1. Kencan Kilat

4K 258 12
                                    

- Dia menyukaiku. Tidak perlu disangkal lagi.  -


------------------------------------------------------

Happy Reading and Sorry for Typos❤

------------------------------------------------------
1. Kencan Kilat

Tahun Pertama

Sekolah asrama.

Kencan kilat.

Terdengar mustahil, akan tetapi terlaksana. Seaneh itu memang, akan tetapi para siswa antusias. Menghadiri acara tanpa visi dan misi yang jelas. Melupakan seluruh kewajiban menjerat, serta tugas yang diberi oleh pendidik.

Bersenang - senang.

Sesederhana itu pemikiran para siswa. Kesenangan merupakan tujuan utama bagi para siswa. Selagi ada waktu untuk bersenang - senang, sudah pasti akan digunakan dengan baik. Sekedar menghabiskan waktu bersama teman atau menonton film bersama. Itu sudah luar biasa, apalagi menghadiri kencan kilat. Itu seperti mimpi yang tak terbayangkan.

Akan tetapi, tidak semua bergembira. Misalnya, wanita yang hanya diam di sudut ruangan. Bae Sooji, nama yang indah, kan?

"Ayolah, acaranya hampir dimulai. Jangan tunjukkan wajahmu seperti itu, tidak akan ada pria yang memilihmu."

Itu Soojung menyahut, datang bersama Hyeri. Teman satu kamar yang tidak terpisahkan. Berlebihan. "Kau pikir aku peduli? Sungguh, ini sangat konyol. Sekolah harusnya memberi kesempatan untuk mencari pasangan sendiri, bukan dimanjakan seperti ini." ujar Sooji membalas.

"Kencan kilat bukan berarti kita diberi pasangan begitu saja. Pemilihan masih berlaku, Bae. Jangan berlebihan."

Sooji menggeleng. "Tidak, tetap saja kita dimanjakan. Apa perlu ku-eja?" ujar Sooji, membalas perkataan Hyeri. Gadis dengan tempramen buruk. "Jangan memancing amarahku, Bae. Jangan paksa aku untuk mengeluarkan sumpah serapah dengan segala pernak - pernik mewah ini."

Kedua bola mata Sooji memutar dengan pelan. Lalu, dengkusan keras ia ciptakan, bersamaan dengan kedua lengannya yang menarik dua teman sekamarnya. Terpaksa. Tidak ingin menjadi sasaran amukan dari temannya, Lee Hyeri.

"Aku terpaksa, bukan berarti ingin."

Soojung mengangguk, sementara Hyeri tidak peduli. Ketiganya menuju sebuah meja dengan nomor 5. Sesuai dengan pembagian kelompok yang telah diacak oleh pihak sekolah. Mereka hadir tanpa mengetahui calon pasangan mereka. Para pria yang mendapat nomor 5 juga tentu.

"Kau yakin itu kita mendapat nomor 5?"

Ayunan tungkai milik Soojung terhenti, diikuti oleh kedua temannya. "Nomor lima, ini benar. Apa yang salah memang?" tanya Hyeri, kemudian mengikuti arah pandang temannya. Meja nomor lima. Bibirnya nyaris terbuka dalam sekejap. Nomor lima. Pria tampan. Kakak kelas populer.

Shit. Ini bukan mimpi!

"Gila, nomor lima itu mereka?"

ManiakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang