PANTHERO SECRET [END]

[02. labrak]

[Business HL, Economic HL, and Psychology]

Papan kelas itu adalah ruangan yang Nindi akan masuki. Sungguh membuat malas jika harus menyebut nama kelas sepanjang itu. Padahal jika di Rahwana itu hanya pelajaran IPS.

Kesialannya ternyata masih berlangsung, ia malah harus duduk bersebelahan dengan Cakra sebab meja lainnya sudah terisi oleh tas, terlihat jelas meski sang pemilik belum datang. Menyebalkan jika harus bersembunyi terus-menerus, intinya Nindi harus mencari cara secepatnya untuk menghindari geng mereka.

"Ngapain lo pada ikutan sih?" Omel Cakra ketika Razak dan Dimas ikut duduk di depan dan belakangnya. Dengan waspada bin cemas, Nindi membuat tembok dari buku paketnya menutup area yang bisa terlihat oleh ketiga cowok itu dari arah kirinya.

Ngapain juga sih Cakra ngadep kanan gini.

"Kelas gue kosong" jawab Dimas singkat, padahal tatapannya tak lepas dari gadis mencurigakan yang ada di samping Cakra. Yup, Dimas orangnya memang pendiam namun sangat peka terhadap sekitarnya,

Sedangkan Razak hanya tersenyum lebar, memamerkan deretan giginya "Pengen aja. Males masuk kelas exact science arithmetic alias MATEMATIKA hehe"

"Dia kena penyakit menular kali ya?" tunjuk Razak pada Nindi.

Benar-benar sial, kenapa juga Nindi terlalu menonjol. Ngapain sih tuh cowok kepo banget! Omel Nindi dalam hati.

Bel masuk kemudian berbunyi, menyelamatkan Nindi dari perhatian Cakra dan dua sohibnya itu. Namun setelah guru datang dan pelajaran dimulai, ia baru sadar bel tadi bukanlah penyelamatan ternyata. Mereka malah berakhir satu kelompok kerja untuk tugas presentasi minggu depan. Nindi benar-benar benci kelas seperti ini, jujur.

"Setelah pelajaran ibu selesai nanti kalian boleh berdiskusi dengan teman kelompok kalian oke?" Mss. Dandelion menaikkan kacamatanya menoleh ke arah kami, "oiya ini mau bertanya tentang apa yang kita bahas hari ini, ada yang tahu secara umum virus merupakan penyebab utama penyakit pada manusia, hewan, tumbuhan dan bakteri. Berdasarkan cara hidupnya virus tergolong organisme...

"Kalo kayak gini sih, gue nyesel masuk nih kelas" Razak frustasi.

Cakra menarik kursinya mendekat ke arah Nindi yang masih menutup wajahnya dengan buku, "gue geser slide, lo presentasi. Oke?"

"Enak aja!" Gas Nindi tak sadar bukunya terjatuh.

"Wah!" Mata ketiga cowok itu berkedip-kedip polos melihat masker yang di kenakan Nindi bertuliskan KISS ME. Yang bagi anak jahil seperti mereka itu bisa jadi bahan ejekan.

Nindi tersenyum legah. Untungnya ia sempat keluar untuk membeli masker sebelum hal seperti ini terjadi.

"Kiss me..." Cakra tersenyum miring menatap Razak.

"Ha?" Nindi mengernyit heran karena tak faham dengan tingkah tiga makhluk di hadapannya,  dih apaan sih nih cowok, kiss kiss? Gue tangkiss, gepeng bibir lo!