"Kepergian"

6.4K 1K 194
                                    

Hyo Raa mengelap air matanya, sekitar 30 menit ia habiskan di Taman untuk menangis, untungnya Taman itu sedang sepi, kalau tidak mungkin ia sudah menjadi bahan tontonan orang lain.

Hyo Raa menghentikan sebuah taksi yang lewat.

"Kemana neng?" tanya supir taksi yang memakai baju bewarna biru.

"Komplek Nayana nomor 101" jawab Hyo Raa singkat.

Hyo Raa memandang luar, dan ingatanya dengan taehyung seakan terputar kembali, awal dari taehyung yang menyatakan cintanya hingga kejadian tadi. Rasanya ia masih tak percaya dengan alasan Taehyung. Bosan? Bukankah bosan hanya alasan bagi lelaki playboy yang ingin mengganti pacarnya?

Rasanya baru tadi pagi taehyung mengatakan aku-kamu dengannya, meminta maaf karena tidak bisa menjemput, apakah ia bisa berubah secepat itu?

So beautiful beautiful
Geu nugu boda areumdaul neonikka
Apeuji (ma ulji ma)
neol hyanghan noraega

Handphone Hyo Raa berbunyi membuat lamunannya buyar seketika.

"Hallo niel ada apa?" tanya Hyo Raa kepada Daniel.

"Min-Minhyun Hyo" Terdengar suara Daniel yang bergetar membuat Hyo Raa menjadi panik.

"Minhyun kenapa?"

--Flashback on--

Jaemi menekan nama Minhyun di layar Handpohennya.

"Hallo" terdengar suara Minhyun dari sebrang sana.

"Hyun. Hanbin, dia berencana buat nge-blongin mobil Hyo Raa" ucap Jaemi.

"Yaudah nanti gue bakal larang Hyo Raa buat naik mobilnya, simpel kan?" jawab Minhyun enteng.

Jaemi menghela nafasnya "trus lo pikir siapa yang bakal bawa mobil Hyo Raa balik hah?"

"Gue, gue yang bakal bawa mobilnya"

"Hyun lo gila?! Itu sama aja ngebahayain diri lo sendiri!" ucap Jaemi.

"Iya gue gila. ini buat ngelindungin Hyo Raa jae, lagipula yang nyeret Hyo Raa ke masalah ini gue, Hanbin punya masalah sama gue, jadi gue juga kan yang harus nyelesain masalah ini?"

"Enggak! Kita bisa bawa mobil itu pake mobil derek ngerti! Lo balik bareng Daniel dan Hyo Raa bakal bareng gue, udah gitu" bantah jaemi.

"Nyawa bakal di bales nyawa kan"

Tutt....

Minhyun mematikan sambungan telepon.

"Ck, dasar keras kepala!" gerutu jaemi kesal.

--Flashback off--

"Pak putar arah ke rumah sakit Pledis pak!" ucap Hyo Raa.

Tubuhnya gemetar, wajahnya mendadak pucat.

Setelah sampai rumah sakit Hyo Raa buru-buru berlari ke ruang UGD.

Di sana sudah ada Jaemi dan Daniel yang tengah menunggu kabar Minhyun.

"Ini salah gue niel, harusnya gue larang Minhyun buat--"

"Ini bukan salah lo jae, yakin sama gue Minhyun gak bakal kenapa-napa"
Ucap Daniel sambil mengelus punggung Jaemi.

"Gak kenapa-napa kata lo? Kepalanya kebentur keras bahkan mobilnya nabrak truk dan lo bilang dia gak bakal kenapa-napa?"

Handphone yang di pegang Hyo Raa seketika jatuh, tubuhnya seketika lemas.

Daniel dan Jaemi reflek menoleh ke asal suara.

"Hyo.. Raa" ucap Jaemi gugup, Jaemi langsung berjalan ke arah Hyo Raa dan memeluk Hyo Raa.

"Jae... Minhyun gak kenapa-napa kan?" tanya Hyo Raa dengan Suara bergetar.

Air matanya kembali tumpah, ia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

Terlalu banyak masalah yang datang untuk hari ini.

"Hyo tenangin diri lo" ucap Daniel.

Jaemi memeluk Hyo Raa, Mereka semua takut Minhyun akan pergi meninggalkan Mereka.

Ceklek!

Pintu ruang UGD terbuka, Dokter yang menagani Minhyun keluar.

Daniel yang melihat langsung menghampiri Dokter itu, begitupun juga dengan Hyo Raa dana jaemi.

Hyo Raa menatap wajah Dokter berharap ia membawa kabar baik untuknya.

"Sayang sekali.. "

"Kenapa dok? Minhyun gak kenapa-napa kan?" Desak Daniel.

"Maaf sekali kita sudah berusaha sebaik mungkin, namun yang maha kuasa berkehendak lain, pasien tidak bisa di selamatkan"

Perkataan dokter tersebut membuat semuanya mematung.

Hyo Raa langsung menerobos masuk ke ruang UGD dan memeluk Minhyun.

"Hyun.. Kenapa lo tinggalin gue, gue butuh lo, hikss.. Minhyun! Gue gak mau kehilangan lo!" Hyo Raa menangis, menangis di pelukan Minhyun untuk terakhir kalinya.

"Gu-gue gak mau kehilangan lo.. Cukup taehyung yang ninggalin gue, lo jangan. Gue butuh lo, gue butuh pundak lo, gue butuh usapan tangan lo disaat gue nangis, hikss.."

Ceklek!

Pintu terbuka menampilkan sosok Chanyeol dan Naeun masuk dan juga para suster yang akan membawa jasad Minhyun.

[Kok gua sedih si ngentiknya :(  ]

"Hyo udah Hyo, ikhlasin Minhyun" ucap Chanyeol sambil menarik Hyo Raa kedalam pelukannya.

"Hiks.. Bang.. "

"Udah udah ah, jangan nangis kaya gini dong, Minhyun pasti juga gak mau liat lo kaya gini kan?" ucap Chanyeol sambil mengusap air punggung Adiknya itu.

"Tapi dia janji buat gak ninggalin gue bang! Hiks.. "

"Setiap pertemuan pasti bakal ada perpisahan, dan lo harus siap untuk itu"

----♡----

.
.
.
.
Pemakaman Minhyun dilaksanakan dengan khidmat.

Satu persatu mulai balik ke rumah masing-masing, namun Hyo Raa masih tetap disitu, memeluk nisan bertulisan nama Minhyun sambil menangis.

"Hyun.. Gue gak nyangka kalo pertemuan gue sama lo di parkiran waktu itu adalah yang terakhir kalinya. Semoga lo tenang ya di sana, gue bakal terus doain buat lo, gue janji gue gak bakal nangis lagi, gue gak akan nangis buat lo"

"Hyo udah yuk pulang" bujuk Naeun.

Hyo Raa mengangguk.

----♡----

Gue tau ini makin gajelas, maafin banget, ini makin gak ngefeel maaf banget part kali ini sedikit, gue janji bakal cepet cepet nyelesain ini.

-사랑해 ❤




Trying ※ kth [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang