*Kembali kemasa sekarang.
*3 tahun t'lah berlalu
[Senin, 20 Desember.]
"Sudah 3 tahun berlalu. Aku sangat senang akhirnya bisa kembali ke Jepang. Tapi kurasa, sekarang kesenangan tersebut sudah tak lagi berarti." Setelah kepulangan Monoma yang secara paksa, [Nama] duduk dipinggiran kasur tempat Bakugou beristirahat. Kantuk enggan menjemput dan membuat Dirinya tak tidur semalaman hingga pagi datang. Tak memperdulikan udara dingin yang menusuk tajam kulit tubuhnya yang berbalut kain tipis. Mata berkantungnya terus menatap nanar kearah sang Pria yang dicintai.
Tak percaya, masih tak percaya jika pria yang ditatap ini tengah melupakan dirinya sepenuhnya. Dia bertekad. Akan menanyakan padanya jika pria ini sudah siuman. Mungkin tekad ini, yang membuatnya menunggu semalaman.
Tangan [Nama] terangkat. Diletakkannya di puncak kepala Bakugou lalu mengusap pelan penuh kasih sayang. [Nama] menunduk. Mata kembali perih,ingin meneteskan lebih banyak air.
Tersentak seketika, saat tangan kanan Bakugou bergerak menyentuh tangan [Nama] yang bertumpu dikasur.
"Ba-Bakugou.." [Nama] bersuara pelan dan tergetar. Tangannya yang ada diatas kepala ikut menggenggam erat genggaman Bakugou.
Dilihatnya, mata lancip pria itu mulai terbuka memperlihatkan iris merahnya. Dia berekspresi bingung. Menatap [Nama] dengan tatapan tajam melebihi sebuah pedang.
"Apa-apaan kau.." Ucap Bakugou lemah, tangan yang menggenggam tangan [Nama] terlepas secara paksa.
"Bakugou, bagaimana keadaanmu?" [Nama] berusaha mengencangkan dan menceriakan suaranya. Menyembunyikan rasa sakit mendalam.
"Ukh.. hah.." Bakugou merubah posisinya agar terduduk. Meringis dan mendengus kasar. Setelahnya, memegangi kedua sisi dahinya menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri.
Sadar pria itu tengah kesakitan dibagian kepala. [Nama] bergegas mengambil obat yang dia letakkan dilaci meja yang ada disebelah bed.
"Ini, minum obatmu. Aku akan mengambil air putih sekarang." [Nama] beranjak kedapur dan kembali dalam 2 menit."Nah.. airnya :)" [Nama] mengarahkan segelas air hangat kepada Bakugou. Tersenyum manis. Hanya dibalas dengan tatapan tajam dan Bakugou segera merebut gelas tersebut dari tangan [Nama].
Selesai Bakugou meminum obatnya, [Nama] mengambil kembali gelas yang sudah kosong dan meletakkannya di meja sebelah tempat tidur.
"Anu.. Bakugou-"
"Aku lapar." potongnya. Saat [Nama] baru ingin bertanya suatu hal. Dia seketika menjadi lebih manja.
Tapi tetap saja [Nama] tidak membenci hal itu. Mata nya menatap lekat kearah iris [eye colour] gadis yang ada disamping bed nya.
"Huh, Baiklah. Akan kubuatkan bubur." Setelah menghela napas singkat, [Nama] tersenyum hangat kearah Bakugou. Lalu berjalan ingin menuju kedapur. Dalam hitungan detik, [Nama] membatu, tangan pria dibelakang menahannya untuk pergi. Sesaat setelah dirinya menoleh. [Nama] dikejutkan oleh satu bentakan.
"Tak usah! Aku tak minta bantuanmu! Aku bisa lakukan sendiri! Dan lihat wajah pandamu! Tidur sana!"
'Eh, lalu kenapa kau bilang 'Aku lapar' Senpai?' [Nama] langsung mengangguk patah-patah. Sementara hati membatin. [Nama] tak menyangkal. Dia tau, seberapa keras kepalanya Senpainya ini.
"Ba-baiklah, dan Kau bisa memakai semua bahan yang ada dikulkas sesukamu. Dah" Tangannya melepas paksa pegangan Bakugou.
[Nama] segera beranjak pergi menuju kamar sebelah. Saat sudah masuk. Dia menghempaskan diri dikasur. Menahan malu. Walau lupa, nyatanya senpainya itu masih peduli dengannya. Dia sedikit senang. Sedikit.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY! [Bakugou x Reader] END.
FanfictionKeduanya memikirkan hal yang sama. Ya. "Kerinduan ini menyiksa" *Semua karakter BNHA milik horikoshi-sensei!.