Dia Pacarku!! (Kia Pov)

1K 58 16
                                    

-- Tersenyumlah! Tapi senyuman nyata bukan senyuman palsu --


Langit mendung menambah kegelapan di malam ini. Angin berdesir membuat hawa dingin terasa. Bulan tak nampak dengan sinarnya. Kerlip bintang pun hilang ditelan kegelapan. Sama seperti hatiku yang saat ini tengah ditelan olehnya. Bagai di tengah ranjau, hatiku terjebak tak bisa bernafas sedikitpun.

Hari ini tepatnya malam ini ka Azka mengajakku untuk bertemu setelah sekian lama tak jumpa. Aku ingin menolak ajakannya tapi bibirku berkata lain. Sial! Sekarang aku harus bagaimana dihadapannya. Sudah dua puluh menit kita mengobrol hal yang membosankan.

"Kamu udah punya pacar?." tanya ka Azka. Lantas saja pertanyaan ini membuatku tertegun. Hatiku bagai di panah, menyakitkan!

"Kakak gak perlu tau." ucapku dingin. Kaki ini siap berlari keluar karena tak tahan atas kecanggungan ini. Kenapa Renal belum datang? Yup, aku menyuruhnya untuk kesini dan membawaku pergi.

"Maaf kalau gitu, tapi aku boleh ngomong sesuatu?" tanya ka Azka serius.

"Ngomong aja." jawabku tanpa menatapnya. Hatiku mulai takut atas perkataannya setelah ini.

"Aku suka kamu Kia."

DAR!

Bagai ada sebuah bom yang meledak di dekatku. Ruangan yang tadinya dingin kini menjadi panas. Aku butuh oksigen! Di sini hampa tak ada udara.

"Maaf." Aku berdiri, tanpa berpikir panjang ku tinggalkan orang yang mengakui perasaannya tadi. Aku bingung harus berbuat apa disaat seperti ini? Dulu aku di tolak dan sekarang dia mengakui perasaannya. Mungkin aku masih menyimpan sedikit rasa padanya tapi tidak sama seperti dulu. Tak mungkin aku menerimanya, dia pernah menyakiti hatiku terlalu dalam!

"Kia tunggu dulu aku jelasin," teriak ka Azka sambil menyusulku. Tanpa mendengarkan perkataannya aku terus berjalan cepat menyusuri jalan, entah akan kemana!

"Kia, aku bener-bener suka kamu!"

Tes ..

Tes ..

Langit tak tahan lagi menahan bebannya. Tetesan air mulai turun ke bumi. Perlahan gerimis berubah menjadi hujan. Hawa yang amat dingin tak menghentikan ku untuk terus melangkah. Tangis yang ku tahan pun kini mengalir bercampur dengan air hujan. Sekarang aku bisa mengeluarkan semua air mata tanpa takut ada yang melihat.

"Kakak bilang suka aku? Haha! Kalimat itu seharusnya Kakak ucapin satu tahun yang lalu!." Kini kemarahanku meluap tak tertahan. Hatiku hancur mendengar ia mengakui perasaannya. Kenapa sekarang bukannya satu tahun lalu? Jika kalimat itu ku dengar setahun lalu mungkin hatiku tak terluka!

"Aku minta maaf, tapi aku menyadari perasaan ini saat jauh dari kamu," Ku tatap matanya mencari kebenaran atas jawaban dia.

"Aku maafin kamu bahkan sejak saat itu! Tapi..," ku terus mencari jawaban dalan mata hitam itu. "Aku punya pacar! Jadi aku gak bisa nerima perasaan Kakak." lanjutku. Kebohongan ini mungkin lebih baik untuk kita berdua.

"Gak mungkin! Kamu cuma suka sama aku!," kata ka Azka.

"Tch," Aku tersenyum sinis mendengar jawab dia yang percaya diri sekali. Sebuah motor berhenti di belakangku. Ku tengok untuk melihat sosok yang mengendarainya.

"Dia pacarku!!" Jariku menunjuk ke arah motor saat melihat Renal di sana. Benar saja ka Azka dan Renal yang mendengar pengakuanku sangat kaget dan tertegun.

"Aku sangat mencintainya dan dia selalu membuatku bahagia. Jadi ku mohon jangan ganggu aku lagi." jelasku sedikit teriak padanya. Nafasku terengah-engah karena kemarahan ini!

Fate Of Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang