Kakak Ipar

158 19 7
                                    

...

Kini Ari sedang merapikan rambutnya yang sedikit berantakan sambil bersiul kecil, Azka yang kebetulan sedang galau dan mendengar siulan itu mendadak kesal sampai melemparkan bantal kepada Ari.
"Berisik anjing."

"Apa sih lo, sewot banget deh Lo ga liat sahabat lo lagi bahagia banget?" Azka hanya memutar bola matanya malas.

"Ga, gue lagi sedih anjing bukannya dihibur apa gimana kek. Lo malah mau seneng seneng sama Aisyah" Ari melirik Azka dengan sinis.

"Yah salah Lo sendiri, ngapain Lo putusin cipa segala" Azka memukul mukul bantal yang tadi ia lempar.

"Gue bego banget ri"

"Ya emang" Azka langsung menatap tajam Ari yang kini sedang terkekeh geli.

"Canda, biasanya juga lo gitu ke gue" balas Ari santai yang membuat Azka menarik nafas panjang berusaha mengendalikan emosinya.

"Gue harus apa coba sekarang? Gue khilaf ri" Ari memutar bola matanya malas ia menepuk bahu Azka
"Jangan buru buru, cipa perlu waktu Lo jangan gegabah buat nyamperin dia duluan. Lo cuma harus perlahan ngambil hatinya balik dan..."

"Dan?" Tanya Azka mendengar perkataan Ari yang menggantung.

"Gue gak segan segan abisin lo kalo lo nyakitin dia lagi setelah lo ngambil hatinya lagi." Azka mengangguk anggukan kepalanya mengerti.

"Iya gue janji gak akan nyakitin dia."

"Gue pegang kata kata Lo, btw gue harus buru buru jemput Aisyah lo jangan pulang dulu temenin Steffi disini sampe bokap dan nyokap gue balik." Azka menganggukkan kepalanya lemah ia merasa kepalanya pusing sekali hingga tak mampu lagi merespon Ari lagi.

Ari tersenyum lalu menepuk pundak sahabatnya ia segera menuruni tangga satu persatu dan melihat Steffi yang sedang memainkan ponselnya sampai tak menyadari Ari yang berada disampingnya.
"Steffi" Tegur Ari yang membuat Steffi menolehkan kepalanya dan menatap Ari dengan tatapan bertanya tanya.

"Eh iya ri,"

"Gue pergi dulu ya, ada Azka kok yang nemenin lo kalo dia macem macem pukul aja oke?" Steffi terkekeh geli mendengar saran Ari yang menurutnya begitu konyol.

"Iya ri, lo mau kemana?" Tanya Steffi yang membuat Ari tersenyum malu malu.

"Ah, gue mau jalan sama Aisyah." Steffi tersenyum melihat Ari yang terlihat sangat bahagia.

"Yaudah, titip salam buat Aisyah ya have fun!" Ari menganggukkan kepalanya semangat ia pun pergi sambil melambaikan tangannya ke arah Steffi.

•••

"AISYAH, JALAN YUK" Teriak Ari yang kini tepat berada di depan pintu rumah aisyah ia bahkan mengegedor pintu beberapa kali.

Seseorang pun akhirnya membuka pintu tersebut namun terkejutnya ari melihat orang yang membukakannya pintu bukan lah Aisyah namun seorang laki laki yang terlihat seumuran dengannya.

Ari menatap laki laki itu dari atas sampah bawah.
"cari siapa?" Tanya laki laki itu menatap Ari dengan tatapan tidak suka.

"Aisyah ada?"

"gak ada." jawab laki laki itu singkat

"kemana?" Tanya Ari heran ya mana mungkin Aisyah gak ada orang beberapa jam yang lalu Aisyah chat dia nunggu di rumahnya.

"Bukan urusan lo, mending lo pulang dah ganggu aja." Ari mengerutkan keningnya tangannya gatal ingin menonjok laki laki yang gak tau sopan santun ini.

"Siapa bang yang dateng?" Aisyah tersenyum cerah melihat kedatangan Ari.

"Eh ri, udah dateng ternyata." Aisyah melirik kakaknya yang masih menatap Ari dengan tatapan tidak suka. pantesan Aisyah ngerasa auranya berbeda mereka berdua baru pertama ketemu aja udah saling gak suka gini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Perfect Girl For Ari IrhamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang