- Masakanmu enak, aku suka. -
--
Sorry for Typos and Happy Reading!
--
10. Sundubu Jiggae
Setelah hari yang melelahkan itu, kehidupan mereka kembali seperti semula, begitu juga dengan tali pertemanan kubu perempuan dan juga lelaki. Kai dan Yura yang semakin mesra, sementara Jieun dan Kyungsoo yang berada dalam tahap pendekatan tampak malu-malu dan juga pasangan Hyeri dan Sehun yang sering adu mulut.
Semuanya benar-benar normal dan mereka memilih untuk percaya alasan yang Soo Ji berikan -tertidur-, kecuali hubungan antara Soo Ji dan Myungsoo yang belum terjalin lagi dan juga hubungan lelaki itu dengan Soo Jung yang masih dingin. Mereka belum berbicara kembali. Soo Jung tentu menghindar.
"Kau baik, Ji?"
Baekhyun membuka suaranya, dia sejak tadi mengamati Soo Ji yang tampak khusyu menyantap makan siangnya, tanpa berdebat dengan siapapun. "Aku tentu baik, mengapa pula beratnya?" jawab Soo Ji dengan decakan pelan. Dia melirik sinis pada pria yang duduk di sebelahnya dan bertingkah konyol.
"Yah, karena kau terus diam saja, aku pikir ada setan bisu yang sedang kau gendong," ujar Baekhyun dengan nada jenaka yang dihadiahi makian oleh Soo Ji.
"Sialan! Candaanmu sangat payah sekali!"
Keduanya tertawa kecil, tanpa peduli pada mereka yang ikut mengisi meja makan sedang memerhatikan aksi keduanya. "Setidaknya wajah tampanku menyelamatkan candaan payahku, bukan?" timpal Baekhyun yang membuat Soo Ji memukul lengan lekaki itu pelan, mereka melanjutkan tawa.
"Sakit tahu!"
"Lemah sekali dirimu, Byun."
Baekhyun tertawa ketika Soo Ji menjulurkan lidahnya untuk mengejek. Dengan gemas, tangan lelaki itu terulur mengacak surai hitam milik Soo Ji. Tentunya menimbulkan sorakan heboh tanpa keduanya sedari.
"Wah, adegan romansa apa di siang hari yang terik ini!"
Kai berteriak sembari bersiul dengan wajah jahil. Soo Ji dan Baekhyun sontak menengok dan keduanya mendengkus.
"Apa-apaan kau," dumel Soo Ji dengan wajah berkerut.
"Apa ada yang kami lewatkan, eoh? Jadi, kapan tepatnya kalian sudah resmi menjadi sepasang kekasih?"
Kai dengan mulut besarnya. Tidak akan pernah berubah. "Yya, kau dan mulutmu itu! Bisa diam tidak, sih? Yura, bagaimana bisa kau menerima lelaki bermulut waria seperti dia? Putuskan saja dia!" kutuk Soo Ji, wajahnya sudah siap berperang jika diperlukan.
"Yya, Bae Soo J-"
"Berhenti bicara, Kim Jong In sebelum aku benar-benar menghasut Yura untuk memutuskanmu!"
Alhasil, Kai mengatupkan bibirnya dengan rapat. Membuat tawa mereka pecah begitu saja. Myungsoo tampak malas dan memilih untuk beranjak pergi tanpa sepatah kata pun. Bahkan, beberapa orang yang berada di kantin menyadari aura gelap lelaki Kim itu.