Berjalan di lorong kampus dengan kebingungan membuat kalisa menghela nafas panjang. Menurutnya kampus ini terlalu besar dan megah sehingga membuatnya bingung stengah mati.
Sudah berapa kali dia mencari ruangan kepala dekan di sini tapi dia tak menemukannya juga. Mau bertanya tapi tidak ada satu orang pun yang di kenal nya, Jangan tanyakan kakak nya. Malahan kakaknya sudah meninggalkan nya sedari tadi katanya sih ada kelas pagi tapi kalisa merasa kakaknya malu berjalan dengan nya, lihat saja penampilannya yang sangat sederhana di bandingkan dengan anak kampus lainnya yang memakai pakaian bermerk.
Lama melamunkan sang kakak. Kini dia berdiri kembali untuk mencari ruangan kepala dekan tersebut tapi tiba- tiba dia menabrak seseorang.
" hey! Loh kalau jalan liat- liat dong. Ucap nya tajam
"Ma-aaf aku nggk sengaja. Ucap nya gugup.
"Gue nggk butuh maaf dari gadis bodoh kayak lo. Desisnya "eh tunggu dulu, loh mahasiswa baru di sini. Lanjutnya.
Kalisa hanya mengangguk.
" woi kalau orang ngomong itu di tatap bukannya nunduk terus. Emang lo pikir lo lagi bicara sama lantai.
Dafa mengangkat dagu gadis tersebut, hingga beberapa detik mereka saling bertatapan. Dafa sedikit terpesona dengan keindahan mata gadis tersebut, pipi yang chuby, alis yang tebal, dan bibir yang kecil dan tipis membuatnya kagum atas kecantikan kalisa. Tidak hanya dafa kalisa pun sebalik nya menatap mata hitam pekat di hadapan nya, alis yang tebal, bulu mata yang lentik, hidung yang mancung dan bibir yang tipis dan keduanya kagum atas ciptaan tuhan tersebut.
Hingga kalisa tersadar. Keduanya tampak kikuk dan salah tingkah
"Ma-aaf aku boleh tanya gak? Ruangan kepala dekan di mana yah. Ucap nya lembut dan tanpa sadar membuat hati dafa sedikit bergetar.
" Loh terus aja terus belok kanan! Nah sebelah perpus pas ruangan kepala dekan. Jawab dafa dingin
" ma-kasih kalau begitu aku pergi dulu? Sekali lagi maaf. Kata kalisa
"Gadis unik. Gumam dafa tersenyum memperhatikan punggung kalisa yang mulai menjauh.
Kalisa menghembuskan nafas nya lega. Entah kenapa berada dekat laki" tersebut membuatnya gugup dan anehnya keadaan jantung nya memompa sangat cepat.
*******
Kalisa bernafas lega saat keluar dari ruangan kepala dekan. Menyusuri lorong kampus yang begitu besar lagi" membuat kalisa harus menghembuskan nafas entah hari ini sudah berapa kali dia menghembuskan nafas seakan- akan ini adalah perlombaan.
Membaca satu persatu jurusan kelas tersebut dan pada akhirnya dia bersorak senang mendapatkan kelas yang sedari tadi di carinya.
Dengan tangan yang gemetar kalisa mengetuk pintu hingga seseorang dari dalam membukanya. Semua mata tertuju padanya membuatnya tambah gugup saja.
" kamu mahasiswa baru di sini yah. Ucapan lembut sang dosen.
" iya bu? Kalisa menjawabnya lembut juga
" ya sudah perkenalkan nama kamu.
"hay, perkenalkan nama ku kalisa putri. Ucap nya pelan
" ya sudah, kamu duduk di bangku kosong sana. Suruh sang dosen, kalisa hanya mengangguk.
****
Kalisa mengedarkan pandangannya ke penjuru kampus, untuk mencari seseorang yang sedari pagi tak dilihat nya yaitu sang kakak, kalisa bingung harus mencari kakaknya di mana dia saja belum terbiasa dengan suasana kampus di sini.
Hingga senyum nya pun tercetak indah karena orang yang sedari tadi di carinya berjalan bersama teman" nya.
" kak manda." Teriak kalisa sehingga orang yg di panggil nya menoleh.
"Loh itu adek loh yah manda." Ucap salah satu teman nya. " kok style nya kampungan banget yah." Lanjutnya menghina.
" bu...bukan kok! Enak aja dia itu cuma pembantu gue, nggak mungkinlah gue punya adik kayak gitu, ya udah kalian duluan aja yah gue mau ngomong dulu sama anak itu, entar gue susul." Ucap manda panjang lebar ketika teman teman nya mulai menjauh barulah manda menemui kalisa yang hampir saja membuat nya malu.
" akhirnya aku ketemu kakak juga, udah dari tadi aku cari kakak."
Kata kalisa dengan senang tapi itu membuat emosi manda semakin menjadi saja." loh itu yah." Ucap nya geram lalu menarik kasar tangan kalisa menuju toilet.
" sa- sakit kak. Lirihnya sambil meringis.
" loh itu mau bikin malu gue yah, gue hampir aja di ledekin sama teman" gue kalau mereka tau, gue punya adik kaya loh.
" kakak kenapa? Kapan aku buat kakak malu.
" loh sadar gak sih! Loh itu kuliah di kampus elit, loh liat dong penampilan kita itu berbeda. Gue gak mau mereka tau seorang manda punya adik kayak upik abu.
Air mata kalisa berjatuhan, secara terang terangan kakak nya menghina nya, apa karena pakaian yang di pakainya tapi menurut kalisa pakaian yang di pakainya cukup sopan lalu masalah nya di mana.
" sekali lagi, jangan sekali kali loh manggil gue kakak di kampus ini kecuali kalau di rumah, anggap aja kita itu gak kenal. Jika ada yang orang yang tanya loh tentang gue, loh bilang aja. Loh itu cuma pembantu di rumah gue! Ngerti. Ucap nya membentak.
Mau tak mau kalisa akhirnya mengangguk, hatinya sakit mendengar semua perkataan kakaknya yang sangat menusuk, setelah mengatakan itu manda keluar meninggal kan kalisa yang menangis tersedu sedu.
Apa aku di lahirkan untuk di benci...batinnya