(extra part) Reset?

3.3K 164 13
                                    

Biasanya di minggu pagi kami berkumpul di ruangan keluarga. Namun tidak hari ini, karena Fikri dan keluarganya ingin mengunjungi saudara Elena yang tinggal di Indonesia. Semenjak kepindahan mereka disini, mereka belum pernah bersilahturahmi kesana.

Ayah dan ibu juga pergi dari tadi subuh. Mereka pergi ke resepsi pernikahan salah satu kolega mereka di luar kota. Awalnya sih aku diajak, tapi karena lagi malas, aku tidak ikutan pergi.

Namun, berdiam diri dirumah malah membuatku bosan.

"Home alone!" Aku berteriak karena saking bosannya. Ini masih jam sebelas.

Tiba-tiba saja aku kepikiran untuk mengajak Nasya pergi hang out. Mumpung mood aku lagi baik.

<<Nasya>>

Aduh, kak maafin aca, aca lagi ngerjain tugas kelompok di rumah temen kak. Kenapa kakak enggak bilang dari kemaren, kan bisa aca batalin :( maafin aca ya kak. Atau kakak ajak bg Iqbal aja. Katanya tadi juga mau keluar sih

Pengen main, tapi gengsi ngajak Iqbal duluan. Yaudahlah aku sepertinya pergi main sendiri aja.
Setelah berpakaian casual, aku mengunci pintu dan memesan taxi. Rencanya sih main di Game center aja.

Namun di tengah perjalanan aku melihat ada bapak-bapak tua yang jualan es durian di pinggir jalan. Jadi pengen makan durian. Alhasil aku putar arah dan memilih makan es durian dulu.

"Pak es duriannya satu ya pak," pesanku pada bapaknya.

Setelah menyantap, aku membayar pesananku dan kembali memesan taxi. Ketika aku akan memanggil taxi, sebuah mobil berhenti di hadapanku. Pengemudi mobil tersebut segera menurunkan kaca mobilnya

"Vind? Mau kemana? Bareng aja yuk," ternyata pemilik mobil itu adalah Iqbal. What is it? Kebetulan atau memang jodoh.  Bego banget sih. Elo kan udah pernah naik mobil ini. Aku membatin.

"Enggak ada, hanya killing time aja," ucapku masuk ke mobilnya karena sudah dipaksa masuk oleh empunya.

Setelah mobilnya melaju, aku membuka suara.

"Mau kemana Bal?" Tanyaku

"Mau ke tempat temen," jawabnya

"Siapa? Temen SMA kita?" Aku menyelidikinya dari atas sampai bawah. Dia terlihat berkeringat. Mungkin saja karena panas. Eh? Tapi kan mobil ini ber-AC.

"Enggak teman SMA sih, tapi gimana cara jelasinnya ya? Jadi gue kenal sama dia waktu di pertandingan basket gitu," balasnya.

"Oohh, ngapain? Ada reunian?" Tanyaku lagi

"Menjenguk aja, temen gue itu habis lahiran. Sekalian juga sih reunian anak basket,"

"Hemm, berarti ada cewek juga?"

"Kenapa emangnya?" Tanya Iqbal dengan senyum jahil.

"Ehh? Ini bukan seperti yang ada di pikiran elo, maksud gue, basket juga ada buat anak cewek? Sampai ke pertandingan?" Tuturku

"Kalau cemburu bilang aja keleus," ucao Iqbal yang kuhadiahi dengan cubitan dipipinya

"Coba ulang lagi,"

"Ampun sayang.." Iqbal merengek minta dilepaskan "Iyaa iya, ada. Kenapa? Kalau elo sepenasaran itu lo bisa ikut gue. Sekalian nemenin gue,"

"No... no, gue enggak mau jadi tamu enggak di undang,"

"Emangnya tadi elo mau kemana?"

"Enggak kemana-mana sih, pengennya main game aja,"

"Yaudah kalau gitu lo ikut gue aja, daripada ngejomblo,"

RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang