- Ibu baginya hanya sebuah status tanpa arti. -
**
Sorry for typos and happy reading.
**
17. IBU
Pada awalnya Bae Sooji tak mengerti alasan di balik sikap dingin kedua orang tuanya. Yang Sooji ketahui adalah kedua orang tuanya menikah dan tinggal dalam satu atap hingga dirinya hadir sebagai pelengkap. Sebuah dongeng tentang keluarga yang selalu diceritakan sang guru dan diterapkan dalam kehidupan orang tuanya.
Seiring berjalannya waktu dan usia terus bertambah, Sooji selalu merasa ada yang janggal. Ayah dan ibunya selalu tersenyum di hadapan publik saat menghadiri pertemuan, namun selepas mereka di rumah, keduanya saling diam dan tidak pernah ada satupun tindakan-tindakan hangat yang selalu ditunjukkan di depan publik. Hingga pada akhirnya, dia diharuskan dewasa sebelum waktunya. Usianya masih sembilan tahun saat itu dan harus menerima kondisi berat. Berterima kasihlah kepada setiap orang yang terus bergunjing perihal kehidupan keluarganya.
Usia ayah dan ibu Sooji terpaut cukup jauh, sang ayah lebih tua enam belas tahun dari sang ibu. Menurut yang didengarnya, mereka menikah atas hubungan bisnis. Kehadiran Sooji hanyalah sebuah formalitas sebagai calon penerus bisnis keluarga. Hal sepertu itulah yang selalu Sooji dengar sejak berusia muda.
Sang ayah meninggal dunia ketika usia Sooji menginjak angka sebelas. Setelah itu, ibunya diharuskan menggantikan posisi sang ayah sebagai pengelola bisnis. Seiring dengan tuntutan dalam dunia bisnis yang membuat sang ibu tertekan, hal tersebut pun ditujukan kepada Sooji. Sejak usia sebelas, dia sudah memiliki banyak tuntutan dan tumbuh tanpa kasih sayang orang tua dengan baik. Dia terbiasa mandiri dan berkerja keras agar hasrat sang ibu puas.
Lalu, tepat setahun setelahnya sang ibu sering kali tidak pulang dengan dalih pekerjaannya yang sibuk dan diharuskan tetap berada di kantor. Semula Sooji percaya pada setiap kalimat yang ibunya berikan, hingga suatu saat dia tidak sengaja melihat sang ibu berpergian dengan seorang laki-laki dan gadis yang terlihat seusianya.
Dan- dia diharuskan menjadi dewasa lagi, kenyataan bahwa sang ibu tetap menjalin hubungan dengan kekasih sepanjang pernikahannya dengan sang ayah cukup membuat psikis Sooji terganggu. Terlebih tekanan yang ibunya selalu berikan dan beberapa kejadian yang membuat dirinya terpaksa menjalani terapi sejak usia dua belas. Sang ibu tak pernah menemani dan membiarkan dirinya menghadapi semua itu seorang diri.
"Ibu tidak ingin berita ini diketahui media, agar tidak menarik perhatian publik, ibu tidak menemanimu. Kau harus ingat, tidak boleh ada satu cacat pun dalam keluarga Bae," perintah sang ibu pada waktu itu, memberi alasan mengapa Sooji melewati masa itu seorang diri.
Kim Hee Ae memang sehebat itu, dalam artian konotatif. Ibunya tak banyak berubah hingga saat ini. Dia sudah tinggal seorang diri sejak kecil, ibunya lebih sering berpulang pada keluarga kecilnya daripada harus direpotkan mengunjungi dirinya. Hidupnya telah diserahkan penuh pada seorang psikiater yang lebih mirip sebagai seorang pengadu. Hidup Sooji sepenuhnya di bawah pengawasan dan tekanan. Dia sekedar boneka.
"Sooji!"
Lamunan Sooji buyar ketika suara nyaring memanggil namanya, dia sedang berjalan menuju kantin hendak mengisi perutnya seorang diri. Itu Hyeri yang sedang berkumpul bersama lainnya. Sejak dua hari yang lalu -saat ibunya berkunjung- Sooji menghindari, beruntung ruang ujian mereka berbeda, jadi Sooji tak perlu bersusah payah menghindar.