Ch 8 : Plagiat

1.3K 115 7
                                    

Hati hati typo ✒️

Semua anggota Banana candy, telah dibunuh oleh mereka ber empat. Flow menggoyang-goyangkan usus yang telah ia ambil. Ia sangat bosan sekarang.

"Kayaknya kita harus jalan-jalan deh." usul Rachel. Lainnya mengangguk setuju. Mereka memang sedang dilanda rasa bosan. Jadi, mereka meng-iyakan saja usulan Rachel.

Flow mengganti seragamnya yang penuh darah dengan seragam baru. Seragam yang bentuknya sama dengan sekolah mereka. Bedanya, seragam sekolah berwarna putih, sedangkan seragam Flow berwarna merah. Jangan tanya dari mana Flow mendapatkannya. Seragam itu tiba tiba saja ada di lemari kamar Flow. Karna seragamnya bagus yaa, Flow bawa saja untuk jaga jaga. Siapa tahu, pakaiannya yang ia pakai penuh dengan darah dan harus segera diganti. Seperti sekarang ini.

"Ayo," ajak Flow mengulurkan tangannya kearah Rachel. Rachel terkesima. Segera saja ia membalas uluran tangan Flow. Jarang sekali kakaknya bersikap manis seperti ini. Jadi, ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan langka ini.

Setelah beberapa saat berjalan tak tentu arah, barulah mereka beristirahat dibawah sebuah pohon yg cukup rindang. Udara yang sejuk menerbangkan rambut Flow. Karna tak nyaman, ia lalu mengikat rambutnya dulunya digerai menjadi dua bagian.

"Ahh," ringis Flow saat tangannya tak sengaja mengenai luka bekas sayatan anggota Banana candy waktu itu. Ia baru sadar ternyata seluruh badannya sekarang penuh dengan luka. Anehnya, kenapa ketika ganti baju ia tidak memperhatikan tubuhnya dan juga tidak merasa sakit ya. Hmm, sebuah keajaiban.

"Astaga! Ini pasti gara-gara cowok sialan itu ya Lowi?! Kenapa sih kamu gak melawan waktu disayat sayat gitu?!" tanya Mavis yang lebih seperti teriakan. Flow mengedikkan bahunya acuh.

"Nunggu waktu yang bagus." jawaban dari Flow membuat yang lainnya menganga kecuali Zeira. Zeira tersenyum sinis.

"Udah udah. Yang IQnya dibawah rata rata gak akan pernah tahu maksud dari perkataannya si Flow." sindir Zeira sadis. Orang yang tersindir-- Mavis dan Rachel-- seketika emosi dan mulai menjambaki rambut Zeira secara bersamaan.

Flow mengabaikan para sahabatnya. Yang ia fokuskan sekarang adalah semak didekat mereka berempat tiba tiba saja bergerak-gerak tak tentu arah.

"Flow? Kenapa? Kok mata kamu sampai melotot-lotot gitu sih? Ngeri tahu." celetuk Rachel sambil melepas jambakkannya pada rambut Zeira.

"Itu." tunjuk Flow kearah semak-semak yang tak jauh dari mereka. Perhatian yang lainnya pun mengarah pada semak-semak tersebut.

Semakin lama mereka perhatikan, semakin dalam pula rasa penasaran mereka. Dengan tekad yang kuat, Rachel berinisiatif sendiri untuk melihat lebih dekat kearah semak-semak.

SRUKKK SRUKKKK

Sesosok manusia langsung keluar dari semak-semak itu. Rachel yang terkejut reflek menabok kencang sosok manusia itu.

"Aaaaaaaa!!" teriak Rachel ketakutan.

"Apaan sih?!" sungut sosok itu yang ternyata adalah seorang cowok. Rachel mengusap-ngusap dadanya. Pandangan Rachel meneliti kearah sang cowok hingga ia tak sengaja....

"RESLETING LU KEBUKA!! MESUM!!" teriak Rachel lagi dan menabok cowok itu berulang-ulang. Si cowok berusaha mengelak.

"Udah udah! Sakit woy!" ringis sang cowok sambil memegang kedua tangan Rachel. Rachel yang tak terima dipegang langsung menendang 'anu' sang cowok. Detik itu juga, cowok tersebut pingsan.

"Ada apa nih ribut-ribut?" tanya seseorang dari arah belakang. Sontak, mereka semua berbalik. Tampaklah tiga orang cowok berjejer rapi bak sedang upacara bendera. Alis cowok yang tadi bertanya terangkat sebelah.

"Cowok itu," tunjuk Rachel dengan jari kearah si cowok yang sedang tiduran di tanah. "dia mesum! Masa resletingnya kebuka?! Pasti dia mau mesum!!"

Drama....

Flow menghela napas. Ia lalu bersandar pada sebuah pohon sambil menonton drama yang disajikan didepannya.

"Gua habis kencing bego!" sambar si cowok yang telah bangun dari pingsannya. Cowok itu meringis ketika melihat 'anu'nya.

Muka Rachel memerah. Antara malu, marah, gugup dan lain sebagainya bercampur menjadi satu.

"Y-ya tetap aja!" kilah Rachel menatap kearah lain grogi.

Hening. Tidak ada yang berbicara lagi. Semuanya sibuk dengan pemikiran nya masing-masing. Mavis yang tak tahan dengan keheningan pun mulai angkat bicara.

"Kalian kelompok Blood blood itu ya?" tanya Mavis. Flow berdecak kesal. Ini temannya bodoh atau apa? Kelompok dia sendiri kan ada Blood blood nya juga.

"Iya, kenalin, kami Redblood." ucap salah satu cowok sambil menjabat tangan Mavis. Mavis membalas jabatannya dan tersenyum manis. Astaga... Cowok itu seketika diabetes setelah melihat senyuman maut tersebut.

"Kenalin, kami Whiteblood. Eh btw, kok nama kelompok kita hampir mirip ya?" giliran Zeira yang berbicara. Semuanya menggangkat bahu. Niatnya sih ingin bercanda, tapi sepertinya itu dianggap serius oleh ratu kita. Siapa lagi kalau bukan Flow?

Flow berdecih, "Plagiat." satu kata itu mampu membuat para cowok membulatkan matanya dan berusaha untuk tidak merobek mulut Flow detik ini juga.

"Jaga omongan lu. Jelas-jelas yang plagiat nama kelompok kami yaa, kelompok kalian. Nama kelompok kami dari dulu udah ini kali. Kelompok kalian aja tuh yang plagiatin nama kelompok kami." balas Rafael emosi.

Ah, Rafael ingat. Bukankah cewek ini adalah cewek yang pertama kali dapat membuat seorang Rafael kalah? Seorang cewek yang nyaris saja membuat kepalanya hilang dari tempat yang seharusnya? Astaga, ia bertemu dengan cewek ini lagi?!

"Masa?" tanya Flow memainkan kukunya dengan serius.

Entah kenapa, Rafael kembali emosi setelah melihat cewek di depannya ini cuek terhadap dirinya. Ughh, bayangkan saja, banyak cewek cewek diluar sana yang menginginkan berbicara dengan seorang Rafael. Bahkan sampai ada puluhan korban jiwa yang terenggut nyawanya hanya karena berebutan dirinya ini.

"IYALAH! BTW KALAU NGOMONG LIHAT ORANG--"

"Bodo." potong Flow sadis. Rafael seketika sakit hati. Moodnya turun drastis. Ia jadi tidak bersemangat untuk melakukan apapun. Tega sekali Flow memotong ucapannya.

Atit ati abang neng....

"Dunia seakan milik berdua, ya?" sindir Mavis.

"Kita mah cuman numpang lewat, ye gak?" sindir temannya Rafa, Alvin.

Flow berdecih. Ck, maksudnya apaan sih? Sorry, Flow bukan anak alay seperti teman-temannya ini. Jadi, dia tidak tahu apa yang sebenarnya dikatakan mereka.

"A-apaan sih?!" gugup Rafa. Astaga, kok tiba-tiba Rafa grogi gini ya?

"Ciee, babang Rafa ngeblush-- WOI! GUA CUMAN BERCANDA ELLAH!!" teriak teman Rafa, Noel, sambil menahan serangan demi serangan yang dilontarkan Rafael dengan brutal. Rafael tertawa iblis.

Salah sendiri udah buat gua grogi gak karuan gini... Mampus lu sat....

Tbc

A/N
Ehemm, Jadi gini, Rafa itu Rafael ya. Cuman di hilangin EL nya doang kok. Udah tau ya? yaudah, gpp. Lagian itu sekedar buat informasi aja.

Psychopath High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang