Lolipop Pertama

1K 51 3
                                    


--- Gue harap persahabatan kita kaya permen. Berwarna! ---


Lelaki itu melaju dengan sepeda motornya menyusuri jalanan Ibu Kota yang ramai. Bintang dan bulan enggan menampilkan sinar indahnya. Malam kelabu tengah menyelimuti Kota Jakarta. Motor berwarna merah itu berhenti di sebuah Kafe.

"Udah lama?" tanya Renal pada lelaki yang sudah duduk di dalam Kafe. Mereka langsung bersalaman persahabatan.

"Gue sampe jamuran nungguin lo!" jawab Kai.

"Sorry!" kata Renal santai.

"Nih minuman lo udah gue pesenin. Oh iya ngapain suruh gue kesini?" Kai memberi segelas Kopi kepada Renal.

"Gue bosen di rumah! kemarin di sekolah ada murid baru, lo tau?." tidak seperti biasanya Renal tertarik dengan hal-hal kecil seperti ini. Entah apa yang membuatnya sehingga membahas ini. Tetapi satu hal yang pasti, jika Renal sedang bersama Kai sifatnya akan berubah drastis. Dia introvert hanya di sekolah dan di rumah, dia akan seperti remaja biasanya bila sedang bersama sahabatnya itu.

"Lo serius nanya itu? haha!" Kai merasa aneh dengan sahabatnya.

"Gue cuma nanya! Rese lo!" jawab Renal dingin.

"Ooh. Gue tau, kenapa emang?" tanya Kai santai. "Yang dimaksud Renal pasti adik gue." ucap Kai dalam hati.

"Dia cewek gak tau malu! Kita baru kenal tapi dia udah minta gue jadi sahabatnya, pake maksa lagi!" cerita Renal.

"Si ceret malu-maluin gue!" gerutu Kai di dalam hati.

"Haha! jangan-jangan tu cewek suka sama lo. Secara lo keren udah gitu anak artis terkenal"

"Jangan bawa-bawa nyokap gue!"

"Lo masih belum baikan sama nyokap?" tanya Kai serius.

"Semenjak nyokap ninggalin, gue gak butuh dia! Jadi gak usah bahas itu!" jawab Renal kesal karena temannya mengungkit soal Ibunya.

"Iya sorry! soal cewek itu lo suka sama dia?" tanya Kai penasaran.

"Gaklah! Pasti dia cuma deketin buat manfaatin gue!"

"Jangan samain semua cewek kaya mantan lo!" jawaban Kai sedikit marah, karna yang sedang mereka bicarakan itu adiknya. "Lagian itu kejadian udah satu tahun lalu, lo benci sama mantan lo, jadi jangan libatin cewek lain!" lanjutnya.

"Kenapa lo yang sewot?" tanya Renal.

"Gakpapa! Gue balik dulu!" Kai langsung meninggalkan Renal.

"Itu orang kenapa, harusnya gue yang marah!" Renal merasa aneh dengan sikap sahabatnya.

Seandainya papah masih ada pasti Renal bisa bahagia. ucap Renal di dalam hati.


ღღღღ


Pagi itu tidak seperti pagi-pagi sebelumnya. Sekarang pukul enam dan matahari enggan menampakan sinarnya sedikitpun. Sepertinya di belahan dunia manapun tidak akan mendapat kehangatan dari sang surya pagi ini. Hembusan angin yang menembus kulit akan membuat siapa saja merasa menggigil.

"Gerimis lagi? Beruntung banget gue bawa payung," Kata Kia mengeluarkan sebuah payung berwarna biru gelap. Kini rintikan air tidak akan menyentuh kulitnya yang putih.

Gelap sekali pagi ini, sebentar lagi pasti langit akan menumpahkan bebannya. Suara guruh menemani langkah kaki Kia. Pagi ini dia sengaja turun dari mobil Bundanya sedikit jauh dari sekolah, untuk sekedar berolahraga.

Fate Of Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang