❗Pa kabar? Jan lupa vote❗
Upacara benderaKetika semua siswa lain berlarian menuju lapangan upacara, Razak malah berkeliaran kesana-kemari sibuk mencari topinya. Seingatnya, ia tidak upacara senin lalu karena hari itu ia pertama masuk menjadi siswa baru di Ursula.
"Cepet Zak. Lo mau dihukum bersihin gudang?" Omel Dimas dengan suara sedikit geram, lelah menunggu satu sohibnya yang paling lelet dan rempong. Tangannya sibuk menyimpul dasi di lehernya. Seperti tak punya beban, berbeda dengan apa yang ia ucapkan.
"Duh gue lupa beli dasi deh kayaknya" Razak menggaruk-garuk kepalanya, sumpah demi apapun Dimas ingin sekali mencekik Razak.
"Terus setengah jam lo nunduk di bawah meja, gunanya apa?"
"Hehe ya sok sibuk aja sih" jawabnya tanpa berdosa.
"Pulang sekolah kita beli samurai! Biar lo nggak usah pake dasi, leher lo aja yang gue potong" Razak bergidik ngeri, Dimas berlalu melangkah keluar kelas, menahan amarahnya yang masih bisa ia redam.
Razak berlari menyusul Dimas setelah menyambar dasi di salah satu kolong meja, "woi tungguin Dim!"
Dalam perjalanan dari lantai 3 ke lantai 1, mereka begitu santai. Fokusnya hanya pada dasi, tak melihat kalau di depannya ada orang.
1
2
3
Oups! Mereka tidak tabrakan. Karena cewek itu masih punya mata.
"Woi" Secara tiba-tiba ia menarik dasi milik Dimas, "Lo mau bunuh diri? Kenapa dasi di simpul mati bege!"
Dimas melotot membeku di tempat, cewek itu ternyata Nindi, dan juga ada Yuna yang sedang pura-pura menyapa laba-laba berdiri membelakangi mereka. Mungkin najis melihat sosok Razak.
Nindi melepas simpulan Dimas kemudian menyimpulnya dengan sangat cepat dan mudah, dalam satu menit, dasi Dimas tertata rapih di bawah kerah bajunya. Sedangkan yang punya dasi malah terdiam melamun. Di mata Dimas, seperti ada bunga-bunga dan nuansa pink yang mengelilingi Nindi, di tambah lagi angin yang menghembus membuat rambutnya beterbangan, rasanya kayak di pasangin dasi sama istri.
"Haloow Dimas!" Nindi menepuk bahu cowok itu hingga tersadar.
"Eh-!"
"Lo nggak mau masangin gue juga?" Tanya Razak merusak suasana, yang malah lebih ancur ikatannya.
"Nggak!" Sinis Nindi hampir mencolok kacamata Razak yang tanpa kaca itu.
"Bangke, jahat banget kutu loncat itu!"
Yuna mengekor di belakang Nindi, "Nin tungguin!"
GEPLAK!
"Astagfirullahalazim!" Kesal Razak tertahan. Sebab Yuna dengan sengaja menabrakkan sling bag mininya ke kepala Razak.
Dimas tersenyum, "Karma lo jadi playboy esek-esek, mampus"
"Biarin wkwk, nikmat"
"Sialan"
"Bye bye mas perjaka!" Seru Razak sebelum berlari meninggalkan Dimas.
"Anj-"
_____
Upacara berlangsung dengan khidmat, tapi itu sebelum Cakra datang mengacau. Entah apa yang merasukinya hingga dengan waras mengambil barisan diantara barisan cewek-cewek.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANTHERO SECRET [END]
Teen Fiction❗ THRILLER, FANTASI AND A LITTLE ROMANCE IN THIS STORY❗ Yang suka teori! Sini ngumpul! Mengungkap sebuah rahasia dari sekolah dan real estate elite. Bagaimana jika sebuah perumahan elit yang di tempati para konglomerat menyimpan rahasia besar ter...