[malam Jum'at]

963 153 1
                                    

Malam Jum'at selanjutnya.

"Orang-orang pada kemana, kok rumah sunyi banget" Nindi yang baru pulang setelah puas mengelilingi komplek dengan motornya, merasa sangat aneh. Ia tak melihat siapa pun di rumahnya. Padahal biasanya ia akan di omeli habis-habisan oleh sang bunda jika tahu ia pulang tengah malam.
 
"Tunggu... ini kan malem Jumat..." Ekspresi Nindi seketika berubah senang, ia tahu kalau tak akan ada siapapun di rumah, kali ini Nindi selamat, bahkan pembantu di rumahnya juga tak ada. Dia sudah terbiasa dengan hal itu.

"YES!!"

"Yeyeyeyey!!"

Nindi berseru kegirangan, berlari naik ke atas sofa  kemudian melompat-lompat merayakannya. Tanpa basa-basi ia menelfon Yuna dan Rere.

"Halo Re, Yun? Lo tau nggak, nggak ada orang lagi di rumah cuy!!" Cekikiknya.

"Wahh yang bener? Syukur deh Nin lo nggak di marahin" sahut Yuna di seberang sana.

"Yuna sih, seharusnya lo belum pulang aja. Coba aja gue inget kalau malem ini malem Jumat, udah gue cegat lo" cemberut Rere terdengar kecewa.

"Dih, kenapa malah salah gue coba"

"Udah udah, yang penting sekarang gue nggak di omelin. Btw besok jadi kan?"

"Jadi dong!!"

"Semoga gue nggak terjebak lagi sama Alexa"

"Aamiin wkwk bisa-bisanya juga lo punya hubungan keluarga sama genderuwo kayak dia"

"Haha, parah kalian. Okeyy gue tutup dulu ya! Bye!!" Nindi menutup telfonnya, fokusnya ternyata dari tadi teralihkan meskipun sibuk menelfon. Sebuah asap tipis hitam yang hampir tidak terlihat itu keluar dari kamar Vante. Asap itu menghilang setelah beberapa detik keluar dari area kamar.

"Ke-kebakaran?- ups!!" Nindi membekap mulutnya yang hampir berteriak. "Gak mungkin deh."

Karena merasa penasaran, Nindi melangkah pelan menuju kamar kakaknya itu. Tak lupa melihat ke arah kanan dan kiri, takut jika seseorang memergokinya, sebab Vante pernah memperingatkannya untuk tidak pernah masuk atau bahkan melangkah 5 meter lebih dekat dengan kamarnya, jika Nindi melakukannya, Vante akan sangat-sangat-sangat marah❗

Sampai di depan pintu, Nindi nekat mencoba mengintip lewat lubang kunci.

"Kok gelap, jangan-jangan..." Nindi menjauhkan kepalanya secepat kilat, "anjir serem juga kalo tiba-tiba ada yang ngedipin gue" bulu kuduk Nindi meremang, asap itu masih saja keluar.

Ceklek...

Pintu terbuka saat Nindi tak sengaja menyenderkan bahu. Ternyata pintu kamar Vante tak terkunci. Takut jika terjadi sesuatu kepada sang kakak, ia pun masuk tanpa permisi, gelap, kakinya melangkah pelan dan tangannya meraba-raba tembok mencari saklar lampu.

Klak!

Lampu menyala.

Nindi terperanjat kaget ketika melihat sebuah asap hitam keluar dari kolong kasur Vante. Tanpa basa-basi ia pun merangkak tepat di samping kolong kasur yang gelap itu, ia tak sadar kalau sebenarnya keselamatannya sebenarnya juga terancam, tangan dan kakinya sendiri sudah membiru dingin bagai es tanpa ia tahu.

Nindi menyalakan senter ponselnya gemetar, setiap hembusan napasnya mengeluarkan asap, ia merasa kalau kamar Vante lama kelamaan semakin dingin, tak mau memikirkan itu, ia kemudian mengarahkan senter ponselnya ke kolong kasur, disaat itu pula Nindi membelalak kaget melihat Vante terbaring di sana dengan asap yang ternyata berasal dari mulutnya. Gadis itu berdiri kaku, ponsel yang awalnya ia pegang kini terjatuh masuk ke kolong. Detik berikutnya tubuhnya jatuh lemas.

PANTHERO SECRET [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang