*[Nama]'s pov
Aku membaringkan tubuh lelahku kesofa empuk diruang tamu sesaat setelah selesai menghabiskan makanan yang tadinya kusiapkan untuk Bakugou. Dibandingkan kamar, Aku memilih tidur disini. Aku kembali terpikir Seseorang. Sudah lama Aku tak melihatnya. Padahal, Dia sudah berjanji akan menjawabnya. Dan sekarang, malah ada seseorang yang menyerupai sosok dirimu. Nama yang sama. Wajah yang sama. Bahkan sampai kesikapnya. Aku menghela napas. "Hahhhh... ah! Apa mungkin itu memang dia? Ng? Tak mungkin, jika itu dia. Kenapa tak mengingatku??" Aku menggerutu di tengah sepinya malam.
~*~*~*~*
[Minggu,19 Desember 20xx]Pagi menyapa ramah kepada sang bumi. Aku terbangun. Mengigil pelan saat tubuhku secara alami terangsang dengan udara yang terasa lebih dingin dari kemarin.
Aku berjalan gontai menuju pintu keluar rumah. Membukanya. Lalu tertegun dengan pemandangan yang Aku lihat selanjutnya. Salju sudah mulai turun menghujani bumi. Pantas udaranya semakin dingin. Karena pintu yang telalu lama dibuka,udara dingin secara paksa masuk kedalam rumah. Aku menutup pintu. Menggigil sejenak. Berjalan kearah sofa lalu kembali terduduk.
Suara langkah kaki masuk ketelingaku. Kulihat kesumber suara. Bakugou yang sudah memakai bajunya berjalan ditiap-tiap anak tangga sambil mengucek sebelah matanya. Sedangkan sebelahnya yang masih terbuka melempar tatapan tajam kearah ku. "Pagi...Bakugou..." ucapku ditemani senyum manis. Tak berniat menjawab. Dia hanya diam dan berjalan kearah sofa yang berbeda dengan ku lalu mendudukinya. Dia menyandarkan tubuhnya disofa. Tangannya sibuk memijit bagian kepala diujung kiri dan kanan dahinya. "Ada apa? Kepalamu sakit?" Aku yang bingung juga khawatir hanya bisa bertanya.
"Berisik! Akkh! Sialan, kenapa sakit sekali!" Seusai membentakku Dia tiba-tiba berteriak kesakitan.
"HAH?! Ta-tanganmu!" Aku meraih tangannya yang membiru. Seketika Diriku lemas,saat kulihat warna biru di tangannya lebih besar dari kemarin. "Aku lupa!" Secepatnya Aku berlari menuju kamarku. Kuambil P3K milikku yang ada dilemari dan segera kembali ke Bakugou. "Ini minum obat ini!" dengan panik Aku memasukkan obat itu kemulut Bakugou. " Sakitnya mungkin akan hilang beberapa jam dari sekarang. Sekarang, kau istirahat saja dulu kekamar." Aku menuntunnya kekamar disertai kepanikan berlebih. "Jangan sentuh! Menjauhlah!" Dalam keadaannya yang seperti ini, Dia masih sempat membentakku?. Tapi tak apa.Karena ini salahku, seharusnya obat itu kuberikan padanya kemarin tapi karena kecerobohanku, Aku melupakannya. Semoga saja, keterlambatanku memberinya obat ini tidak berakibat buruk.
Aku mengekorinya dari belakang. Tubuhnya terlihat melemah. Dilihat dari langkahnya yang melambat. Dia berhenti secara tiba-tiba,masih memegangi kepalanya. " Kau bisa- kyaaak!" Tubuhnya yang jatuh kearahku memotong kata-kataku. Aku menahan punggungnya dengan kedua tangan. Mencegah tubuh yang akan jatuh mengenaiku. "Bakugou! Hoi? Hoi?!" Aku berusaha membangunkannya dengan teriakkanku. Tapi hasilnya nihil, Dia pingsan. Kulingkarkan tangannya dileherku lalu kubawa menuju kamarnya. Sampai dikamarnya, tubuh lemahnya kurebahkan dikasur. Aku menutupi tubuhnya dengan selimut dari ujung kaki hingga ke dada bidangnya. Kutempelkan punggung tanganku di keningnya. "Di-dia Demam?! Ini pasti efek samping dari obat yang mereka suntikkan! Terkutuk mereka semua!!" titahku saat merasakan panas yang menyengat dikening Bakugou.
Selanjutnya, Aku berlari turun ke dapur. Mengambil air es dan sehelai kain berbahan lembut untuk kujadikan sebagai kompres. Selesai menyiapkan barang-barang yang kuperlukan. Aku kembali lagi kekamar Bakugou. Kucelupkan kain tadi kewadah berisi air es lalu memerasnya dan setelahnya kutempelkan ke kening Bakugou. Masih ditemani kecemasan, Aku menarik satu kursi kayu yang ada dikamar itu kesebelah kasur Bakugou.
*Author's PoV
[Nama] menopang keningnya dengan telapak tangan. Sedangkan sikutnya bertumpu pada bagian kasur disebelah tubuh Bakugou. " Ya Tuhan... kumohon... agar tidak terjadi apa-apa padanya.." [Nama] memohon dengan air mata yang tertahan. Takut jika obat yang dia berikan tidak bekerja dan malah memperburuk kondisi Bakugou. 'Disaat seperti ini... apa yang harus kulakukan? Ayo [Nama]! Berpikirlah!' [Nama] yang berusaha mencari jalan keluar menepuk-nepuk kepalanya dengan kedua tangannya. "Ah? Michael!" [Nama] berlari kekamarnya yang berada disebelah kamar Bakugou. Dia meraih ponsel miliknya. Menekan nama Michael yang tertera dilayar ponsel lalu menelponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY! [Bakugou x Reader] END.
FanfictionKeduanya memikirkan hal yang sama. Ya. "Kerinduan ini menyiksa" *Semua karakter BNHA milik horikoshi-sensei!.