*Flashback.
"Lambat! Kemana saja kau!"
"Ah. Senpai, Maaf. Ada yang harus kuurus diruang guru, dan juga, kenapa senpai tidak makan duluan saja?"
Kening Bakugou mengerut, yang dikatakan adik kelas manisnya itu ada benarnya juga. Walau begitu, Bakugou tak ingin mengakui, jika sebenarnya dirinya ingin menunggu gadis tersebut.
"Cih! Diam! Ini karena kau lambat, Aku jadi kehilangan nafsu makanku." Bantah Bakugou ala-ala Tsundere.
"Oh? Kalau begitu bagaimana kalau itu untukku saja? Hehe" Gadis itu malah cekikikan. Tangannya ingin meraih kotak bekal bermotif boom milik Bakugou, tapi dijauhkan oleh sang pemiliknya sendiri.
"Kau pikir aku bodoh ha!"
"Eh,Why.. Senpai?" [Nama] malah bicara dengan logat bak orang amerika yang tinggal dijepang.
"Aku juga perlu makan bodoh, jam pulang masih lama!" Bentak sang senpai. Disambut wajah cemberut dari adik kelasnya tersebut.
"Katanya.. Nafsu makan hilang, dasar, Tsundere."
"Apa kau bilang hah?!!" Pipi chubby [Nama] dicubit gemas.
"Mmm.. tak ada-tak adaaa!!.. lepass.." [Nama] meronta-ronta, dan segera terduduk.
"Sudahlah senpai, sekarang duduk dan makan saja. Ehehe"ucap polos gadis itu, seakan tak terjadi insiden mengerikan apapun sebelumnya.
"Ck." Senpainya hanya menurut dan ikut terduduk asal diatap sepi disana. Yah,Sepi.
Hanya ada beberapa orang yang bahkan dapat dihitung menggunakan jari-jari kedua tangan. Terlebih lagi, jaraknya sangatlah tak terjangkau.
****
"Baru kusadari, tak pagi,maupun siang, pemandangan kota dari atap ini, Menakjubkan." [Nama] tersenyum lebar, ditemani ucapan yang mengalir bagaikan air pegunungan jernih dan segar saat terteguk.
Posisinya sekarang, adalah membelakangi Senpainya tersebut, setelah beberapa saat yang lalu, dirinya berjalan maju ke pagar pembatas di sana.
Pandangan redup, mengarah pada gadis yang tengah terpaku pada satu objek. Berpikir,bahwa pemandangan kota yang disebut-sebut spektakuler itu, telah terkalahkan oleh keindahan tak terhingga dari seorang gadis yang tak biasa.
Ketidaksopanan,tak tahu malu, sikap acuh tak acuh, dari seorang gadis SMA yang lebih muda darinya, malah diberi pandangan baik juga dicintai oleh seorang Bakugou Katsuki.
'Ha! Apa yang kulihat!? I-ini mulai tak beres! Di-dia! Gadis itu, ma-man-is' Bakugou asik bertempur dengan pikirannya.
Tubuh tegap bangkit, mendekat pelan pada sang gadis, bermaksud mengendap-endap. Pikiran seakan dikendalikan oleh iblis atau, malaikat(?), yang tanpa perintah maupun aba-aba, memaksa kedua tangan kekar melingkar dipinggang langsing.
"?!!! Se,Senpai?" Gadis yang nampak tak dapat mencerna apa yang terjadi, hanya melongo sambil pelan-pelan bertanya.
"Hah..." Daripada menjawab panggilan dari [Nama], Bakugou malah lebih memilih untuk menenggelamkan wajah memerahnya ketengkuk yang sedikit berkeringat.
"Nh.Se,senpai! Ka-kau mau hentai disini?!"
"Boleh ditempat lain yah?!..."
"Hah?!!"
Jawaban yang diharapkan lagi-lagi tak kunjung datang.Jujur saja, sikap Bakugou ini mulai membuat [Nama] ---sigadis pemberani--- khawatir.
"Apa? Tidak boleh hah? Senpai melakukan hal ini pada Kouheinya yang bacot ini." Ucap Bakugou tanpa beban apa pun pada suaranya. Suaranya melemah.
'Ha? Bocah SD pun tau, ini perbuatan cabul, Senpai!' Selagi [Nama] bercengkrama keras dengan pikirannya. Dirinya tak lagi sadar, si Senpainya itu mulai kelewatan.
Gadis itu berontak dan berpaling kepada senpainya dengan wajah cukup memerah.
"S,s,stop! Ini me-mem-malukan" ucap [Nama] lirih.
Hal ini malah semakin membangkitkan hasrat kejantanan Bakugou.Dirinya sekarang berpikir akan menciumnya. Dengan kedua tangan yang masih berada di pinggang [Nama], Bakugou menarik kencang tubuh [Nama] kedalam sebuah pelukan. Jarak antara wajah dan wajah tersisa 2 centi.
[Nama] yang tak bisa apa-apa lagi, sekarang hanya bisa menutup kedua matanya. Sejujurnya, dirinya juga tidak terlalu keberatan dengan hal ini.
.
Dalam hitungan detik, lelaki itu mulai mendekatkan bibirnya dengan bibir wanita didepannya.
.
.
.
Sedikit lagi.
.
.
.
Sedikit
.
.
.
'Dekat sekali!' Pikiran [Nama] memekik.
.
.
.
Ting tong(bel sekolah berbunyi)
.
.
.*FlashbackEnd.
"Dan.. kita berdua... malah memutuskan untuk kembali ke kelas masing-masing, tanpa sepatah kata apapun. ya kan?"
"Hah! Aku tak ingat pernah punya niat ingin menciummu!"
"Ukh! SENPAI, saat itu! Padahal kau sudah memberikan Ki-Ki-KissMar, ah! Pokoknya! Itulah!" Susah menyusun kata-katanya, [Nama] mulai ngelantur. Disertai wajah yang memerah bagai mabuk setelah minum sake.
"Bi-bicara Apa kau! Ma-Mau Kutabok hah?!"
Sesaat, keduanya sama-sama terdiam karena ditampar fakta yang datang dari masa lalu. Suram.
"Ah! L-Lupakan. Dan terpenting, kita sudah saling mengingat. Ini." Dengan semangat, [Nama] menyodorkan sebuah pisau lipat pink berkarat. "Kukembalikan." lanjutnya, sambil tersenyum manis.
"Hah...kenapa ada padamu?..." Bakugou, masih dengan wajah memerah. Meraih kasar benda yang diberikan.
"Ingatkan. Kau hampir membunuhku dengan benda itu. Bukankah ini berarti, tidak hanya Aku yang lupa denganmu?
.. ehe..." [Nama] tercengir puas."Jika Aku benar-benar melupakanmu, Aku sudah membunuhmu saat itu. Bego." Ucap Bakugou menggunakan nada angkuh.
"Heeee... bagaimana bisa.."
"Ini!" Bakugou menyibak rambut panjang [Nama] yang menutupi lehernya. Membuat Gadis itu sedikit terperanjat dari duduknya. Terkejut.
"A..I-ini.." [Nama] mengusap pelan, tanda lahir yang ada dilehernya. "Kau ingat ya." Senyum bahagia lagi-lagi ditampakkan gadis itu.
"Hmph!" Dengusan kasar diperdengarkan oleh Bakugou. Sekaligus senyum tipis yang terbentuk dibibir.
"Bakugou.. tidak, Sen....mm? Katsuki?"
"Apa?"
"Bersiaplah.., kita akan kerumahmu. Sekarang."
.
.
.
.
.
.
.To be continued.
Tak bisa berkata-kata. Pokoknya, maaf pendek, dan updatenya lama.>-<
.
.
.Scarlet
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY! [Bakugou x Reader] END.
FanfictionKeduanya memikirkan hal yang sama. Ya. "Kerinduan ini menyiksa" *Semua karakter BNHA milik horikoshi-sensei!.