel tak peduli. Ia tetap melanjutkan acara mencincang kecil-kecil tubuh seorang siswa di tengah-tengah kantin.
Flow yang disebelah Rachel menatap penuh minat pada siswa yang telah mati itu. Hmm, daging manusia ini enak tidak ya? Flow jadi ingin mencicipinya.
"Boleh minta?" tanya Flow penuh harap pada Rachel. Seketika Rachel menghentikan kegiatannya. Matanya terkesima melihat kakaknya yang dingin berubah menjadi seekor anak kucing yang sangat sangat sangat sangat lucu dan imut ini. Hmm, boleh karungin tidak?
"Boleh dong kak!" seru Rachel girang. Flow dalam hati bersorak. Segera saja ia mengambil potongan kecil lengan kiri siswa tersebut, mencoleknya ke darah yang berceceran dimeja kantin, dan mulai memakannya.
'Lembut,' pikir Flow sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya lucu. Hmm, siswa siswi dikantin jadi pada ngiler. Rachel ngebolehin mereka minta nggak ya?
"Diberitahukan kepada siswa siswi PHS agar dapat berkumpul di aula sekolah. Sekali lagi diberitahukan kepada siswa siswi PHS agar dapat berkumpul bersama di aula. Akan ada sebuah pengumuman untuk kalian semua. Terima kasih,"
Suara pengeras suara kepala sekolah PHS menghentikan jam istirahat mereka. Beberapa siswa siswi mulai pergi menuju aula dengan sebuah piring ditangan masing masing. Mana mungkin mereka mau membiarkan perut mereka keroncongan akibat mendengarkan pengumuman yang sudah pasti sekali akan berlangsung sangat lama itu.
Rachel membersihkan tangannya dengan tisu. Sedangkan Flow asik menjilat-jilat tangannya yang berlumuran darah agar bersih. Rachel menatap kearah Flow yang sekarang sedang memasukkan potongan-potongan daging ke sebuah mangkok kecil yang entah dari mana ia dapatkan. Tangan Rachel terulur pada Flow.
"Ayo kak," ajak Rachel. Flow menyambutnya. Jadilah mereka berdua bergandeng tangan menuju aula.
Dari arah seberang, Mavis dan Zeira melambaikan tangannya ceria. Beberapa detik kemudian dua kembaran itu muncul dihadapan mereka.
"Lowi, aku ada novel baru. Mau baca?" tawar Mavis. Flow mengangguk-anggukan kepalanya semangat. Kebetulan kemarin ia telah selesai membaca semua novel-novelnya. Sambil memakan daging, ia membaca novel yang diberi Mavis.
o•••o
Ceramah kepala sekolah mereka berlangsung selama 3 jam. Setelahnya, barulah Noraline, sang kepala sekolah, menyampaikan inti sesungguhnya mereka semua dikumpulkan.
"Baiklah anak anak saya tidak akan bertele tele lagi," kepala sekolah yang masih berumur 28 tahun itu menjeda ucapannya. Ia melirik setiap murid muridnya. Entah Flow yang salah lihat atau suatu kebetulan, pandangan mata Noraline menatapnya. Pandangan itu.... terkejut? Entahlah.
"ehemm, dua hari lagi kalian akan menghadapi ujian."Seketika semuanya menjadi ribut. Mereka menerka-nerka ujian macam apa yang akan mereka lalui nantinya. Praktek ataukah teori ya?
"Hoamm, berisik," keluh Flow sambil menguap malas.
"Ujian ini berbeda dengan ujian-ujian yang lainnya. Ujian ini biasa kami sebut The Death Exam. Kalian harus membentuk sebuah kelompok yang beranggotakan 4 orang. Satu-satu kelompok akan diberi secarik kertas yang berisi nama-nama kelompok yang akan dibunuhnya. Kelompok pertama, kedua, dan ketiga yang membunuh kelompok paling banyak akan mendapatkan nilai sempurna dan juga beberapa hadiah yang tentu saja mahal. Jadi anak-anak, HAVE FUN YAAA!!" jelas Noraline seraya berteriak semangat. Siswa-siswi pun membalas teriakkan Noraline dengan tak kalah semangatnya.
Woah, sepertinya menyenangkan sekali~
Flow jadi tak sabar~o•••o
Beberapa murid mengasah senjata senjata mereka agar menjadi sangat tajam. Tidak ada raut pucat, cemas, takut atau ekspresi lain yang seperti itu. Yang ada hanya gembira, gembira, dan gembira. Mereka benar-benar tak sabar akan ujian yang mereka lewati nantinya.
Dalam hati, mereka yakin sekali bahwa mereka akan menang. Mereka percaya dengan kemampuan mereka ini dapat membunuh semua orang dengan mudah. Ugh, memikirkannya saja membuat darah mereka berdesir.
Tap tap tap.
Mata mereka melirik bersamaan kearah satu kelompok yang sangat mencolok keberadaannya. Nyali mereka seketika ciut. Oh, mereka lupa akan satu kelompok mengerikan itu. Kelompok yang bernama WHITEBLOOD. Kelompok yang beranggota kan dua siswi baru dan dua siswi kembar. Coba tebak siapa?
Ya, tepat sekali. Itu kelompok Flow. Coba bayangkan saja. Flow, si cewek bermata merah menyala, dengan mudahnya membunuh seorang guru terkiller yang kabarnya mantan pasien rumah sakit jiwa dan juga dikabarkan pernah menjalin kasih dengan Z-yn M-l-k (nama disamarkan). Sampai sekarang mereka tidak tahu itu berita fakta atau bukan.
Rachel, si cewek ratu selfie, dengan mudahnya membunuh dan memutilasi seorang siswa senior tingkat A yang dikabarkan merangkap menjadi masokis. Ia bahkan sempat-sempatnya memfoto kondisi siswa senior tersebut ketika sedang memutilasinya dikantin.
Sedangkan Mavis dan Zeira, dua cewek kembar yang baik hati, mereka akan bersikap manis terlebih dahulu kepada mangsanya, setelah itu barulah mereka akan memakannya hidup-hidup. Tidak peduli kepada teriakan teriakan kesakitan mangsanya yang memekakkan telinga.
"Kak, tolong asah kan pisau aku," pinta Rachel tersenyum disela sela aktivitasnya yaitu berselfie. Flow menuruti saja. Ia lelah terus berdebat kepada makhluk astral seperti Rachel.
"Lowi, tolongin senjataku juga," pinta Mavis dan Zeira kompak. Ck, mentang-mentang kembar. Flow mengehela napas pasrah. Ingat kan Flow untuk menjahit mulut ketiga manusia menjijikan ini dengan benang yang cukup tebal.
"Oh ya, pistolnya jangan lupa di masukkin peluru,"
Oke, sudah cukup. Flow muak.
o•••o
The Group To Be Killed :
1. Red Mask
2. Rainbow smile
3. Soul of devil
4. Banana Candy
5. Demonic army
6. Gloomy boy
7. Purple velvet
8. Angel wings
9. Little devil
10. Rain voice"Hm, kelompok yang harus kita bunuh terkenal semua," gumam Zeira. Mavis mengangguk, sedangkan Flow dan Rachel mengangkat bahunya tidak peduli. Mereka murid baru disini. Jadi wajar saja bila mereka tidak tahu apa-apa. Ruang kelas sendiri saja mereka masih suka nyasar.
"Tapi tidak masalah. Serangga sampah seperti mereka mudah banget untuk disentil," lanjut Zeira angkuh. Jujur saja, perkataan Zeira tadi benar-benar sebuah fakta. Mereka hanya serangga kecil. Tidak perlu tenaga untuk melenyapkan mereka.
Rachel terkekeh pelan. Tangannya gatal ingin membunuh. Ia tersenyum lebar. Sebentar lagi, tubuhnya akan mandi diguyur cairan amis bewarna merah kental. Ia benar benar tak sabar.
Jantung Flow berdetak kencang. Ia rasanya ingin sekali mempercepat waktu. Tubuhnya bergemetar menahan hasrat ingin membunuh. Bibirnya terus saja mengukir senyuman tipis. Ayolah, bisakah ini dipercepat?
"The death exam, begins,"
Tbc
A/N
Chapter selanjutnya akan mengandung adegan 'berdarah-darah'. Maksudnya Gore gitu. Tapi kayaknya gak ngeri deh. Mungin nanti kalian akan tertawa terbahak bahak waktu membacanya(?). Hm, gak tahu deh. Kita lihat aja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath High School
Mystery / ThrillerFlowerine Keiziana Gerald dan Rachel Lyniana Gerald. Kedua cewek yang mempunyai banyak rahasia di kehidupannya. Kedua cewek yang misterius. Disarankan agar jangan terlalu ingin tahu tentang kehidupan mereka. Sebab, mereka sangat berbeda dari yang l...