"Bakugou-san, maafkan Aku, tapi sesuai peraturan, sepertinya Bak- katsuki-san dan Aku harus pulang."
Serasa sangat bersalah, memisahkan anak dari sang Ibu. Ini mungkin bukan yang pertama kali bagiku,tapi tetap saja. Perasaan sesak ini selalu saja datang disaat-saat seperti ini.
"Bawa saja, aku tak perlu anak sialan itu."
"EH?!"
"Fftt! Hahaha!" Gelak tawa menggelegar, Ibu berAnak tunggal itu menutup mulutnya sesaat, menghentikan tertawanya dan kembali berekspresi serius "Bercanda nak. Bawa saja Dia, karena hanya tau bahwa Dia baik-baik saja dan bersama orang yang tepat, itu sudah cukup untukku. Lagipula, sepertinya Bakugou sendiri yang ingin ikut denganmu, kalian sudah seperti pasangan suami-istri baru." Lanjut Mitsuki-san dengan telunjuk yang mengarah pada satu koper diruang tamu. Hal itu sedikit membuatku tersipu malu dengan senyuman masam.
"Akan kujaga Dia, I-Ibu." Ucapku dengan senyum merekah.
Senyuman ku dibalas pelukan perpisahan hangat dari wanita yang sudah menikah ini. Ah, Aku memanggilnya dengan sebutan Ibu. Memalukan, tapi Aku tak melihat keengganan pada wanita ini saat dipanggil demikian.
"Ya, sayang." Gumam suara lembut dari seorang Bakugou Mitsuki ditengah pelukan mesra kami berdua.
"Oi! Kau tidak mau pulang hah?!"
Hum, mengganggu saja. :)
.
.
.
.
.
.Setelah pamitan tak ramah antara anak dan Ibunya. Entah dengan cara apa akhirnya Aku bisa menaiki mobilku dengan tenang. Pertengkaran yang memang kebiasaan tadi berlangsung konyol. Bukannya sedih karena akan berpisah selama 11 bulan lagi, mereka malah saling memaki satu sama lain.
Dan akhirnya, perjalanan pulang pun kami tempuh. Yah tentunya, masih dengan senpaiku yang mengambil alih kemudi.
Ditengah perjalanan, mobil ini tiba-tiba berhenti.
"Senpai, ada apa?"
"Lihat ke kirimu!"
"Eh. Apa- wah! Sunset!"
Kalian tau, aku paling suka dengan pemandangan yang tersedia dilangit dibandingkan apapun. Dan, aku sangat senang dengan fakta jikalau Bakugou-Senpai peka akan hal itu.
Aku memandangi langit orange itu dengan mata berkilau, mulut tersenyum lebar, tubuh menegak seakan ingin melihat segalanya lebih banyak lagi.
"Ck."
Decakan itu masuk ketelingaku bagai angin. Aku menoleh, saat ternyata tubuh senpai ku ini sedikit beranjak dari tempatnya, dan memelukku. Sedikit shock, Aku segera membalas pelukan itu dengan ceria.
"Aku masih bingung hingga sekarang, memang apa yang kau dambakan dari langit-langit sialan itu?!"
"Mereka indah Senpai, dan, mereka selalu stay ditempat mereka kapanpun jika kita ingin melihat mereka. Mereka tak bisa digapai namun sangatlah suatu keajaiban karena kita dapat menikmatinya hanya dengan mata." Ucapku hangat, didalam pelukan. Tepat didepan dada bidang si Senpai.
"Kau mendekripsikan dirimu hah?!" Protes. Pria yang memelukku ini langsung berteriak tepat disebelah telingaku hingga membuatku sedikit meringis.
"Issh! Itu bukan aku tapi langit Senpai"
"Tapi mirip! Sialan!"
Mataku membulat, pipiku memerah dan wajahku mulai memanas. Apa maksudnya? Aku? sama dengan deskripsi langit yang kujelaskan?
"Ja-jadi maksud Senpai, A-aku tak bisa digapai." Tanyaku masih dipelukannya.
Hanya dibalas keheningan sebelum akhirnya Bakugou-Senpai angkat bicara lagi.
"Namun, ada juga yang berbeda. Aku bisa menggapaimu, tapi tak bisa dengan langit." Ujar Bakugou To The Point. Intonasinya terdengar normal walau suara tetap berat."E-eh, k-Kau pikir kau sudah menggapaiku?"
"Sekarang kulakukan."
Dengan tiba-tiba, Bakugou mengangkat kepala yang tadinya terbenam di tengkukku, dan segera mempertemukan bibirku dengan bibirnya."Hmmp?!" Aku tentu lagi-lagi dibuat Shock. Sebelumnya dia tidak pernah menciumku secara terang-terangan begini. Dia memalsukan ciuman pertama kami dengan sebuah mimpi.
Sekarang,Bibirnya melumat lembut. Aku hanya bisa terdiam, membiarkan bibirku mengikuti permainan bibirnya. Sekitar 30 detik kemudian, Dia melepas ciuman hangat itu.
"Shortcake."
"A! Itu cemilan yang diberikan Ibumu sebelum pulang tadi!"
.
.
.
.
.
Ini satu bulan yang berharga:)
-[Nama]Fin.
Hola, akhirnya ni fanfic berakhir juga, na, dengan berakhirnya ini buku, owe pun bisa nge-publish cerita yang udah owe janji-in di chap sebelumnya.
Btw, pada nyadar gak? Bakugou dan si reader kagak ada yang ngungkapin perasaan sama sekali.:D
Belum puas dengan akhir ini? Yodah,sisanya kalian bayangin aja sendiri, author izinin kok:p //plak!//
Yos, sampe sini aja kali ya?
Ketemu lagi di cerita berikutnya ya! Bye!
.
.
.Scarlet~
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY! [Bakugou x Reader] END.
FanfictionKeduanya memikirkan hal yang sama. Ya. "Kerinduan ini menyiksa" *Semua karakter BNHA milik horikoshi-sensei!.