Salahkah?

1.6K 88 33
                                    

...

Steffi keluar dari kamar dengan kondisi berantakan, mata yang sembab, hidung yang merah ditambah wajah yang pucat. Sesampainya di meja makan Steffi berusaha mengulas senyum kepada ari, mama ari dan papa ari. Walaupun sebenarnya ia sangat tak sanggup.

"Steffi, are you okay?" Tanya papa ari dengan raut wajah khawatir.

"I'm okay, don't worry" papa ari menghela nafas lega tiba tiba ari bangkit dari tempat duduknya lalu merapikan seragamnya yang sedikit berantakan.

"Pa, ma ari berangkat dulu" kata ari membuat papanya menoleh

"Kamu gak akan bareng sama steffi?" Tanya papa ari membuat ari menoleh dan menatap steffi sebentar

"Dia dianterin sama temen ari pa" steffi melebarkan matanya terkejut memangnya siapa yang akan menjemputnya kesini.

"Tapi--"

"Ari buru buru banget ma, pa" ari segera mencium punggung tangan kedua orangtuanya lalu segera berlari kecil ke garasi mengambil motor kesayangannya.

Ari menyalakan motor lalu melajukan motor dengan kecepatan sedang.

'Aisyah, i'm coming' gumamnya sambal tersenyum

...

Tiing!

Steffi merogoh ponselnya di dalam sakunya ia mengusap kunci layar lalu mematung di tempat

Ari: steff, lo dianterin iqbal ya sekarang dia maksa gue biar dia aja yang nganterin lo yaudah gue gak bisa nolak juga.

Steffi meremas ponselnya lalu memijit pelipisnya ia segera menyambar tasnya lalu pamit kepada kedua orangtua ari. Setelah itu ia memakai sepatu dengan sangat terburu buru lalu ia keluar dari rumah ari namun nampaknya ia terlambat.

Iqbal tersenyum manis ke arahnya membuat steffi menghembuskan nafas panjang ia menghampiri iqbal
"Gak usah repot repot buat jemput gue, lo harus ke sekolah lo tar lo telat lagi" ketus steffi sambil menyedekapkan kedua tangannya di depan dada, iqbal menunjukkan lambang sekolah yang sama dengan sekolah steffi. membuat steffi diam tak berkutik sudah tidak ada alasan lagi untuk menolak iqbal.

"Ayo cepet naik" steffi mengangguk pelan

...

Ari menatap jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, ia sangat kesal sekali sedari tadi aisyah tidak menunjukkan batang hidungnya di depan ari. Yang ari yakini aisyah pasti masih bersiap siap ia pasti telat bangun atau semacamnya.

Akhirnya gadis yang ditunggu tunggu datang juga aisyah berlari kecil menghampiri sambil mengikat rambutnya asal. Aisyah tersenyum lucu kepada ari yang memasang tampang kesal.

"Lo tau? Gue udah nunggu lama banget"

"Sejak kapan lo nunggu?"

"15 menit yang lalu!" Mulut aisyah menganga seketika.

"Apaan 15 menit bentar lah!"

"Tapi 15 menit itu serasa 15 jam buat gue" aisyah memutar bola matanya malas

"Alay, udah Yuk cepet kita harus ke sekolah tar kita telat!"

"Cipa kemana kok gue gak liat dia keluar tadi?"

"Dia pergi duluan pagi pagi banget gatau dah mau ngapain" ari mengangguk nganggukkan kepalanya mengerti. Ari segera memakaikan helm pada kepala aisyah.

Ari segera menaiki motor diikuti aisyah.
"Pegangan dong" tanpa ba-bi-bu lagi aisyah segera melingkarkan pegangan tangannya pada pinggang ari tanpa protes. Dan ari cukup senang karena aisyah mau menuruti perkataannya.
Ari melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Perfect Girl For Ari IrhamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang