Degupan

1K 44 12
                                    


--- Tuhan ijinkan dia tersenyum setiap hari,

agar aku jatuh cinta  padanya setiap hari ---


Malam semakin pekat. Udara dingin karena hujan mengguyur daerah Ibu Kota Jakarta. Beruntung tidak sampai banjir. Gadis itu memakai jaket berwarna merah jambu memeluk dirinya sendiri. Dia berjalan mondar-mandir di sebuah kamar bercat abu-abu putih.

"Menurut lo masuk akal kalau ada orang minta maaf cuma ngomong 'MAAF' udah gitu aja?!!" gerutu Kia. Dengan perasaan yang tidak karuan dia bertanya pada sang Kakak Kai. Kesal!, ia rasakan jika mengingat kejadian di kelas sore tadi. Tidak habis pikir kenapa ada orang seperti Renal di dunia ini?!

"Mau lo gimana? bukannya dia udah ngasih lolipop juga?" tanya Kai yang masih sibuk dengan handphone-nya. Antara acuh atau memang sudah terbiasa dengan tingkah adiknya jika kesal pasti mondar-mandir di kamarnya.

"Iya sih, tapi.. ah entahlah! pokoknya gue masih sebel sama dia." jawab Kia dengan ekspresi kecewanya itu.

"Terserah lo deh! udah sana keluar gue mau tidur ceret!!" perintah Kai pada Kia sambil melemparkan bantal.

"Iya colin!! Bye!!" balas Kia melemparkan bantal yang tadi.

Kini gadis itu melangkah dengan kaki lenjang menuju kamarnya yang tepat berada di sebelah kamar sang Kakak. Dia melemparkan tubuhnya ke kasur empuk. Memejamkan mata untuk menikmati malam yang dingin. Pikirannya melayang mengingat kejadian tadi sore.

"Maaf." Kata Renal datar.

"Dia bilang maaf? maaf?" Dia bertanya pada diri sendiri.

"Huft! Sabar Kia," ucapnya sambil membuka mata yang tadi sempat terpejam.

"Tapi kalau dipikir-pikir dia udah minta maaf dua kali, yang pertama lewat lolipop dan yang kedua dengan kata maaf yang datar. OK! Gue bakal maafin lo. Lagian gue terlanjut udah jadi sahabat lo, bukannya sahabat itu harus bisa saling memaafkan? Yup betul!." Kini senyuman manis yang sempat lenyap telah kembali lagi. Gadis itu tidak berhenti tersenyum. Malam pekat yang dingin seketika berubah menjadi malam cerah yang hangat.


ღღღღ


Matanya menjelajah sekitar mencari sosok Renal. Kia tidak melihat Renal di kelas dan juga lapangan sekolah. Sepasang kaki mulusnya melangkah gontai menuju taman belakang sekolah. Sosok lelaki yang ia cari kini sedang duduk sibuk dengan bukunya. Perlahan dia mendekat dan duduk di samping lelaki itu.

"Ternyata lo disini! Sekedar pemberitahuan kalau gue udah maafin lo sebelum lo minta maaf," ucap Kia sambil tersenyum ramah. Seperti biasa lawan bicaranya itu seperti tembok yang tak bisa diruntuhkan.

"Sambil dengerin lagu ya." lanjutnya. Dia memasangkan sebelah earphone-nya ke telinga Renal. Berharap Renal menikmati juga lagu yang ia dengar. Gadis itu mulai mengikuti alunan musik dan bernyanyi pelan.


Himi deulgo jujeo ango sipeul ttaen ireoke

- Ketika kau lelah dan ingin berhenti -

Gippeumui norael bulleo ssikssikage

- Nyanyikan lagu kebahagiaan - *


Pandangan yang semula fokus pada buku kini beralih ke samping. Nampaknya objek disebelah lebih menarik dibandingkan buku. Renal terus menatap gadis yang sedang bernyanyi pelan itu. Jantung Renal berdetak tak karuan.

Fate Of Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang