Rindu ( Renal Pov)

756 37 4
                                    

Selamat membaca ^^ jan lupa Vote plus Comment.

.

.

- Yang perlu lo tahu, hanya kenyataan bahwa gue sangat mencintai lo. -


"Renal Dirgantara?" Gadis disampingku menatap lekat wajah yang tengah fokus ini. Tangannya perlahan memegang tanganku. Menggenggam erat, sangat erat

"Apa Kiana?" tanyaku tanpa memalingkan pandangan dari buku yang tengah aku baca. Hembusan angin sore menyelimuti rasa sejuk kami. Pepohonan hijau membuat siapa saja yang melihatnya menjadi tenang.

"Lo tau setelah kemarin kita jadian, Gue gak akan pernah lepasin lo? Lo yakin tahan pacaran sama gue? Apalagi gue cerewet, manja, ngeselin, nyebelin, lo gak masalah? Dan lo tau impian gue sebagai seorang wanita, gue mau nikah muda? Lo mau nikah muda? Sebelum lo nyesel mending pikirin lagi, gue gak apa-apa ko." tanya Kia bertubi-tubi.

Aku yang mendengar perkataan gadis di sampingku ini merasa lucu. Bagaimana tidak? Kami baru sehari jadian dan Kia udah ngomongin nikah? Haha! Aku hanya bisa tertawa kecil dengan tingkah pacar barunku . Tapi fokusku tak luput dari buku.

"Kenapa ketawa?! Lo masalah sama semua itu? Terus buat apa kita pacaran?!" tanya Kia marah. Pipinya mengembung seperti bakpau. Bibirnya maju beberapa senti. Pandangan yang tadi fokus kepada ku, kini ia palingkan.

Menyadari kekesalan sang kekasih hatiku. Aku tersenyum tipis sembari menutup buku. Tanganku perlahan memegang bahu Kia dan mengarahkannya untuk menghadapku. Kini iris mata cokelatku menatap lekat wajah cantik yang tengah cemberut itu.

"Denger baik-baik. Lo gak perlu khawatir sama semua hal itu. Yang perlu lo tahu, hanya kenyataan bahwa gue sangat mencintai lo."


Kaki ini berdiri di sebuah halte yang tak jauh dari sekolah SMA di Jerman. Aku baru saja pulang setelah mengajar les musik di sekolah tersebut. Ku tatap langit biru jerman. Dalam hitungan hari pemandangan langit Jerman akan hilang dari mataku. Setelah tiga tahun berada di negeri orang. Kini saatnya kembali ke tanah airku. Suasana Jakarta yang sibuk, aku merindukannya!

Hatiku berdegup kencang saat mengingat seseorang yang aku cintai. Aku kembali ke sana demi dirinya. Aku batalkan kuliah disini hanya untuknya. Tapi, aku tak menyesal. Karena ini sudah menjadi keputusanku. Pengobatan yang aku jalani tidak lagi sia-sia. Penyakitku kini sudah sembuh total. Sekolah musik ku sudah selesai, bahkan aku mendapat pengalaman sebagai seorang guru selama satu tahun di sebuah sekolah.

"Aku merindukanmu Kiana," ucapku pelan. Kebahagian kini telah menyelimutiku. Wajah yang selalu ceria itu akan aku lihat setelah sekian lama. Dalam tiga hari aku akan terbang menemua gadis pujaanku. Sampai tak bisa berkata-kata untuk menggambarkan kebahagian yang ku rasakan.

 "Halo, Kaka. I heard this is your last day teaching lessons here and will continue studying in Indonesia. Is it true?" Tanya seorang siswi yang tiba-tiba menghampiriku bersama dua temannya.

"What? Kaka?" ucapku refleks. Alisku terangkat menandakan kebingungan. Kenapa muridku memanggilku seperti itu? Mereka mencari tahu bahasa Indonesia? Entahlah. Sudah tidak asing banyak murid yang bisa dibilang menyukaiku. Tapi, baru kali ini ada yang memanggilku kaka! Bukannya terlalu percaya diri. Kenyataannya aku keren dan umurku yang tak beda jauh, membuat mereka mudah menyukaiku. Haha!

"Please accept this and good luck." ucap siswi satunya sembari memberikan sebuah bingkisan dan beberapa cokelat kepadaku. Walaupun aku tak mengerti situasi apa ini? Dengan ragu ku terima hadiah yang mereka berikan.

"We will miss you" kata siswi satunya lagi. Mereka tersenyum gembira setelah aku terima hadiahnya.

"Thanks you," ucapku yang masih heran dengan semua hadiah ini.

"Bahagia sekali kamu, ya." Suara yang tak asing bagiku tiba-tiba terdengar dari arah belakang. Ku balikkan badan untuk melihat suara siapa itu? Tidak mungkin dia! Dan.,

Wow!! Mataku melotot tak percaya melihat gadis yang berdiri tak jauh dihadapanku. Gadis yang perlahan tengah berjalan kearahku sukses membuat jantungku berhenti berdetak. Kejutan yang ia berikan sukses membuatku menjadi patung. Bibir ini tak bisa berkata sepatah kata pun! Mengapa dia ada di sini? Apa ini mimpi!

"Heemm. Ternyata kamu sangat bahagia di sini," ucap Kia sembari menarik nafas panjang. Kini dia berada di sampingku menatap semua hadiah di tanganku. Aku masih sibuk dengan jantungku yang berdegup sangat cepat. Mulut ini tergagap tak percaya.

"Kakaaa, I miss you so much. That's why I'm flying here to pick you up. Dan kamu malah sangat bahagia di sini?" kata Kia dengan gaya kekanak-kanakannya. Bibirnya maju beberapa senti dan dia melipatkan kedua tangannya. Nampakknya kia sangat kesal.

"Ambil semua itu." suruh gadisku kepada tiga siswi yang berdiri dihadapan kami. Mereka bingung tak mengerti dengan ucapan Kia.

"I said take it all. Now!" ucapnya sedikit tegas, membuatku terkesiap dan langsung memberikan kembali semua hadiah kepada mereka.

" Excuse me, who are you? " Tanya salah satu siswi yang merasa bingung denga tingkah Kia.

"Kakaaa. They ask me who? please tell them who I am?" Ucap Kia sembari bergelayut manja di tanganku. Aku hanya tersenyum melihat tingkah konyolnya.

" She's my girlfriend. Is not it very pretty? Go away" ucapku sedikit keras kepada mereka.

" Yes, she is very beautiful. But please accept this." kata mereka sembari memberikan kembali hadiah tadi kepadaku. Tanpa mendengar jawabanku mereka langsung berlari menjauh dari kami.

Aku bingung harus bagaimana, jadi dengan terpaksa ku terima semua hadiah ini. Sekarang fokusku beralih kepada wanita yang ada dihadapanku. Jantungku dengan cepat berdetak. Terlalu cepat, sampai desirannya berkumpul di wajah. Perasaan bahagia yang pernah dulu aku rasakan saat berada di dekatnya. Kini aku rasakan kembali.

"Aku merindukanmu," ucapku pelan disambung dengan kecupan hangat yang ku berikan di keningnya. Dia tersenyum. Senyuman yang membuatku jatuh cinta. Kini telah berhasil membuatku jatuh cinta kembali entah untuk kesekian kalinya.

"Apa kamu sangat bahagia di sini? Apa kamu mau mati? Sekarang ikuti aku! Akan ku beri pelajaran!!" perintah Kia. Dia mulai berjalan meninggalkanku dalam kebingungan. Kegagalan hubungan macam apa ini?

"Aku bilang ikuti aku. Sekarang!" teriaknya dengan ekspresi marah.

"Baiklah, tapi dengarkan aku dulu. Kamu salah paham, hei!" ucapku sembari melangkah menyusul dirinya.

★  


Bahasa inggrisnya absurd -,- oke saya gak pinter bahasa inggris. maklum :3

Fate Of Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang